Chapter 10 🍁

1K 157 35
                                        

"Apa? Pernikahan?!." Daniel sangat terkejut. Apalagi dia tidak pernah mendengar Jinyoung dekat dengan siapapun sebelumnya. "Jangan bilang kalau kau jatuh dalam jebakan perempuan licik yang berpura-pura hamil."

Jinyoung terkekeh, "Bisa dibilang aku yang menjebak calon pengantinku." Ditatapnya Daniel serius, tahu bahwa sahabatnya itu tidak akan banyak bertanya kalau tidak dijelaskan, "Aku butuh bantuanmu agar pelaksanaannya berjalan sempurna."

"Aku bisa mengurusnya. Kau bisa tinggal di hotelku di sana. Dan untuk pernikahannya kau bisa menghubungi nomor ini. Dia yang dulu mengurus pernikahanku dengan Seongwu. Semoga dia bisa membantumu." Daniel menyerahkan sebuah kartu nama ke tangan Jinyoung.

Jinyoung menerimanya dan tersenyum, "Terimakasih Daniel, kau tak tahu betapa berartinya ini untukku."

Daniel mengamati Jinyoung dengan tenang dan menganalisa. Ini hampir sama seperti Hyunjin yang tergesa-gesa menikahi Seungmin dulu. Tetapi Jinyoung tampaknya lebih terdesak dan panik. Seperti memegang bom yang akan meledak dalam hitungan waktu tertentu.

"Calon pengantin yang katamu kau jebak ini, apakah kau mencintainya?."

Jinyoung tersenyum lembut membayangkan Jihoon, "Ya Niel. Tentu saja, kalau tidak untuk apa aku repot-repot menjebaknya ke dalam pernikahan ini."

"Dan mengingat kau sampai perlu menjebaknya, berarti dia tidak berperasaan sama?."

"Mungkin saat ini tidak, tetapi aku akan membuatnya berubah pikiran."

Daniel terkekeh, "Kita orang yang semula merasa begitu sempurna dan bisa menaklukkan siapapun, pada akhirnya akan menyerah kepada orang yang membuat kita penasaran setengah mati, membuat kita menebak-nebak, lalu tanpa disadari sudah terperosok ke dalam cinta yang begitu dalam."

"Apakah itu yang kau rasakan kepada Sengwu-mu dulu?."

"Persis seperti itu." Jawab Daniel puas. "Dan itu adalah hal paling membahagiakan dalam hidupku."

Jinyoung mengamati Daniel dan tersenyum, "Kau beruntung."

"Dan sepertinya kau juga, mengingat kau akan menikah dengan orang yang kau cintai."

"Yah. Aku beruntung... meskipun begitu banyak rahasia menyakitkan di masa lalu yang menghantui... aku masih berharap semuanya tidak akan membalik kepadaku nanti dan menghancurkanku."

"Apa maksudmu Jinyoung?." Suara Daniel berubah waspada.

Jinyoung tertawa. "Aku tidak sedang dalam bahaya, Niel. Ini menyangkut masa lalu dan masa depanku yang berjalinan. Ceritanya panjang, dan aku akan menceritakan kepadamu suatu saat nanti."

"Oke." Daniel menatap Jinyoung dan akhirnya menarik kesimpulan, "Orang yang akan kau nikahi ini ya, yang membuatmu begitu dingin dan tak bisa didekati selama ini."

Jinyoung tersenyum, tidak membantah.

.

.

.

"Mungkin ini bukan ide bagus." Jihoon menatap Jinyoung bingung, "Apakah ini harus dilakukan?."

"Ya. Aku sudah bertekad. Dan kau tidak bisa mundur Jihoon, demi dirimu sendiri, demi Yujin, ingat?"

"Ta-tapi aku tidak menyangka akan secepat ini, maksudku.. kau bilang kita punya kesempatan untuk saling mengenal dulu, Kau bilang kita punya waktu untuk pertunangan yang panjang sehingga... sehingga..."

"Aku sudah memesan tiket ke sana, semua sudah disiapkan di sana. Yujin akan menyusul ke sana. Tidak bisa dibatalkan. Dan sekarang kita sedang dalam perjalanan ke sana."

Unforgiven Hero : Deepwink ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang