Delapan

515 144 61
                                    

~Diluar senyum, diluar tertawa, diluar kuat. Padahal yang sebenarnya, didalam sedih, didalam menangis, didalam rapuh.

Dikelas Tata hanya menenggelamkan wajahnya pada kedua tangannya yang ditumpuk diatas meja.

"Ta, lo jangan nangis dong, gak papa gagal juga, kan masih ada besok." Ucap Yanda menyemangati Tata sambil mengelus-elus pundaknya.

Tidak ada jawaban. Sampai akhirnya Fanny datang dan menghampiri mereka. Melihat Tata seperti itu, Fanny pun langsung menatap Yanda untuk meminta penjelasan.

"Tadi Tata ditolak kue coklatnya sama kak Fariz." Kata Yanda menjelaskan ke Fanny.

"Yaampun Tata." Kata Fanny sambil memeluk Tata yang masih menenggelamkan wajahnya ditangannya. "Lo jangan sedih dong Ta, nanti gue sama Yanda jadi ikut sedih."

"Gak papa kok." Kata Tata kemudian mengangkat wajahnya. "Selama ada kalian, gue kuat kok." Lanjutnya.

"Aaaaa...." Ucap Yanda dan Fanny berbarengan. Dan mereka bertiga pun berpelukan.

"Kalo lo udah nggak kuat, jangan maksain buat kuat ya." Pesan Yanda.

"Iya Ta, manusia juga punya kekuatan yang terbatas, punya kesabaran yang terbatas. Sekiranya lo udah sakit hati banget. Lo mendingan mundur." Kata Fanny menambahkan.

"Karena sesuatu yang dipaksa nggak bakalan baik buat kedepannya." Lanjut Yanda.

"Duhhh sekarang mah kalian bijak. Terharu kan gue dengernya." Kata Tata berkaca-kaca. Mereka bertiga hanya tersenyum. Dan berpelukan.

*****
Hari ini Fariz dan sahabat-sahabatnya sedang berkumpul dirumah Garan. Rumah Garan juga besar dan mewah. Papanya Garan juga punya banyak cabang bisnis. Dan salah satunya papanya Garan punya salah satu mall di Jakarta. Tapi Garan tidak menunjukan kalo dia orang kaya, karena dia rendah hati. Dia juga orangnya humoris, pokoknya receh banget.

"Nah kan lo kalah lagi hahaha. Garan memang tiada tandingnya. Hahaha." Kata Garan sambil tertawa puas. Ya Reygan dan Garan memang sedang main game dikamar Garan. Sedangkan Raffi sedang memainkan ponselnya sambil rebahan disofa kamar Garan. Sedangkan Fariz dia sedang berbaring di kasur king size nya Garan sambil memejamkan matanya.

"Tau ah males gue." Kata Reygan sambil membanting stick game nya.

"Woy tiati yah loh kalo sampe stick game gue rusak." Teriak Garan sambil mengambil stick game yang dibanting Reygan.

"Bodo." Jawab Reygan sambil berbaring di sebelah Fariz.

"Sialan lo." Timpal Garan kesal.

"Riz, lo marah sama gue? Daritadi Lo diem aja loh sama gue." Tanya Reygan pada Fariz.

"Lah kan emang si Fariz mah emang suka diem orang dianya aja manusia es hahahaha." Kata Garan sambil tertawa. Melihat kelakuan Garan Raffi pun langsung melempar bantal sofa tepat mengenai kepala Garan. "Sakit bego." Teriak Garan.

"Biarin biar lo tau rasa." Balas Raffi. Kemudian Raffi dan Garan pun ikut berbaring disebelah Reygan dan Fariz.

"Riz?" Tanya Reygan.

"Nggak." Jawab Fariz masih dengan nada dingin dan cuek khasnya.

"Lo suka sama Tata?" Tanya Reygan lagi.

"Nggak." Jawabnya.

"Terus lo kenapa seolah-olah marah sama gue." Tanya Reygan lagi.

"Gue gak marah."

"Kenapa lo diemin gue?" Tanya Reygan lagi. "Gara-gara gue ambil kue coklat yang buat lo dari Tata?"

"Gue gak marah sama siapa-siapa." Tegas Fariz.

Sweet coldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang