PART 33

5.9K 357 14
                                    

"Bade kamana neng geulis?"  (mau kemana neng cantik?) sapa ramah Bu Leli yang merupakan tetangga Faizah ketika Faizah keluar dari rumahnya.

"Bade kanu Hamzah Bu,"  (mau ke Hamzah Bu) balas Faizah dengan sopan. "Mangga Bu." (mari).

Ini hari minggu, Faizah sengaja mendatangi rumah Hamzah karena ingin bermain sekalian silaturahmi.

Hamzah yang berada di teras rumahnya sambil bermain game online di hp nya menyadari keberadaan Faizah. "Pagi Ai," sapanya sambil tersenyum.

"Game aja terus yang di mainin," sindir Faizah tanpa membalas sapaan dari Hamzah.

"Biarin sih," ketus Hamzah sambil kembali melanjutkan game nya.

"Azza," panggil Faizah ketika duduk di samping Hamzah.

Hamzah tak menyahut masih tetap fokus kepada hpnya itu membuat Faizah memukul bahunya sedikit kencang.

"Argh," aduh Hamzah kemudian menatap Faizah kesal. "Apa sih?"

"Bantuin Ai dong."

Hamzah mematikan game nya dan memasukan hp kedalam saku celananya."bantuin apa?"

"Ai mau tutup semua akun," ujarnya sambil menyodorkan hp kepada Hamzah.

Hamzah menaikkan sebelah halisnya. "Buat apa?"

"Ai gak mau punya medsos lagi, semua akun fb, ig, wa pengen Ai hapus. Sama sekalian beliin Ai kartu baru, Ai males kalo beli sendiri," jelas Faizah.

"Hapus sendiri sono. Lagian kalo di hapus semua gimana mau kontekan sama temen-temen Ai?" tolak Hamzah.

"Ai gak mau kontekan sama siapapun lagi, kecuali Hamzah, Abang Rey sama teh Riani. Plis bantuin," pintanya.

"Kenapa emangnya?" tanya Hamzah penasaran.

"Gapapa, pengen aja."

"Ih gajelas," sindirnya. "Yaudah sini." Hamzah mengambil hp Faizah dari tangannya.

"Nah gitu dong, kan jadi sayang hehehee."
Ucapan Faizah barusan membuat Hamzah jadi salah tingkah, ia buru-buru mengambil hp Faizah dan berusaha menetralkan jantungnya yang tiba-tiba berdetak kencang.

10 menit berlalu, Hamzah menyelesaikan penghapusan akun Faizah dan memberikan hp nya kembali. "Nih, udah beres."

"Yeey makasih ya Azza," sorak Faizah senang.

"Sekarang apa?" tanya Hamzah karena melihat Faizah yang menatapnya seperti ingin sesuatu.

"Beliin kartu," pinta Faizah dengan santai.

"Dih mbung ah, meser sorangan kaditu," (dih gak mau, beli sendiri sana) tolak Hamzah.

"Dih pelit!"

"Keliling aja yuk, sekalian beli kartunya," ajak Hamzah dan di 'iya' kan oleh Faizah.

Sapuan angin menerpa wajah Faizah yang tersenyum sambil menaiki motor yang di boncengi Hamzah.

Sesekali mereka berhenti di warung-warung atau angkringan pinggir jalan untuk sekedar jajan.

Tak lepas dari omongan orang-orang tentang Faizah, membuat Faizah jadi enggan untuk berinteraksi dengan warga disini lagi.

"Eh tingal tuh, kayaknya dia di keluarin lagi deh dari sekolahnya," bisik salah seorang ibu-ibu.

"Muhun nya Bu. Dasar jalma badung mah moal endah," (iya ya bu. Dasar  nakal mah ga bakal baik," timpal ibu-ibu yang lain.

"Jangan di dengerin Ai, mereka gak tau apa-apa tentang kamu." bisik Hamzah menyemangati karena melihat Faizah menunduk dan diam.

Faizah menengadahkan kepalanya menatap Hamzah dan tersenyum. Senyum manis yang selalu ia tunjukkan, namun kali ini ada sedikit binar kesedihan di matanya. "Gapapa kok, yuk lanjut."

Mereka melanjutkan perjalanan mereka dan menghabiskan hari hingga sore.

***

Tuut tuut tuut

Ini sudah panggilan yang kelima Arka menelpon Faizah, tapi tak kunjung di jawab.
Ia yakin, Faizah tak mungkin begitu saja sudah melupakannya.
Pasrah, ia melempar hp ke kasurnya. Berharap mungkin saja Faizah sedang sibuk dan akan menelpon nya nanti, atau membalas pesannya.


Cahaya matahari masuk dari sela-sela tirai kamar, membuat Arka perlahan membuka matanya.

Ia mencari hp nya berharap dapat notif dari Faizah. Namun nihil, hp nya masih sama seperti semalam.
Ia mulai membuka aplikasi facebuku yang sudah lama tak ia kunjungi. Ia berusaha mencari akun Faizah, seingatnya ia berteman dengannya. Namun, tak ada yang ia temukan.

Tak sampai disitu, ia bertanya kepada Hana, Syifa dan Mira mengenai Faizah. Namun ternyata mereka pun sama seperti dirinya.

"Ai, Lo kemana?" bisiknya lirih sambil memandang kosong hp di lengannya.

Ia kembali menekan nomor panggilan Faizah, kali ini berbeda. Bukan nada sambungan yg ia dapat, tapi info bahwa nomor itu sudah tidak aktif.

Arka menyerah, ia menelungkupkan kepalanya diatas meja. Menghiraukan Erik dan Riko yang terus mengomel akan sikapnya belakangan ini.

Entahlah, semua rasanya kosong. Ia tak pernah merasa seperti ini sebelumnya.

Kenapa?



***

Yah Arka'(
Aku mau tanya dong, kesan kalian baca cerita ini tuh gimana, sih?
Apakah seru? Menarik? Atau malah gak nyambung?? Hehee author kepooh..

See u next part^^

Manis, Tapi Galak [END || REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang