~Ternyata rasa sakit yang paling sakit adalah ketika disakiti oleh orang yang kita sayang.
Jam sudah menunjukkan pukul 17.00 sudah dari siang tadi semenjak Tata pulang dari taman ia mengunci diri di kamarnya. Tata masih berbaring di kasurnya dengan mata terpejam dan menyisakan air mata yang mulai mengering di pipinya. Hingga akhirnya suara ketukan pintu kamarnya membangunkannya.
Tok...tokk...tokk
"Tata, Ta, Tata bangun dong, kamu dari tadi siang belum makan," Namun Tata masih ragu untuk keluar kamar. "Ta, ayo keluar dong kamu kenapa ngunci terus di kamar? Ada masalah? Coba sini cerita sama Mama."
"Nggak papa kok Ma." Jawab Tata dengan suara serak khas orang yang habis menangis.
"Tuhkan pasti kamu kenapa-napa." Mama Tata tentu khawatir akan keadaan anaknya yang dari tadi siang mengunci diri di kamar, dan lagi-lagi suara Tata yang seperti habis menangis.
*****
Flashback on.
"Ta, tungguin gue!" Teriak Fariz ketika Tata terus saja berlari menjauh darinya. Tata berhenti tanpa menoleh ke arah Fariz. Dada Tata sudah sangat sesak, air matanya tak kunjung berhenti menetes di pipinya. Tata sudah sakit hati terhadap perlakuan Fariz yang ia tak mengerti.
"Gue bisa jelasin." Ucap Fariz mulai melembut.
"Gak usah, thank gue gabutuh penjelasan Lo. Udah cukup ngerti kok dan sadar kalo gue bukan siapa-siapa Lo, gua cuma berusaha bikin Lo suka sama gue sama kayak yang gue rasain ke Lo," Tata menarik nafas panjang lalu menghembuskannya. "Nyatanya emang gue gak berhasil. Dan di sini gue ngerti, kalo Nindy lebih berarti buat Lo di banding gue."
Fariz yang melihat Tata semakin menunduk dan kembali meneteskan air matanya semakin tidak tega. Ingin rasanya Fariz menghampiri Tata untuk memeluknya dan menjelaskan semuanya. Namun Fariz masih bertahan dengan sikap dinginnya.
"Lo salah, gue gak pernah anggap Nindy lebih berharga dari Lo." Ucap Fariz.
Tata mengangkat wajahnya memberanikan diri menatap Fariz seolah meminta penjelasan yang lebih.
"Lo tahu sendiri kan kalo Nindy udah bikin hati gue hancur. So? Apalagi yang harus gue nilai baik dari Nindy?" kata Fariz.
Tata hanya tersenyum getir. "Udahlah Riz Lo gak usah munafik seolah-olah lo gak suka sama Nindy tapi Lo malah ketemuan."
Fariz menghembuskan nafas. "Gue ada alasan kenapa gue ketemu sama Nindy," Fariz duduk disebuah bangku yang ada di taman dan menyuruh Tata duduk di sampingnya. Akhirnya Tata duduk di samping Fariz dengan mata yang masih memanas. "Gue bakal ceritain."
Sepulang sekolah kemarin.....
Setelah pulang sekolah Fariz langsung merebahkan dirinya di kasur kamarnya. Matanya mulai terpejam, tapi tak berapa lama handphone disakunya bergetar. Fariz segera mengecek handphone nya. Ada ebuah pesan dari nomor asing.
081xxxxx :
Hai Riz, apa kabar?Fariz hanya mengabaikannya. Namun tidak berapa lama kemudian handphone nya bergetar kembali.
081xxxxx :
Oke, gue cuma mau
bilang, temui gue
besok siang kalo lo
gamau cewek yang lagi
deket sama lo celaka !Fariz yang melihat pesan tersebut langsung membelalakkan matanya. Ia sedikit terkejut setelah membaca pesan tersebut yang seolah-olah mengancamnya.
Ia kembali berfikir siapa cewek yang sedang dekat dengannya. Bahkan Fariz saja tidak mempunyai teman cewek. Ia teringat kepada seorang cewek yang akhir-akhir ini bersikukuh untuk meluluhkannya. Tata.
Terbesit rasa khawatir yang besar untuk Tata dari seorang Fariz. Baru saja Fariz akan menanyakan tempat yang akan jadi pertemuannya dengan orang yang mengirimnya pesan handphonenya kembali bergetar.
081xxxxx :
Di taman. See u :)Paginya Fariz tak menyangka jika Tata akan datang kerumahnya setelah ia menelponnya dan mengajaknya jalan-jalan. Fariz sempat bingung untuk mencari alasan agar Tata tak jadi mengajaknya jalan.
