18

1K 173 7
                                    

"Waktu dan masa yang akan berlalu sebagai penyembuh luka"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Waktu dan masa yang akan berlalu sebagai penyembuh luka"

🍁🍁🍁🍁

Keluar dari ruang seni so eun begitu senang. Bagimana tidak senang jika dipuji senior yang kau kagumi. Namun semuanya lenyap berganti dengan wajah terkejut saat melihat seorang yang sedang menangis tersedu sedu di halte depan sekolahnya yang sekarang sepi.

So eun menajamkan matanya apakah dia tidak salah lihat? Bukankah itu so jiin eonni? Bukannya tadi dia pamit pulang lebih awal karena ada kepentingan mendadak? Lalu kenapa masih disini menangis pula? Aku memutuskan menghampirinya sepertinya dia membutuhkan seseorang untuk mendengarkan keluh kesahnya.

Ketika so eun akan melangkah mendekati so jiin sebuah mobil hitam metalic berhenti di depan halte. Dengan wajah sembabnya so jiin memasuki mobil tersebut menyisakan tanda tanya besar diotak so eun yang hanya bisa menatap kepergian so jiin.

_____________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____________

Seorang lelaki duduk temenung di sebuah tempat duduk. Merenungkan kejadian beberapa saat lalu. Menurutnya peekataan "Waktu dan masa yang akan berlalu bisa menyembuhkan luka" itu berlaku padanya. Menurutnya itu hanya omong kosong belaka tapi terkadang dia berharap hal itu terjadi padanya.

Flasback onn*

Sebuah mobil hitam metalicnya yang jarang digunakan berhenti di depan sekolah korea high school yang sudah agak sepi siswa yang berlalu lalang pun hanya segelintir yang terlihat. Menunggu di mobil sepertinya ide bagus untuk nanti memberitahu sebuah kabar pada seseorang. Beberapa lama menunggu keluarlah seorang wanita yang dikenalnya yang sangat ingin dihindarinya. Dia keluar dengan senyum cerahnya membuat rasa keirian pada dirinya.

Tubuhnya seakan menolak otaknya yang berfikir jernih tangannya bergerak membuka pintu dan kakinya mulai melangkah. Mengabaikan jeritan otaknya yang mengucapkan 'jangan mendekatinya' tapi apa daya kerinduan sudah menggerogoti hatinya yang telah dibawa wanita itu saat kepergiannya.

Wanita itu terus berjalan menunduk tangannya yang lincah mengetik sesuatu dihandphonenya bibirnya masih tertarik tidak menyadari seseorang yang melihatnya terpaku. "So jiin" panggil orang itu.

You My SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang