Empat Belas

454 79 32
                                    

~Yang tidak terucap, bukan berarti tidak terasa.

Kringgg....

Bel pulang sekolah terdengar nyaring diseluruh penjuru sekolah SMA Pelita. Murid-murid yang sudah lelah akan belajar pun sangat girang dan bersemangat untuk segera pulang.

Pukul 16.05 sore. Tata melihat jam tangan yang melingkar ditangan kirinya. Dari tadi ia menunggu seseorang yang sudah berjanji akan mengantarnya pergi ke toko buku. Ya, siapa lagi kalo bukan Farizayn.

"Duhh lama banget sih, awas aja kalo gaada. Gue bak..." Umpatan Tata terpotong ketika melihat sosok yang ia tunggu muncul tak jauh dari hadapannya ketika ia membalikan badannya.

"Lo lagi ngomong apa?" Tanya Fariz yang langsung menghampiri Tata. Sebenarnya masih banyak siswa siswa-siswi yang masih lalu lalang untuk pulang dan yang sedang menunggu jemputan. Dan mereka terutama siswi-siswi yang melihat Fariz menghampiri Tata mulai menatap Tata tidak suka. Dan kini Tata sudah menjadi pusat perhatian.

"Udah deh buruan gue gasuka diliatin." Kata Tata sambil menarik tangan Fariz yang membuat siswi lain yang melihatnya semakin geram. Pasalnya Fariz tidak pernah menghampiri cewek manapun disekolah, terlebih lagi kini tangannya dipegang oleh cewek yang tak lain adalah Tata.

Tata ternyata menarik tangan Fariz dan membawanya ke parkiran.

"Cepetan, kita langsung ke toko buku." Titah Tata pada Fariz.

"Emangnya gue supir lo." Kesal Fariz karena Tata seenaknya menyuruhnya.

"Yaelah, udah cepetan deh, lo kan udah janji hehe." Tata cengengesan sambil menatap Fariz dan menunjukan mata memohonnya pada Fariz.

"Gemes." Ucap Fariz keceplosan.

"Hah?" Tata terkejut mendengarnya. "Apa?"

"Duh bego banget sih gue, keceplosan segala." Batin Fariz.

"Ngga, udah ayo." Kata Fariz mengalihkan pembicaraan sambil melangkah menuju mobilnya.

"Ihh gamau, lo bilang apa dulu tadi." Ucap Tata yang tak mau beranjak dari tempat ia berdiri.

"Ngga." Jawab Fariz singkat.

"Ihh gamau, ucapin sekali lagi atau gue pulang naik taksi nih." Kesal Tata pada Fariz yang tak mau mengulangi perkataannya lagi.

"Yaudah syukur lo pulang naik taksi biar gue gak repot nganter lu."

"Ihhh Fariz lo tuh nyebelin banget sih." Tata kesal dengan tingkah Fariz, akhirnya ia mengalah dan mengikuti langkah Fariz dengan menghentak-hentakan kaki.

"Hehe." Fariz terkekeh pelan. Dan sebuah senyuman puas pun terpampang di bibirnya.

****

"Jadi lo mau beli yang mana?" Tanya Fariz untuk kesekian kalinya pada Tata yang sedari tadi sedang memilih-milih novel yang ada di rak buku hadapannya.

"Duhh Riz, bentar dikit kenapa sih." Jawab Tata dengan mata yang masih fokus pada novel yang tertata rapih di rak buku hadapannya.

Sudah hampir 1 jam Tata hanya berfokus memilih novel yang akan ia beli. Dan Fariz sudah mulai bosan melihat Tata yang sedari tadi bolak balik ke setiap rak buku yang ada di toko buku itu.

"Ta, ini udah sore, lo gak bosen apa sedari tadi cuma pilih-pilih novel doang?" Tanya Fariz yang sudah mulai kesal. Namun Tata menghiraukannya. Dan pada akhirnya Fariz hanya menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya pelan.

"Nahhh ini nih yang gue cari!" Teriak Tata yang berhasil membuat semua orang yang ada di toko buku itu memperhatikannya. Fariz juga terkejut ketika Tata berteriak.

Sweet coldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang