Chapter 9 🍁

1.1K 150 97
                                        


Double up~~
Lebih rajin kalian vote sama comment , aku juga lebih rajin update wkwkwk.

Happy reading

...

Perputaran dunia sungguh tidak dapat diduga. Begitupun perjalanan hidup manusia. Jihoon melirik cincin berlian elegan yang berkilau di jari manisnya.

Dia datang ke perusahaan ini karena sebuah panggilan keberuntungan yang datang tak diduga, dan hanya karena satu kejadian di malam pesta itu, tiba-tiba dia menjadi tunangan pemilik perusahaan ini. Siapa yang bisa mengira? Bahkan di dalam imaginasinya yang paling liar pun dia tidak pernah menduganya.

Semua ini terjadi terlalu cepat... terlalu tiba-tiba. Dia bahkan tidak mengenal jauh Mr. Joseph.

Jihoon membatin dalam hati, dan tanpa sadar mengernyitkan dahinya. Yang dia ketahui tentang Mr. Joseph hanyalah info dari majalah bisnis yang dibacanya ketika mencari tahu tentang perusahaan yang memanggilnya untuk interview itu, dan beberapa info dari Chungha –yang sekarang sudah mengambil cuti hamilnya. Chungha akan sangat terkejut kalau saja dia ada dikantor untuk menyaksikan semua drama ini.

Jihoon tahu bahwa Mr. Joseph adalah jenius pendiri perusahaan, berdarah Amerika dari ibunya, dan mempunyai adik perempuan dengan masa lalu yang sungguh menimbulkan empati, meskipun sekarang Yujin sudah menjadi wanita yang tegar.

Tidak bisa dipungkiri bahwa salah satu alasan utama Jihoon menerima pertunangan ini adalah karena empatinya kepada Yujin, dan kekagumannya akan rasa bertanggung jawab Mr. Joseph karena begitu memikirkan kesedihan yang pernah dialami Yujin dan Jihoon yakin Mr. Joseph pasti sangat menyayangi adiknya.

Jihoon tidak pernah punya saudara kandung, dia anak tunggal, yang pada akhirnya harus berakhir sebatang kara. Karena tragedi itu. Tragedi yang sudah dilupakannya dan dikuburkannya dalam-dalam.

Setiap dia mengingatnya akan muncul rasa marah terpendam, membuatnya ingin berteriak atas ketidakadilan kehidupan. Ingatan tentang kemarahan itu menjadi samar-samar seiring berjalannya waktu. Jihoon belajar menyimpan jauh-jauh. Tidak sepenuhnya melupakan. Tidak sepenuhnya memaafkan.

Jihoon mengerjapkan mata ketika mobil hitam yang elegan itu meluncur dengan mulus dan berhenti tepat di depannya. Jinyoung sendiri yang menyetir mobilnya, dengan sopan, dia turun dari mobil dan membukakan pintu penumpang di sebelahnya untuk Jihoon.

"Maafkan aku, sedikit tertahan di lobby tadi. Aku harap kau tidak menunggu lama."

"Tidak. Aku baru beberapa menit di sini." Jihoon melangkah masuk ke mobil dan Jinyoung menutupnya, lalu kembali ke balik kemudi dan menjalankan mobilnya.

Tiba-tiba sebuah pemikiran melintas di benak Jihoon, bahwa dia bahkan tidak tahu nama asli Pria disampingnya ini.

"Bagaimana mungkin kita melanjutkan semua ini, kalau kita bahkan tidak saling mengenal sama sekali?" tanpa sadar Jihoon menyuarakan pemikirannya.

Jinyoung melirik sedikit ke arah Jihoon dan tersenyum, "Masih banyak waktu, dan dengan senang hati aku akan membuka diri sehingga kau bisa lebih dalam mengenalku." Suaranya merendah lembut, "Dan aku harap kau juga membiarkanku mengenalmu lebih dalam."

Jihoon menghela napas. Kenapa kata-kata Jinyoung yang biasa saja bisa terdengar begitu sensual di telinganya? Apakah itu memang nyata atau dia selalu berkonotasi mesum sejak kejadian malam itu? Dengan tak kentara Jihoon menggelengkan kepalanya, mencoba berkonsentrasi kepada sesuatu yang logis.

"Siapa nama aslimu?."

Jinyoung mengerem dengan mendadak. Hampir membuat ban mobil berdecit dan tubuh Jihoon terdorong ke depan, untunglah mereka sedang berada di jalanan yang sepi.

Unforgiven Hero : Deepwink ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang