MP 49 | 끝

5K 306 106
                                    

"Jungkook..hiks.."

Isakan demi isakan menyelimuti pemakaman Jungkook, yang sudah banyak dihadiri oleh seluruh Bangsa Serigala yang turut berduka cita atas kepergiannya.

Jungkook dimakamkan didekat Istana Bangsa Serigala. Sangat gempar saat berita kematian Jungkook menyebar luas, terutama Soohwak yang sangat terpukul dan emosi.

Tapi apa boleh buat? Semuanya sudah terjadi, yang hanya bisa dilakukan adalah mengikhlaskan kepergian Jungkook. Berita tentang peperangan itu juga sudah diumumkan kepada seluruh Bangsa Serigala oleh Kai. Karena memang sudah tugasnya, sebagai Panglima peperangan Bangsa Serigala.

Jimin berjongkok menatap kosong gundukan tanah itu, mencengkram tanah itu dengan kuat. Dengan air matanya yang belum surut, menangisi kepergian adik tersayangnya.

"Maafin gue, Kook..Ini semua salah gue..." lirihnya.

Seulgi berjongkok menyamakan badannya dengan Jimin, mengelus-elus punggung Jimin agar pria itu lebih tenang.

Setelah semua acara pemakaman Jungkook selesai, seluruh Bangsa Serigala segera bubar. Tersisa Jimin, Seulgi, Taehyung, Jennie, Soohwak, Suho dan Lisa yang terlihat sangat terpukul atas kepergian Kekasihnya tersebut.

"Permisi, Tuan." Kai datang, mengejutkan semua yang berada dipemakaman Jungkook.

"Kami mendengar informasi, bahwa sebagian Bangsa Vampire telah memangsa manusia. Merubahnya menjadi Vampire untuk menambah pasukan besok, dan dibunuh hanya untuk menambah kekuatan dengan menghisap darahnya saja."

Soohwak mengepalkan tangannya, setelah mendengar laporan dari Kai. "Kau sudah membuat strategi peperangan, Panglima?" tanyanya.

"Sudah. Aku sudah memerintahkan seluruh pasukan untuk berlatih terlebih dahulu." jawab Kai.

"Baiklah."

"Bagaimana, Jim?"

Jujur, sebenarnya Soohwak masih sangat terpukul atas kepergian Putra bungsunya tersebut. Apalagi Putranya pergi karena Ratu Vampire yang dibencinya itu. Dan sialnya, Ratu Vampire itu adalah yang dicintai oleh Putra sulungnya sendiri.

"Maafkan aku, Appa. Ini semua salahku." Sudah tidak terhitung lagi, Jimin terus mengucapkan kata maaf didepan Soohwak.

"Jadi, aku tidak mau tahu. Kau harus mengalahkannya besok." tegasnya. Jimin terkesiap.

...

Jisoo kesal sendiri saat mobilnya tiba-tiba saja mati. Ia bingung ingin melakukan apa, karena ia sendiri tidak mengerti tentang mesin-mesin seperti itu.

"Aishh!" kesalnya sambil membanting kap mesin mobil.

Jisoo celangak-celinguk berniat meminta tolong. Tapi dilihatnya jalanannya disini sangat sepi, ia melirik benda penunjuk waktu yang melingkar dipergelangan tangannya. Jisoo terkejut saat tahu sekarang sudah menunjukkan pukul 10 malam waktu Korea Selatan.

Ia berlari kedalam mobil, mengambil ponselnya. Lalu segera menelpon Jin, Kekasihnya.

"Jin!" teriaknya saat telepon sudah tersambung.

"Iya kamu kenapa teriak-teriak?"

"Jin aku mogok dijalan xxx kamu—"

Gadis itu kembali terkejut saat tiba-tiba ponselnya mati dengan sendirinya, karena baterainya sudah habis.

"Sial, sial!"

Jisoo terperanjat saat merasakan ada sesuatu yang melesat dibelakangnya. Jisoo membalikkan badannya untuk melihat siapa yang membuatnya terkejut tadi. Tapi nihil, tidak ada siapa-siapa. Seketika Jisoo jadi takut sendiri dan merinding pastinya.

MY PRINCE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang