Dua Puluh

350 36 19
                                    

~Bagaimana? Hari-harimu menyenangkan tanpa aku?

Flashback on

Hari itu sudah dua hari Tata dan Fariz saling mendiamkan. Dan sejak itu pula Ezra mulai mendekati Tata kembali. Setiap mau berangkat sekolah Ezra selalu menjemput Tata dan pulang sekolah pun Ezra selalu menjemput Tata, padahal jarak dari sekolah Ezra dan Tata cukup jauh. Dan berkali-kali juga Tata menolak Ezra karena ia tidak ingin Fariz melihatnya dan semakin menjauhinya walaupun niat Tata ingin move on dari Fariz tapi tidak dengan hatinya.

Sudah hari ke lima Ezra mendapat penolakan saat ingin menjemput Tata pulang sekolah bersama. Ezra menghembuskan nafas kasar saat mobil pribadi Tata baru saja melesat dari depan gerbang sekolah Tata.

Tiba-tiba ada seseorang yang membuat Ezra terkejut karena pundaknya ditepuk. Saat Ezra berbalik ia mendapati seorang perempuan yang tak pernah ia kenal.

"Lo sama kayak gue," Kata perempuan itu. "Selalu mendapat penolakan." Lanjutnya.

"Lo siapa?" Tanya Ezra.

"Bisa kita bicara sebentar?" Tanya perempuan itu.

Ezra sebenarnya tidak ingin membuang waktunya untuk hal yang tidak penting. Tapi perempuan yang ada di hadapannya kini sepertinya cocok untuk di ajaknya bercerita, apalagi nasibnya sama seperti dirinya yang selalu mendapat penolakan.

Sampailah mereka di sebuah kafe. Saat ini Ezra sedang duduk berhadapan dengan seorang perempuan asing yang mengajaknya ke sini.

"Mau pesan apa?" Tanya perempuan yang sedang dihadapan Ezra. "Gue traktir deh itung-itung karena Lo mau ajak gue ke sini." Lanjutnya.

"Samain aja kayak lo." Jawab Ezra tidak berselera.

Setelah itu perempuan itu melambaikan tangan kepada seorang pelayan kafe tersebut. Saat menunggu pesanan makanan dan minuman datang terjadi keheningan antara Ezra dan perempuan itu hingga akhirnya pesanan sudah ada di hadapan mereka.

Perempuan itu segera menyeruput secangkir kopi pesanannya. Disusul oleh Ezra.

"Ck sebelumnya kenalin nama gue Nindy." Ucap perempuan yang ada dihadapan Ezra sambil mengulurkan tangannya. Namun Ezra tidak membalas uluran tangan Nindy.

"Lo mau ngomong apa?" Tanya Ezra sambil memalingkan wajahnya.

"Oke, pertama gue tau kok kalo lo suka kan sama Tata?" Tanya Nindy. Ezra terkejut ketika Nindy mengetahui Tata, apalagi Nindy tahu jika dirinya menyukai Tata.

"Lo pasti bingung kan kenapa gue tau?  Oke gue ceritain. Sebenarnya posisi lo sama kayak gue, sering ditolak sama orang yang kita sukai. Lo tau kenapa Tata selalu tolak lo?" Tanya Nindy sambil menatap Ezra serius.

Ezra sebenarnya merasa kesal karena pertanyaan Nindy cukup membuat dadanya sesak. "Karena dia udah punya cowok." Ucap Ezra.

"Dan lo harus tau kalo cowok yang selalu sama Tata itu adalah cowok yang gue sukai, gue sayangi dan gue cintai. Dan karena cewek sialan itu gue jadi gak bisa balikan sama Fariz." Ucap Nindy dengan tatapan sendu. Tangan Nindy perlahan mulai mengepal.

Ezra sebenarnya merasa iba melihat Nindy tapi ia tidak rela jika Tata disebut 'cewek sialan' oleh Nindy.

"Lo gak usah sebut Tata cewek sialan. Kalau pun gue ditolak terus-terusan sama Tata gue akan terus berjuang. Lagian gue lihat akhir-akhir ini dia juga jauh sama cowok yang Lo kejar."

"Iya emang mereka lagi bertengkar. Awalnya gue pikir dengan mereka bertengkar gue bisa deketin Fariz dan dapetin dia lagi tapi ternyata salah. Fariz sams aja gak nerima gue. Dan gue sering liat lo yang terus-terusan ditolak Tata ketika lo jemput Tata pulang sekolah." Nindy mengembuskan nafasnya.

Sweet coldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang