PART 23

4.7K 385 16
                                    


Crassh

"Aarrgh ... Lo apa-apaan sih?! Lepasin gue!" erang Faizah ketika sebuah pisau lipat berhasil menggores telapak tangan kanannya.

"Udah berapa kali gue bilang, Lo jauhin Arka! Dan ini akibatnya kalau Lo gak ikutin ucapan gue!"gertak Kyra.

"Cih, buat apa juga gue ikutin ucapan Lo, huh? Unfaedah tau gak!" sanggah Faizah.

"Lo bisa diem nggak sih?!" gertak Dinda sambil memegangi tangan Faizah.

Saat ini, Kyra sedang menggencarkan aksinya, yaitu membully.
Hari ini, lagi-lagi ia mengirimi surat kepada Faizah, yang menyuruh Faizah untuk menemuinya di gudang sekolah sepulang sekolah.

Faizah menyanggupinya dan ketika sampai di gudang sekolah, ia langsung dicekal tangannya oleh Zia dan Dinda.
Kyra terus-terusan menggertaknya dan sesekali menamparnya.

Faizah sebenarnya ingin melawan, namun ia sadar ia tak ingin lagi berteman dengan yang namanya 'berkelahi'. Sedari tadi Faizah hanya diam dan berusaha melepaskan cengkraman lengan Dinda dan Zia di lengannya, sambil menahan perih di lengannya.

"Sekali lagi gue peringatin, lo jauhin Arka atau lo bakal dapet yang lebih parah dari ini," ancam Kyra sambil mengacungkan pisau yang tadi melukai Faizah.

"Heh Lo denger ya, bukan gue yang ngedeketin Arka. Tapi Arka yang dekatin gue, jadi gue gak berhak buat jauhin dia,"ujar Faizah.

"Cih! Awas aja kalau besok gue masih liat lo deket-deket Arka lagi,"geramnya, "lo bakal tahu akibatnya!" ancamnya kemudian pergi meninggalkan Faizah.

Faizah kini terduduk lemas di depan pintu gudang, untungnya ia tadi tidak masuk kedalam gudang jadi ia tak akan dikunci sendirian.

Ia menatap lemah telapak tangannya, ia ingin melawan tapi ia tak sanggup. Meskipun tetehnya tak tahu hal ini, tapi ini adalah janjinya, dan Faizah tak mau mengingkari itu.

Diliriknya jam tangan yang bertengger di lengan kirinya, menunjukkan pukul 15.55 sore. Ia bangkit kemudian pergi meninggalkan area sekolah untuk pulang dan mengobati lukanya.

***

Kriiinng
Bunyi bel masuk

Bel masuk sudah berbunyi, dan Faizah sudah duduk di kursinya 10 menit yang lalu.

Suasanya kelas mulai ramai karena para murid mulai memasuki kelas untuk belajar.
Tak lama, Arka datang dan langsung duduk di kursinya.

"Pagi, Ai," sapa Arka.

"Pagi juga," jawab Faizah sambil tersenyum.

Tak lama, guru pun datang untuk memulai pelajaran hari ini.

Faizah sedikit kesulitan ketika akan menulis,  lukanya kemarin cukup panjang dan dalam, dan terasa kembali sakit saat lengannya menggenggam pulpen.

Arka menoleh ketika Faizah sesekali meringis seperti menahan sakit.
Ia melihat telapak tangab Faizah yang dibalut perban dan plester.

"Tangan lo kenapa?" tanya Arka sambil berbisik agar tidak terdengar oleh guru.

Faizah menggeleng, "nggak kenapa-napa."

"Istirahat jelasin ke gue," pintanya dan dijawab anggukan oleh Faizah.

Bel istirahat sudah berbunyi 5 menit yang lalu, dan kini Faizah dan Arka tengah berada didalam kelas.

"Kenapa?" tanya Arka.

"Gapapa, cuman kegores pisau pas masak," ujar Faizah berbohong.

Arka menaikkan sebelah alisnya tanda ia tak percaya pada ucapan Faizah.

"Kenapa?" tanyanya lagi.

"Gue bilang cuman kegores pisau pas masak doang, gapapa kok," jawab Faizah tetap keukeuh tak menjawab jujur.

Arka menghela nafasnya pelan, "Emangnya masak apaan lukanya bisa kayak gitu? Lo jawab jujur Ai, gue yakin luka itu pasti disengaja,"ujarnya.

Faizah menunduk, tak berani menatap Arka yang terus mendesaknya agar menjawab dengan jujur, "Nggak ah, udah ih gue mau ke kantin."

"Lo jujur sama gue, siapa yang buat ini?"

"Em, bukan siapa-siapa kok."

"Ai, jawab," tegas Arka.

Faizah kembali menunduk, dengan ragu ia menjawab bahwa Kyra yang melakukannya.

"Cerita ke gue, tapi jangan disini. Kantin aja, gue juga laper," ajak Arka dan Faizah mengangguk, kemudian mereka pergi menuju kantin.

"Lo bisa jelasin sekarang," pinta Arka.
"Oke."

Faizah mulai bercerita ketika mereka telah menghabiskan semangkok bakso, dan waktu istirahat masih tersisa 10 menit lagi.

Ia menghela nafas dalam, kemudian menghembuskannya perlahan sebelum memulai cerita.

"Jadi sebenernya, gue tuh di bully," ujarnya memulai cerita.

"Bully? Siapa yang ngebully lo?" tanya Arka kaget.

"Dengerin dulu,"pinta Faizah.

Arka hanya diam dan mendengarkan Faizah bercerita.

"Sebenarnya, udah dua minggu ini Kyra setiap hari ngirim gue surat. Semua suratnya berisi perintah kalau gue harus jauhin lo, Iki. Tapi gue cuman tiga kali nyamperin Kyra yang selalu ngajak ketemu buat ngebully gue, karena gue gak mau. Gue gak suka sama orang yang ngebully, gue pengen ngelawan tapi gue cuman bisa berantem. Dan lo tahu lah, gue gak mungkin berantem,"jelasnya panjang lebar.

"Perlu gue kasih pelajaran ke si Kyra?" tanya Arka dengan sedikit menahan emosi.

"Terserah lo, gue sih oke aja. Malah bagus kalau si Kyra dibikin kapok," jawab Faizah santai.

"Maaf ya Ai, gue gak bisa jagain lo," ucap Arka sedikit melemah.

"Gapapa, slow aja, lagian gue juga gak terlalu mikirin hal itu. Gue bakal ikutin alurnya dan kita liat aja gue bakal kasih pelajaran berharga buat si Kyra," ujar Faizah sambil tersenyum.

Kemudian mereka pergi menuju kelas karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi.

***

*
*
*



Vote jika suka⭐
Jangan lupa komentarnya💌💌
Krisan ku tunggu

Tbc

Author di media sosial
Ig: @ull237

Manis, Tapi Galak [END || REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang