~ Tetaplah begini dan jangan berubah. Tetaplah menjadi seseorang yang tidak pernah bosan untuk berada di dekatku.
"Huaa... yaampun sweet banget sih film tadi." Ucap Tata setelah mereka baru saja keluar setelah menonton film yang mereka pilih. Ralat, bukan mereka berdua yang memilih film bergenre romantis tersebut, tetapi Tata yang memilihnya. Tata yang memaksa Fariz untuk menurutinya agar menonton film bergenre romantis daripada pilihan Fariz yang menginginkannya menonton film bergenre horror. Dengan terpaksa Fariz pun menurutinya.
Berbeda dengan wajah Tata yang sumringah setelah menonton film romansa yang berakhir dengan happy ending, wajah Fariz tetap sama saja seperti biasanya datar, ya DATAR. Dan hal itu yang membuat Tata terheran-heran melihatnya.
"Ihh Riz, kok lo biasa aja sih?" Tanya Tata penasaran.
"Maksud lo?" Tanya Fariz.
"Lo gak baper gitu setelah nonton film tadi?"
Fariz mengerutkan alisnya ketika mendengar pertanyaan Tata. "Gak, biasa aja." Ucap Fariz sambil mengangkat bahunya.
Tata yang melihatnya merasa aneh. Padahal rata-rata semua orang yang menonton film tersebut dibuat baper. Bahkan tadi Tata sempat melihat ada seorang cowok yang menangis saat adegan sedih dalam film tersebut.
"Ihh dasar aneh lo kayak gak punya perasaan aja lo." Ucap Tata.
"Ya terus gue mesti gimana? Harus baper sampe nangis darah gitu?" Tanya Fariz.
"Ya gak gitu juga es batu."
"Kenapa lo panggil gue es batu terus?" Tanya Fariz serius yang penasaran terhadap Tata yang sering memanggilnya es batu.
"Karena kalo gue panggil lo es dawet yang ada gue malah nyanyi dong, cendol-cendol dawet-dawet, cendol-cendol dawet-dawet, cendol dawet seger Piro limangatusan terus gapake ketan ji.....mmmpp." Tangan Fariz berhasil membungkam tangan Tata yang berjoget sambil bernyanyi salah satu lagu yang dinyanyikan oleh Didi kempot yang berjudul Pamer Bojo.
"Diem lo berisik! Malu-maluin tau." Ucap Fariz. Setelah dirasa Tata diam, Fariz melepaskan tangannya dari mulut Tata. Tata yang merasa kekurangan oksigen pun segera mengambil nafas panjang setelah tangan Fariz melepaskannya dari mulutnya.
"Ih nyebelin!" Ucap Tata pada Fariz sambil memberikan tatapan tajam.
"Bodo." Jawab Fariz tak peduli.
"Riz kenapa lo gak baper sama film tadi?" Ucap Tata sekali lagi, namun Fariz hanya mengangkat bahunya kembali. "Oh gue tahu, atau jangan-jangan lo homo ya? Jadi gak suka sama film tadi karena tokoh utamanya cowok sama cewek. Iya kan?" Ucapan Tata yang terbilang masih bisa didengar oleh pengunjung mall yang berlalu lalang sontak membuat beberapa orang menatap Fariz, objek pembicaraan yang Tata tuju.
Fariz kesal karena perkataan Tata yang menuduhnya homo. Padahal jelas saja Fariz adalah lelaki normal seperti pada umumnya. Bahkan ada beberapa orang yang menatapnya setelah mendengar perkataan Tata. Fariz pun segera mendekatkan dirinya pada Tata, sedikit membungkuk dan...
"Gue gak homo, gue masih suka cewek kok. Kayak lo misalnya." Bisik Fariz tepat ditelinga Tata yang membuat Tata terkena serangan jantung mendadak. Eh bercanda deng hehe. Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa jantung Tata seperti berhenti mendadak saat itu. Ia pun tidak kuat dengan bisikan maut Fariz. Sedangkan pelakunya yang tak lain Fariz hanya tersenyum kemenangan saat melihat Tata bengong dibuatnya dengan pipi yang merah.
"Oh tuhan, ini bukan mimpi kan? Tenggelamkan aja gue saat ini." Batin Tata.
"Udah buruan jangan bengong." Ucap Fariz yang membuyarkan lamunan Tata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet cold
Teen Fiction"Pernah gak sih kalian ngalamin suka sama kakak kelas kalian pas sekolah ataupun pas masa-masa sekolah?" "Dan inilah cerita gue tentang perjuangan gue buat bisa dapetin kakak kelas yang cueknya minta ampunnnnn:'((("