Akhirnya ia memutuskan untuk menyuruh Bi Sri, asisten rumah tangganya untuk segera menyuruh Tata pulang jika tidak berkepentingan karena ia tidak mau diganggu. Sebenernya Fariz tidak tega menyuruh Tata pulang karena ia tahu Tata sudah jauh-jauh ke rumahnya. Tapi mau bagaimana lagi, toh Fariz juga akan menemui seseorang yang mengancam keselamatan Tata juga. Ia juga melakukan ini demi Tata.
Setelah sampai di taman Fariz melihat seseorang yang mengenakan hoodie berwarna hijau army sefang menunduk sambil duduk disebuah bangku taman. Ia jadi yakin jika orang itu yang akan ia temui.
Fariz langsung mendekat. Orang itu langsung menengadah. "Hai Fariz. Apa kabar? Akhirnya kamu datang juga." Ucap perempuan yang tak lain adalah Nindy.
Tangan Fariz segera mengepal dadanya sudah sesak ingin meluapkan emosinya. Untuk apa Nindy mengirimnya pesan mengancam kepada Fariz apalagi dia bilang akan mencelakai Tata. Fariz merasa dipermainkan.
"Lo ngapain nyuruh gue nemuin Lo?" Ucap Fariz dengan nada tinggi.
"Aku kangen sama kamu. Udah lama aku gak ngobrol sama kamu." Ucap Nindy dengan nada tenang seolah-olah tidak ada masalah.
Fariz langsung membalikan badan dan segera melangkah untuk meninggalkan Nindy. Namun suara nyaring Nindy langsung menghentikan langkahnya.
"OKE AKU NGELAKUIN ITU SUPAYA KAMU DATANG KESINI RIZ, KARENA KALO NGGAK DENGAN CARA ITU KAMU PASTI GABAKAL TEMUIN AKU. TAPI KALO KAMU DATANG CUMA GITU DOANG UDAH AKU PASTIIN SESUATU BAKAL CELAKAIN CEWEK SIALAN ITU!"
Fariz langsung menghadap Nindy dengan amarah yang ia tahan. "Lo mau apa cepet katakan bitch."
Nindy tersenyum melihatnya. "Duduk sini temenin aku dulu." Cihh.. Fariz mendesis. Tapi mau tak mau ia menuruti perkataan Nindy.
"Jangan deket-deket gue!" Ucap Fariz ketika Nindy mulai menggeserkan badanya mendekati Fariz.
"Aku kangen kamu. Aku mau kita kayak dulu lagi. Aku nyesel Riz." Ucap Nindy.
"Jangan harap lo bakal gue terima lagi. Bahkan untuk melihat wajah lo aja gue gak sudi." Jawab Fariz.
"Aku yakin kalo kamu masih sayang sama aku. Kamu juga nungguin aku kan selama ini kamu juga mau kan kalo kita balikan." Ucap Nindy dengan tingkat percaya dirinya yang berlebihan.
"Dih amit-amit, lo udah gak waras. Denger ya bitch, lo tuh bukan siapa-siapa gue. Dan gak akan pernah jadi siapa-siapa gue."
"Tapi Riz..."
"Fariz!"
"Fariz
Ucapan Nindy terpotong saat seorang perempuan menghampirinya yang tak lain adalah Tata.
*****
"Gue udah ceritain Ta, bahkan lo bisa liat sendiri pesan yang dikirim Nindy ke gue yang mengancam keselamatan lo. Tapi kalo sikap lo yang kekanakan kayak gini mending lo gak usah deketin gue biar gue gak perlu peduliin lo." Ucap Fariz setelah menceritakan kejadiannya dengan Nindy.
"Riz gue minta maaf, bahkan gue terlalu egois hanya mikirin perasaan gue. Gue bahkan gak pernah tahu kalo lo peduli sama gue." Ucap Tata sambil kembali menangis.
"Gue saranin mending lo gausah deket-deket lagi sama gue." Ucap Fariz sambil berdiri dan meninggalkan Tata.
Falshback off
Next ..
Terimakasih yang udah baca, dan maaf ya update nya lama hehe. Insyaallah sweet cold setiap minggunya bakal update kok hehe :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet cold
Teen Fiction"Pernah gak sih kalian ngalamin suka sama kakak kelas kalian pas sekolah ataupun pas masa-masa sekolah?" "Dan inilah cerita gue tentang perjuangan gue buat bisa dapetin kakak kelas yang cueknya minta ampunnnnn:'((("