"Jangan rusak dirimu
semuanya pasti akan segera berlalu termakan waktu"🍁🍁🍁🍁
Kim bum membiarkan So eun melangkah menjauh. Hah entahlah, ia cukup menarik.
Hanya cukup ingat.
Yang cukup itu belum tentu memenuhi kriteria.
Kalau ada yang lebih, kenapa tidak dipilih itulah prinsip Kim bum.
Dia pun tidak memikirkan masalah itu lagi. Setidaknya dia sudah memperingatkan teman gadis itu. Yah semoga saja gadis pendek tadi menyampaikannya.
Saku celanaku bergetar, diraihnya benda berbentuk persegi panjang atau sebut saja gawai. Terlihat di layarnya tertera nama Min ho, jarinya bergerak menggeser tombol hijau di layar itu.
"Halo!"
"Bum, kemarilah ke markas," ucap Min ho di seberang telepon tanpa basa basi. Bahkan hanya membalas sapaan saja malas, hanya membuang tenaga. Setiap hari bertemu lantas untuk apa membuang waktu hanya sekedar basa basi tidak penting.
"Baiklah," sambungan telpon pun terputus. Percakapan yang sangat singkat, namun itulah yang dibutuhkan karena segala hal yang berbelit belit hanya membuang waktu berharga.
_________________
Di tempat lain.
Langit yang redup dengan cahaya jingga dari ufuk barat menandakan matahari akan kembali keperaduannya. Angin yang sepoi sepoi hilir silih berganti menemani suara bisingnya orang-orang yang berlalu lalang dan kendaraan yang juga semakin padat. Keadaan yang sudah biasa terjadi di tepi jalan saat sore hari, di tengah keramaian ada seorang gadis yang mengabaikan semua kejadian itu, ia terus melangkah dengan pelan sambil menggerutu tidak jelas. Meskipun hanya sebuah gumaman gerutuan tapi tetap saja suara gadis itu juga menambah kebisingan suasana di sana.
"Dasar sok kaya!"
"Sok tampan, tapi dia memang tampan."
"Heuhh tidak tidak dia itu manusia sombong!""Eunnie!" ucap seseorang sambil menepuk pundak So eun.
"Heuh, Sunnie jangan mengejutkanku tiba-tiba. Apa kamu mau sahabatmu yang cantik ini mati muda," marahnya sambil mempoutkan bibir yang terlihat menggemaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
You My Soulmate
FanfictionLingkaran takdir yang menghantarkan kisah mereka pada soulmate masing-masing. Ketika perbedaan menjadi sebuah perdebatan dan kepedulian menjadi tali pengikat yang erat. Sementara segelintir masalah silih berganti menjadi senapan pemisah. "Mereka tak...