Tujuh

545 158 57
                                    

"yaudah gue sanggup untuk syarat yang pertama."

"Syarat yang keduanya?" Tanya Fariz.

"Mmm syarat yang kedua emangnya apaan ya?" Tanya Tata pura-pura lupa.

"Syarat yang kedua, lo gaboleh ngikutin gue lagi kalo pulang sekolah." Jawab Fariz masih dengan nada cuek dan dinginnya.

"What? Kak Fariz ubah syarat yang kedua." Batin Tata.

Seketika itu ingin rasanya Tata berteriak keras mendengar ucapan Fariz yang mengubah syarat yang kedua. Tapi Tata masih sadar diri, posisinya masih bersama Fariz. Kalau Tata berteriak, yang ada Fariz malah kesal melihatnya.

"Kenapa lo bengong, gue ganti lagi kalo gitu."

"Ehh nggak nggak, iya gue sanggup, Riz." Ucap Tata sedikit gugup ketika mengucapkan nama Fariz. "Berarti gue masih bisa deket sama lo dong?" Tanya Tata.

Fariz hanya diam mendengar pertanyaan Tata. Ia sebenarnya sudah risih melihat cewek-cewek yang berusaha mendekatinya termasuk Tata.

"Lo gak usah ngarep gue mau sama lo." Ucap Fariz.

"Kenapa?" Tanya Tata.

"Gue gak suka lo, lo ngerti gak sih. Gue tuh risih liatnya." Kata Fariz sedikit kenaikan volume suaranya.

Hati Tata sebenarnya sakit mendengar ucapan Fariz. Ingin rasanya ia menyerah. Tapi ini baru permulaan bagi Tata, ia harus terbiasa dengan sikap cuek, dingin, bahkan perkataan yang membuat sakit hati Tata, karena ia ingin memperjuangkan rasa cintanya pada Fariz.

"Terserah gue pasti bisa dapetin lo. Gue akan berjuang." Ucap Tata dengan penuh keyakinan.

Fariz tidak menjawabnya, ia hanya memutar bola matanya.

"Eh, ehh, belok kanan." Kata Tata. Ketika mobil Fariz melewati jalanan yang mengarah ke rumah Tata. Fariz pun kemudian memutar balik arah dan menuruti perintah Tata.

Sesampainya didepan sebuah rumah yang bisa dibilang mewah dan besar, Tata pun menyuruh Fariz untuk memasukan mobilnya kedalam halaman rumah Tata. Tapi Fariz menolaknya.

"Gak, gue sampe sini aja." Tolak Fariz.

"Oh yaudah, makasih ya, lo gamau masuk dulu." Kata Tata setelah keluar dari mobil. Namun Fariz tidak menjawabnya, bahkan melihat wajah Tata saja tidak, ia langsung menyalakan mobilnya dan langsung melesat pergi dari rumah Tata.

"Huuuh dasar cowok es batu." Kesal Tata ketika melihat perlakuan Fariz. "Tenang Ta, tenang. Ini adalah bagian dari perjuangan." Katanya sambil mengelus-elus dadanya. Seakan-akan menyemangati dirinya sendiri untuk bersabar.

Tata pun masuk kedalam rumah. Dirumah Mamanya sudah menunggunya karena ia melihat Tata diantar oleh seseorang. Mau tak mau Tata pun menceritakan semuanya kepada Mamanya.

*****

"Ini adalah pertama kalinya gue nganter cewek kerumahnya setelah 4 tahun lalu." Batin Fariz.

*****

"Fariz kamu udah sampe?" Tanya papanya. Yang melihat anaknya sedang santai di sofa ruang tengah.

"Belum pa, Fariz masih dijalan." Jawab Fariz.

"Haha, ngelucu kamu." Kata papanya sambil tertawa. Terkadang Fariz memang memiliki selera humor yang tinggi ketika bersama papanya. Namun ia tidak pernah menunjukkannya kepada orang lain selain papanya, bahkan kepada sahabat-sahabatnya pun ia masih bersikap dingin dan cuek.

"Udah tau tapi masih nanya." Kata Fariz.

"Papa basa-basi Riz." Ucap papanya. "Tadi kamu mampir nggak kerumah Tata?" Lanjutnya.

Sweet coldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang