Happy reading💋
***
"Aaarrgh situasi apa ini?? Bus nggak ada, angkot apalagi, hp mati ... Astaghfirullah gimana pulangnya ini??" gerutu Faizah kesal sambil berdiri di halte biasa ia menunggu bus untuk pulang.
Ia melirik jam di pergelangan tangan kirinya, jam menunjukkan pukul 17.40 sore.
Sudah setengah jam ia berdiri menunggu angkutan umum untuk pulang, karena bus yang biasa ia tumpangi sudah lama lewat.Faizah pulang sore bukan tanpa alasan, karena sepulang sekolah tadi ia dimintai Bu Friska untuk membantunya mengajari kelas X yang akan mengikuti olimpiade Matematika.
Faizah dipercayai Bu Friska karena ia memang mengungguli pelajaran tersebut, bahkan pelajaran kelas XII sudah dikuasainya.Kegiatan selesai pukul 16.45, seharusnya Faizah langsung pulang tadi tapi ia malah dimintai pak Hadi untuk membersihkan ruangan olahraga yang berantakkan karena sehabis dipakai berlatih.
Ingin menolak, tapi tak bisa. Biarlah, hitung-hitung sedekah tenaga.
Jam sudah menunjukkan 17.45, makin sore saja ia berada disini
Ingin memesan ojek online, hpnya mati. Apalagi menghubungi teman lainnya.Faizah menghela napas dalam. "Jalan aja gitu ya?" gumamnya, "yaudah lah jalan."
"Aduuhh rumah mana sih? Kok berasa makin jauh aja," keluhnya setelah 10 menit berjalan.
Sampai di sebuah gang, dihadapkannya Faizah dua orang preman berbadan besar.
Ia ingin berbalik, tapi preman itu sudah memanggilnya. Ia tak mengenali prema-preman itu, karena suasana gang yang agak gelap."Mau kemana Neng?" goda salah satu dari mereka.
"Pulang," jawab Faizah singkat.
"Bayar dulu dong kalau mau lewat sini," perintah preman tersebut.
"Gak!" tukas Faizah.
"Heh, kurang ajar lo!" gertak preman itu.
Salah satu dari preman itu maju selangkah ke hadapan Faizah, dan ia langsung terbelalak kaget ketika melihat Faizah dengan jelas.
"Waduh, neng yang waktu itu ya? Aduh maaf neng saya gak maksud buat jahatin neng." Preman itu sedikit ketakutan.
"Ada apa sih?" tanya preman satunya lagi sambil maju.
Sama, ia pun terkejut melihat Faizah.
Sedangkan Faizah masih bingung dengan situasi ini."Kalian siapa?" tanya Faizah tak paham.
"Ki-kita yang waktu itu gangguin Neng di Alun-alun," jelasnya.
Faizah terdiam sejenak, pikirannya menerawang ke waktu ia berada di Alun-Alun. Kemudiam ia tersenyum setelah berhasil mengingatnya.
"Oh kalian, iya gue inget."
"Em, kita minta maaf ya Neng, udah sembarangan maen hajar Neng aja. Kita ngaku salah kok Neng."
"Oke, kalian gue maafin kok," jawab Faizah.
"Tapi btw, kalian bawa motor?" tanya Faizah."A-ada kok Neng,"
"Sip, bagus. Bisa anterin gue pulang? Bentar lagi mau maghrib, gue harus cepet-cepet," pintanya.
"Oke siap Neng. Bro lu yang anter," titah preman itu kepada yanh satunya.
"Asyiapp, ayok Neng," sahutnya sambil mengacungkan kunci motor.
'Good good, situasi ini bisa gue manfaatin. Lumayan, gak perlu capek jalan kaki,' batinyya bersorak senang.
"Udah nyampe Neng," ucap preman itu ketika sampai didepan gerbang Kost-an yang terdapat Pak Setno satpam disana yang memandang mereka heran.
Faizah turun dari motor tersebut. "Sip, thx."
Lalu, preman itu berkata, "Kalau ada perlu apa-apa, Neng bisa minta bantuan kami ya. Kami siap bantu Neng."
"Oke-oke, udah sekarang, kalian ke masjid ya, sholat bentar lagi maghrib," titah Faizah dan dibalas anggukan oleh preman itu.
Krieet
Suara decitan gerbang terbuka"Lo neng Faizah, itu tadi siapa? Kok tampangnya serem gitu ya." Pak Setno bergidik ngeri.
"Temen kok Pak, santai aja. Saya masuk ya," pamit Faizah.
Ia memutar knop pintu kamarnya dan langsung merebahkan diri di kasur. Tak lama adzan Maghrib pun berkumandang, ia lantas bersiap untuk membersihkan diri dan menunaikan sholat.
20.15
Faizah telah selesai mengerjakan pr nya, dan meraih ponsel yang sedari tadi dicharger nya.
Ia mulai menyalakan data selular, perlahan notif chat berbunyi memenuhi ruangan kamarnya yang sepi.
Ia menscroll beranda chat, melihat siapa saja yang mengirimkan chat padanya.
Ada Hendra yang menanyakan kabar Faizah, tapi Faizah abaikan dan pesannya langsung ia hapus.
Ia mencari satu nama kontak, berharap ada chat darinya,tapi ia tak menemukannya.
Siapa lagi jika bukan Arka? Arka memang jarang sekali mengechat Faizah, hanya untuk sekedar menanyakan kabar pun tidak.
Arka akan mengechat Faizah hanya ketika Arka lupa ada pr atau tidak, setelahnya ia tak akan menchat lagi.Ia mulai membuka aplikasi Inkilogram, ada sebuah postingan yang men- tag nya.
Postingan itu dari Hana, menandai ia, Mira dan Syifa. Postingan yang menunjukkan foto mereka ber-empat ketika siang tadi di sekolah.
Ia menuju kolom komentar, terdapat 32 komentar disana.
@Rihana.queen01
Buriq.. Kalian emang buriiq@Namira_haurani
Wah parah, gue nya buriq sumpeh@syifaul.qolbie23
Ya Allah, ngapain di upload sih:v@Rihana.queen01
@Azzahra.Faiz15 nongol napa
@syifaul.qolbie23 @Namira_haurani syukuri pemberian Tuhan:')@Namira_haurani
Hapusss @Rihana.queen01@Rihana.queen01
Kagakk😝Begitulah kira-kira komentarnya, hanya sekedar ocehan mereka membuat Faizah tersenyum sendiri. Ia ingin ikut berkomentar, tapi di urungkannya karena jam sudah menunjukkan pukul 20.45 malam, saatnya untuk tidur.
***
Hayoo, siapa yang mikir kalau Faizah bakal pulangnya sama Arka??? Wkwkwkkk***
Terima kasih sudah membaca, jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan cara vote⭐
Dan komentar💌Krisan dari kalian juga ku tunggu:))
Btw, akun Ig mereka gak ada ya, so gak usah di cari wk.
Tbc
Author di media sosial
Ig: @ull237
Go follow
KAMU SEDANG MEMBACA
Manis, Tapi Galak [END || REVISI]
Teen FictionBukan cerita badboy ataupun badgirl. Bercerita tentang Faizah, gadis nakal yang rela berpindah sekolah hingga keluar kota, hanya untuk berubah menjadi wanita yang baik. Berkelahi? Adalah hobinya yang harus ia hindari. "Kalau kamu sampai berkelahi la...