Kejutan!!!!!!
Kemaren tuh bukan ending yak.. Ini ending nyaaa uwu^^***
Aku menatap pantulan diriku di cermin, sebuah senyum aku paksakan terbit disana.
Hufft... Rasanya sangat berat untuk melangkah, apalagi ini hari pernikahannya Arka.
Seperti orang bodoh, selama 3 hari ini aku tidak mau keluar kamar. Bahkan Azza sudah berkali-kali membujukku agar mau makan.
Hamzah sekarang tengah menempuh pendidikannya di salah satu univ Islam yang ada di Indonesia, dan dia juga mengajar di salah satu ponpes.
Sengaja, 2 hari ini dia berada disini karena khawatir akan keadaanku yang tiba-tiba mengurung diri.
Heyy aku baik-baik saja...
Tok tok tok
Suara ketukan pintu menyadarkanku dari lamunan.
Tanpa dipinta, orang itu masuk dan langsung duduk di kasurku.
Siapa lagi kalau bukan Hamzah."Udah siap?" tanya Hamzah sambil menatapku yang masih didepan cermin.
Aku menoleh padanya dan menyunggingkan senyum. "Siap dong," ujar ku dengan semangat yang terpaksa.
Hamzah menghela nafas pelan dan berjalan menghampiriku.
Ia berdiri depat di belakangku dan ikut menatap pantulannya di cermin.Hamzah hanya diam dan itu membuatku canggung.
"Kenapa sih?" tanya ku.
"Ternyata," ucapnya di gantung.
"Apa?" aku penasaran.
"Aku ganteng ya," ujarnya disertai kekehan.
Aku ikut terkekeh dengan candaan garingnya itu."pede banget lo, gantengan juga Arka, ups." aku menutup mulutku dengan tangan.
"Move on woy, orang mah udah nikah, sendirinya malah nangis-nangis disini," ejek Hamzah sambil memukul kepala Faizah.
"Dih siapa juga yang nangis, sotoyy," elakku sambil mengusap kepala.
"Lah dari kemaren apaan? Mata sampe bengkak gitu, muka kusut ga ada cantik-cantiknya."
"Ih aku cantik ko," ujarku dengan PeDenya.
"Dih kamu mah gak cantik, galak gitu orangnya," ejeknya lagi.
"Za," panggilku pelan.
"Hmm,"
"Kok aku jadi nangis sih pas Arka mau nikah? Padahal kan aku bukan siapa-siapanya Arka. Emangnya aku suka gitu ya sama Arka? Kok bisa aku kayak gini," tuturku makin memelan.
"Yaa menurut kamu? Kenapa kamu sampe bisa nangisin dia? Kalo menurut aku sih ya, kalo orang nangisin seseorang tanpa tau apa sebabnya, itu berarti dia," jelasnya di gantung.
"Dia apa?"
"Dia ... Gilaaaa. Hahahahaaaa."
Hamzah tertawa terbahak sementara aku hanya memanyunkan bibirku karena candaanya yang SAMA SEKALI GAK LUCU itu.
"Udah ah ayo," ajaknya setelah menghentikan tawanya.
"Kalo kamu sampe nangis lagi, aku nikahin kamu." ucapnya dengan nada mengancam.
"Ih apaan sih," ketus ku sambil bangkit lalu berjalan meninggalkan Hamzah.
Sepanjang perjalanan aku hanya melamun hingga Hamzah menyadarkanku.
"Kamu bawa kado apa?" tanyanya tetap fokus menatap jalanan karena ia mengendarai mobil.
"Bom," jawabku singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Manis, Tapi Galak [END || REVISI]
Teen FictionBukan cerita badboy ataupun badgirl. Bercerita tentang Faizah, gadis nakal yang rela berpindah sekolah hingga keluar kota, hanya untuk berubah menjadi wanita yang baik. Berkelahi? Adalah hobinya yang harus ia hindari. "Kalau kamu sampai berkelahi la...