MP 12 | Jealous

3.2K 244 1
                                    

Bel sekolah berbunyi tanda pelajaran hari ini telah usai. Seluruh siswa berhamburan keluar untuk pulang kerumahnya masing-masing.

"Ayo, Rosé!" Jimin menghampiri meja Rosé.

Melihat Jimin, Rosé jadi teringat dengan Mina. Lantas ia menoleh kearah Lisa dengan raut wajah meminta pendapat.

Lisa yang mengerti langsung saja berkata. "Gak usah dengerin orang sinting itu. Ikutin aja kata hati lo."

"Hmm..Iya."

"Siapa yang sinting, Lisa?" Jimin menatap Lisa dan Rosé secara bergantian. Karena merasa ada yang tidak beres.

"Nggak. Udah, ayo!" Rosé dengan cepat menarik tangan Jimin segera keluar dari kelas. "Gue duluan ya, Lisa!"

"Iya santai!"

"Lo kenapa, sih? Maksud Lisa apaan?"

"Nggak ada apa-apa." jawab Rosé sambil terus melangkah tanpa menoleh kearah Jimin. Yang sangat berharap mendengar jawaban Rosé yang jelas. Walaupun sebenarnya Jimin sudah tahu setelah membaca pikiran Lisa. Tapi Jimin ingin mendengar langsung dari mulut Rosé.

Jimin memberhentikan langkahnya. Otomatis Rosé ikut berhenti. Lalu menatap cowok itu dengan bingung. "Kenapa berhenti?"

"Gue nggak mau jalan kalo lo belum jawab pertanyaan gue yang jelas."

Mendengar ucapan Jimin, Rosé jadi teringat dengan ucapannya sendiri tadi pagi. Persis sekali. Ceritanya Jimin mengikutinya?

Jimin menahan senyumnya ketika melihat raut wajah Rosé yang sangat menggemaskan.

"Yaudah gapapa."

Shit

Jimin seketika mengubah raut wajahnya. Rosé hendak melangkah dengan cepat Jimin tahan.

"Kok gitu sih? Yang adil dong, Rosé..Tadi pagi lo kayak gitu langsung gue jawab. Pas gue gak mau ngasih tau siapa pelaku yang bikin kening gue luka."

Jimin mengeluarkan ekspresi sok imutnya membuat Rosé ingin sekali rasanya mencubit pipi mochi Jimin.

"Udah, ah! Kan gue bilang, gak ada apa-apa ini. Lagian ini tu urusan cewek. Lo cowok gak boleh tau!"

'Dasar cewek'

"Yaudah serah. Tapi kalo ada yang macam-macam sama lo, lo harus bilang sama gue."

"Kok harus bilang lo?" Rosé mengangkat alisnya sebelah.

"Karena.."

"Karena..?" Rosé mengulang ucapan Jimin. Menunggu cowok itu melanjutkan ucapannya.

"Karena sebentar lagi kan lo tanggung jawab gue." ucapan Jimin membuat Rosé semakin bingung.

"Hah? Apaan?"

"Enggak udah. Ayo, ah!"

Jimin langsung saja meraih tangan Rosé dan menggenggamnya. Rosé tidak bisa melepaskannya karena kuat sekali. Ia hanya pasrah sampai mobil baru Jimin lepaskan.

Keheningan seketika tercipta didalam mobil. Hingga sampai pada tujuan nya, yaitu Mall. Yang ingin sekali Jimin kunjungi. Entah apa yang ingin cowok itu lakukan di Mall.

Setelah keluar dari mobil dan melangkah memasuki Mall. Rosé terus menatap Jimin bingung ditambah jantungnya yang terus berdebar. Dikarenakan Jimin tidak hentinya menggenggam tangannya.

"Lo-lo mau ngapain sih ngajak gue kesini?"

"Anterin gue beli boneka buat Mina."

Deg!

MY PRINCE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang