"Kamu sudah mulai dewasa, yang harusnya mulai belajar mengendalikan diri. Jangan sedikit-sedikit di masukin hati. Apa lagi baper sendiri."
🍁🍁🍁🍁
So eun mengulum bibirnya grogi. Kenapa harus ada dia sih.
Mereka berdua saling betatapan namun hanya ada bibir bungkam diantara mereka. Tidak lama kemudian mereka berdua saling membuang pandangan.
Hye sun yang melihat reaksi So eun menjadi bimbang. Harus maju atau mundur. Dia jahat sekali jika harus mendorong temannya di kadang macan.
"Loh, kalian kok masih berdiri?" tanya Ji woon yang sudah berada di samping Hye sun.
"Tempatnya penuh," balas Hye sun pelan.
So eun mengalihkan tatapannya pada Ji woon.
Ji woon memandang sekitar, padangannya pada satu meja yang di duduki si bawel Kim joon. Tangan laki-laki itu mengisyaratkan mereka untuk bergabung.
"Hmm, bagaimana jika kita duduk satu meja dengan temanku?" tanya Ji woon meminta persetujuan.
So eun mengangguk setuju itu lebih baik, kalau bisa jauh dari mejanya. Hye sun yang melihat So eun mengangguk, juga ikut mengangguk dengan ragu.
Ji woon berjalan memimpin jalan. Hye sun dan So eun berjalan membuntuti.
So eun mengernyitkan dahinya ketika Ji woon menghentikan langkahnya di mejanya. Apa maksudnya teman Ji woon itu Kim joon dan Kim bum? Owh tidak! So eun meneguk ludahnya alot. Kenapa malah begini, jika ia tahu sejak awal. So eun tidak akan menyetujui. Mau menolak itu akan memalukan.
Hye sun dari tadi curi-curi pandang pada So eun. Merekam setiap mimik yang dikeluarkannya. Melihat So eun yang gelisah, dia jadi kasihan.
Kepala Ji woon mendekati telinga Kim joon "Hei bocah, bolehkan aku bergabung?" tanyanya dengan tekanan.
Kim joon menjauhkan jidat Ji woon. Lalu mengusap-usap telinganya, "Gila kamu, makan apa kamu sampai telingaku rasanya panas?"
"Mau tahu?"
Kim joon mengendikkan bahunya acuh. "Hai So eun lama tidak bertemu," sapanya ramah.
So eun tersenyum canggung "Baik Sunbae."
"Yak, jangan menggombal dengan gadis polos sepertinya idiot," lirih Ji woon sambil menyentil telinga Kim joon.
Kim joon melirik sinis Ji woon yang sekarang dengan santainya duduk di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You My Soulmate
FanfictionLingkaran takdir yang menghantarkan kisah mereka pada soulmate masing-masing. Ketika perbedaan menjadi sebuah perdebatan dan kepedulian menjadi tali pengikat yang erat. Sementara segelintir masalah silih berganti menjadi senapan pemisah. "Mereka tak...