12

5.7K 479 15
                                    


Riani. Wanita berusia 27 tahun itu, kini tengah duduk diatas kasur disebuah kamar kost dengan memasang ekspresi datarnya.

Dihadapannya duduk seorang remaja 16 tahun yang masih memakai seragam SMA. Ia duduk diatas sebuah kursi belajar yg ditarik menghadap kasur. Ia menundukkan kepalanya takut, tak berani menatap wanita dihadapannya.

"Di- diminum, Teh," ucapnya gugup untuk sambil menyerahkan secangkir teh merah hangat.

"langsung aja. Kenapa kamu berkelahi?" tanyanya to the point.

"Teh, kan udah Ai bilang kalo bukan Ai yg mau, tap-" jelasnya Spontan mengangkat kepalanya menghadap Riani, tapi langsung dipotong oleh Riani.

"langsung cerita bisa?" tanyanya dingin.

"i iya" ucapnya kembali menunduk.

"jadi gini, Ai tuh lagi joging sama temen Ai, trus gak sengaja Ai nabrak preman itu. Padahal pelan kok, premannya aja yg lebay. Ai langsung minta maaf, eh pas Ai mau pergi Ai dicegah ama premannya, kerudung Ai ditarik." ujarnya.

"lalu?" tanya Riani.

"lalu apa ya?" ujarnya hendak bercanda, tapi langsung ia urungkan ketika mendapat tatapan dingin dari tetehnya.

"serius Ai" ucapnya.

"iya iya."

Lalu, Faizah pun melanjutkan ceritanya. Ia menceritakan semuanya tentang kejadian itu tanpa dikurangi ataupun dilebihkan.

"Jadi gitu Teh. Bukan salah Ai kan?" tanyanya meyakinkan.

"kamu tetap salah," sanggah Riani.

Faizah membelalakan matanya. "Lah kok gitu sih?" tanyanya.

"Seharusnya kamu gausah melawan. Cukup temanmu itu saja yang melawannya," jelasnya.

Faizah semakin membelalakan matanya seolah hampir keluar mendengar kata yg dengan begitu mulus keluar dari mulut tetehnya itu. Seolah tak ada beban.

"Ya gabisa gitu dong! Premannya kan ada dua, besar-besar juga. Masa Ai harus ngebiarin dia ngelawan preman-preman itu sendirian? Ya ga mungkin lah! Secara kan itu salahnya Ai, masa cuman dia yg nanggung akibatnya?! Teteh emang jahat!!"jelasnya panjang lebar dengan suara yg emosi.

"Bukan gitu maksud Teteh, Ai."

"terus apa? Teteh mau bilang kalo-"

"Udah udah," potongnya cepat.

'kalah ngomong nih' batin faizah sambil menahan tawa.

"oke deh, Kamu Teteh maafin. Tapi tetap dengan perjanjian, kamu harus berhenti sekolah dan melanjutkan usaha almarhumah mama kamu," sambungnya.

"Tapi Teh, masa cuma gara-gara berkelahi satu kali doang sih? Ai gamau!" sanggahnya sambil melipat tangannya didada dan memalingkan tubuhnya. (bayangin aja ekspresi orang ngambek).

"Pintu toilet yg kamu rusak? Dipikirnya teteh gak tau gitu?" tanya tetehnya.

Faizah lagi-lagi membelalakan matanya lalu menoleh kearah Riani dan menatapnya tak percaya dengan mulut menganga.

"kenapa? Teteh bisa tahu? Ya gampanglah" ucap tetehnya santai sambil meneguk teh nya.

Faizah meneguk salivannya kasar ia masih tak percaya bagaimana tetehnya bisa tahu hal-hal mengenai dirinya.

"beresin barang-barang kamu, kita pulang ke Banten," perintahnya.

Faizah menundukkan kepalanya. Ia tak mau jika harus berhenti sekolah. Ia sudah terlanjur betah dan ia sudah berusaha untuk berubah disini.

"kasih Ai kesempatan sekali lagi Teh. Lagian minggu depan Ai PTS disekolah. Ai janji kalo Ai ketahuan berantem lagi Ai bakal berhenti sekolah dan nerusin usaha Butique punya mama," pintanya lemah masih tetap menunduk.

Lama, Riani tak merespon ucapan Faizah.

Faizah memberanikan diri menatap Riani. Wanita itu masih diam, tak merespon ucapan Faizah.

"teh?" tegur Faizah.

Riani menghela nafas perlahan.
"Kamu bisa jamin? Teteh nggak mau kamu ngulangin hal yang sama. Kamu tahu kan, teteh begini karena teteh sayang sama kamu," ujarnya.

Faizah memgangguk meyakinkan.
"Ai tahu kok, Ai juga sayang sama teteh.
Ai juga gak mau bikin Teteh terbebani hanya karena sikap Ai yang selalu bikin ulah. Dan Ai jamin teh, Kalo Ai berantem lagi, Ai bakal berhenti sekolah. Ai janji." ucapnya meyakinkan.

Riani kembali menghela nafasnya. Kali ini lebih dalam.
"oke. Kamu teteh izinin,"putusnya.

Faizah membulatkan matanya senang. Lantas ia langsung memeluk tetehnya.
"makasih Teh. Makasih banyak yaa ... "

"iya iya ... "

Faizah merasa amat senang. Ia bertekad untuk tak berkelahi lagi saat ini, apapun alasannya.

Kemudian mereka berbincang-bincang mengenai sekolah Faizah.

"gimana kamu disekolah? Teteh denger sekarang kamu punya banyak temen? Kamu juga jadi baik banget ya?" tanyanya.

"Tanya nya satu-satu dong teh. Nih ya, Ai tuh seneng disekolah yang sekarang, setidaknya nggak ada yang usik Ai disana. Ai juga berusaha berubah menjadi lebih baik. Yaa meskipun ada aja yang gak suka, tapi lebih banyak yang suka. Mereka pada baik," tuturnya.

"Emm Teteh denger juga kamu punya pacar yaa?" tanya Riani menggoda.

"Hah? Pacar? Siapa yang punya pacar. Lagian kan Ai gak mau pacaran, Teteh juga tahu itu."jelasnya.

"iya iya.. Tapi ada aja kan yg kecantol nih? Hm? Siapa tuh namanya? Emm Ari ya? Atauu siapa tuh namanya? Kara?"

"Arka  kali Teteeh," ucapnya cepat.

"Ah iya iya... Dia siapanya kamu hm? Cemceman yaa??" godanya lagi.

"ish apaan siih nggak bukan siapa-siapaa!" elak Faizah malu.

Riani hanya tertawa melihat Faizah yang terlihat malu dan pipinya yang merah.


Mohon dukungannya yaa
Vote jika suka⭐
Gasuka juga vote lah😚
Jangan sider!


TBC


Selesai revisi 27/12/2019/11:12

Author di media sosial
Ig: @ull237

Follow yaa


Manis, Tapi Galak [END || REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang