Dua puluh lima

324 25 1
                                    

~Kenali seseorang lebih dekat sebelum menilai.

Setelah Tata sampai di Lucy's kafe, Tata segera mengedarkan pandangannya mencari sosok yang akan ia temui, sebenarnya Tata juga tidak tahu siapa yang akan ia temui. Sampai tiba-tiba getar handphonenya di tas selempang yang ia kenakan bergetar.

Nomor tidak dikenal :
Gue di pojok deket jendela,
sebelah kanan lo.

Ternyata orang yang akan ia temui mungkin sedari tadi melihat keberadaan Tata yang mencarinya. Tata pun segera menengok ke arah kanannya. Terlihat seseorang yang menggunakan jaket hitam dan topi hitam sedang duduk membelakanginya menatap ke arah jendela.

Dengan sedikit gugup, Tata pun mulai melangkah mendekatinya. Tata sebenarnya takut jika orang itu adalah orang jahat yang akan mencelakainya. Tapi pikiran buruk itu segera ia tepis jauh-jauh.

"Permisi, lo yang nyuruh gue ketemuan?" Tanya Tata saat ia sudah berada dibelakang orang tersebut. Orang tersebut pun lalu membalikan badannya dan menatap Tata.

Tata sangat terkejut, bagaimana bisa orang yang mengajaknya bertemu adalah orang yang tidak asing bagi Tata, bahkan orang yang tidak ingin Tata temui lagi.

"Ezra?" Ucap Tata sambil menutup mulutnya tidak percaya. Tata hendak membalikan badan dan segera pergi, namun Ezra mencekal tangan Tata.

"Ta, please jangan pergi dulu, ada yang mau gue omongin." Ucap Ezra memohon.

"Lepasin gue, lo jangan berani-beraninya megang tangan gue." Ucap Tata sambil menepis tangan Ezra yang mencekal tangannya.

"Gue mohon, sebentar aja, dan... Untuk terakhir kalinya." Ucap Ezra sambil menunduk.

"Terakhir kalinya?" Batin Tata. Sebenarnya Tata takut jika Ezra mungkin saja sedang merencanakan sesuatu yang jahat untuknya. Tapi mengingat Ezra yang mengajaknya ketemuan di tempat yang banyak orang seperti kafe ini, Tata yakin bahwa Ezra tidak akan berbuat jahat walaupun Tata ragu.

"Please sebentar aja. Gue mohon Ta, gue janji gak bakal macem-macem." Ucap Ezra yang masih menunduk.

"Awas kalo lo macem-macem gue bakalan teriak." Ucap Tata. Ezra pun mendongak menatap Tata kemudian tersenyum.

"Makasih Ta." Ucapnya. Walaupun Ezra menampilkan senyumnya dihadapan Tata, tapi Tata bisa melihat, bahwa senyuman yang Ezra tampilkan di hadapannya adalah senyuman kepedihan. Dengan malas-malasan Tata segera duduk di kursi dihadapan Ezra.

"Mau pesan apa?" Tanya Ezra.

"Gak usah gue gak lama." Ucap Tata ketus. Ezra yang melihat sikap Tata seperti itu hanya mengangguk memakluminya, bahkan Ezra merasa pantas di perlakukan seperti itu oleh Tata akibat perbuatan jahatnya.

Melihat Ezra yang diam saja sambil menunduk membuat Tata merasa bahwa ia menemuinya hanya membuang-buang waktu saja.

"Kalo lo gak mau ngomong gue pergi." Ucap Tata. Ezra langsung mendongak menatap Tata. Terlihat tatapan sedih yang Tata lihat. "Kenapa?" Tanya Tata.

"Ta, gue mau minta maaf sama lo," ucap Ezra menumpahkan penyesalannya. "Gue sebenarnya gak ada maksud buat jahatin lo. Itu semua... "

"Stop! Gue gak mau denger penjelasan lo." Ucap Tata sambil berdiri. Ezra dengan cekatan segera menahan Tata yang hendak pergi. "Jangan pegang-pegang gue!" Bentak Tata pada Ezra yang membuat sekitarnya menengok ke arahnya.

"Duduk dulu sebentar, gue gak macem-macem." Ucap Ezra memohon. Tata pun duduk kembali.

"Gue minta maaf, gue mohon Ta maafin gue. Gue bener-bener bodoh, pengecut, brengsek Lo boleh ngatain gue apapun asal lo maafin gue Ta," ucap Ezra.

Sweet coldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang