Sembilan

536 130 41
                                    

"Ma, Tata berangkat dulu ya." Pamit Tata pada Mamanya yang sedang membaca majalah diteras rumah setelah sarapan untuk pergi ke sekolahnya. "Pa, papa belum berangkat?" Tanya Tata yang melihat papanya juga sedang membaca koran.

"Belum Ta, nanti jam 7 papa berangkatnya." Jawab papanya. Mendengar jawaban papanya Tata hanya mengangguk.

"Tata berangkat ya Ma, Pa." Kata Tata sambil menyalami kedua tangan orang tuanya. "Assalamualaikum." Salam Tata.

"Wa'alaikumsalam." Jawab kedua orang tuanya.

"Pak Udin hati-hati ya bawa mobilnya." Teriak mamanya ketika Tata sudah masuk ke mobil pribadinya yang dikemudikan pak Udin, supir pribadinya.

"Siap nyonya." Kata pak Udin sambil mengacungkan jempolnya.

*****
"Papa, Fariz berangkat duluan ya." Kata Fariz sambil menyalami tangan papanya yang sedang sarapan di meja makan.

"Kamu udah kenyang sarapannya?" Tanya papanya.

"Udah pa, Fariz berangkat, assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam. Hati-hati ya bawa mobilnya." Ucap papanya.

*****
"Makasih ya pak Udin." Kata Tata setelah turun dan sampai digerbang sekolah.

"Iya non, pak Udin duluan ya." Kata pria yang sudah menjadi supir pribadi keluarga Tata semenjak Tata masih sekolah SD.

"Fanny, Yanda." Teriak Tata ketika melihat Fanny dan Yanda yang melangkah tak jauh dihalaman depan sekolah.

Mendengar namanya dipanggil Fanny dan Yanda pun langsung menengok ke arah suara dan melihat Tata yang sedang melambaikan tangannya pada mereka.

Tata pun langsung berlari ke arah mereka, namun baru beberapa langkah tiba-tiba.

Bruk.

Sebuah mobil berwarna hitam menyenggolnya ketika mobil tersebut hendak masuk kedalam gerbang.

"Tataa...." teriak Fanny dan Yanda bersamaan ketika melihat Tata tersenggol mobil dan terjatuh.

"Aduhh sakit.." rintih Tata kesakitan ketika merasakan sakit dilutut dan sikut tangannya.

Fanny dan Yanda segera menghampiri Tata yang masih dalam keadaan jatuh.

"Yaampun Ta, apanya yang sakit?" Tanya Yanda sambil memeriksa tangan dan kaki Tata. Ternyata sikut tangan Tata dan lututnya berdarah dan memar.

"Woyy yang punya mobil keluar dong lo, jahat banget sih." Teriak Fanny sambil menggedor-gedor kaca mobil yang menyenggol Tata tadi.

"Udah Fan, gak papa kok." Kata Tata ketika melihat Fanny yang marah-marah meminta supaya yang mengemudikan mobil yang menyenggol Tata keluar.

Akhirnya seseorang yang mengemudikan mobilnya keluar.

"Hah kak Fariz?" Fanny terkejut melihat kalau Fariz yang mengemudikan mobilnya.

"Apa hah?" Tanya Fariz sinis kepada Fanny. Fanny pun takut ketika melihat wajah cuek dan dingin dan sekarang bersikap sinis padanya. Namun demi sahabatnya ia memberanikan diri untuk menegurnya.

"Maaf sebelumnya kak. Tapi kakak seharusnya kalau bawa mobil harus lebih hati-hati. Sahabat saya sampe kesakitan ketabrak mobil kakak." Ucap Fanny hati-hati.

"Dianya aja yang nggak hati-hati." Jawabnya dingin.

"Tapi kak, kakak kenapa nggak bertanggung jawab sih, kakak malah masih didalam mobil. Harusnya kakak tuh turun membantu." Kata Yanda ikut membela Fanny.

Sweet coldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang