***
Mereka sedang makan malam ketika suara perahu boat terdengar mendekat. Jihoon mengernyit, tamu lagi? Diliriknya Jinyoung, lelaki itu tampak tenang-tenang saja.
Mereka makan malam bertiga. Jinyoung, Jihoon dan Nakyung yang sudah mulai bisa berjalan meskipun masih harus mengenakan penyangga badan. Suasana makan malam dingin dan kaku, Nakyung tak banyak bicara seperti biasanya. Meskipun Jihoon sempat melihat perempuan itu berkali-kali menyentuh Jinyoung seolah tanpa sengaja.
Seorang pelayan masuk, mengantarkan tamu yang baru tiba itu.
"Yujin?!." Jinyoung berseru dan meletakkan makanannya, "Kejutan tak terduga, kenapa kau datang kemari?." lelaki itu berdiri, mengajak Jihoon dan memeluk adiknya.
Yujin mengibaskan rambutnya yang sedikit berantakan. Dia memeluk Jihoon dengan hangat, lalu melirik ke arah Nakyung dan melangkah kakinya kemudian duduk di kursi di meja makan itu. Jinyoung dan Jihoon kembali duduk.
Para pelayan dengan sigap langsung mengantarkan hidangan untuk tamu tambahan mereka itu.
Yujin melirik ke arah Nakyung dan tersenyum kaku. Mereka memang saling mengenal, tetapi tidak begitu akrab.
"Hai Nakyung, kudengar dari Jinyoung Oppa kau sudah di sini beberapa hari dan mengalami kecelakaan, bagaimana kondisi kakimu?."
Nakyung mengangkat alisnya dan tersenyum manis. "Masih sakit dan bengkak, aku tidak bisa berjalan kalau tidak memakai penyangga."
"Wah sepertinya penyembuhanmu akan memerlukan waktu lama." Yujin sekuat tenaga menyembunyikan nada sinis di dalam suaranya.
Nakyung mengangguk, melirik Jinyoung seolah ingin menebak apa rencanya dengan kedatangan Yujin yang mendadak ini. Apakah Jinyoung menyuruh Yujin datang untuk melindungi Jihoon dari serangannya?.
"Ya. Kakiku sepertinya memerlukan waktu lama untuk sembuh." Nakyung menyentuh lengan Jinyoung dengan lembut dan tersenyum penuh arti. "Maaf Jinyoung, sepertinya aku harus berada di rumah ini lebih lama, aku tidak bisa kemana-mana."
"Tidak masalah." Jinyoung menjawab datar.
Jihoon yang sedang mengamati Jinyoung mengernyitkan alisnya, Jinyoung tampak berusaha sekuat tenaga untuk fokus kepada makanannya dan menahan diri untuk tidak tertawa. Kenapa suaminya tampak begitu geli? Apa yang ada di dalam benaknya?.
Yujin sendiri tampak menahan senyum, dia menyendok satu suap penuh sup krim asparagus kental dengan kepiting di dalamnya, dan memutar bola matanya senang.
"Wow, masakan Alfred yang luar biasa. Aku merindukannya, kurasa ini sepadan dengan tinggal di sini beberapa lama sementara Oppa pergi."
"Apa maksudmu?." Nakyung langsung menyela, merasa waspada.
Yujin melirik Nakyung tidak peduli, lalu menatap Jinyoung.
"Oh, aku belum mengatakan maksud kedatanganku kepada kalian ya?. Oppa, Aku mengalami masalah dengan negosiasi dengan pihak Jepang. Mereka tidak percaya kepadaku, dan ingin pelaksanaan nego diwakili olehmu langsung."
Yujin menghela napas panjang. "Itu tender yang besar dan mereka menahannya sampai kau pulang. Kita akan rugi besar kalau sampai proyek itu tertahan lama, karena itu dengan baik hati, aku menawarkan diri untuk menggantikanmu menjadi tuan rumah di rumah ini untuk tamu kita."
Yujin melirik Nakyung dengan sinis. "Sementara kau dan Jihoon pulang untuk mengurus tender itu."
"Apa?!." Nakyung hampir menjerit, lupa akan sikap datar dan menahan diri yang dipertahankannya. "Tidak! Kau tidak bisa melakukannya kan Jinyoung? Kau tega meninggalkan aku yang sedang sakit sendirian di sini?."
![](https://img.wattpad.com/cover/188592560-288-k278478.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgiven Hero : Deepwink ✔
Historia CortaJinyoung harus menanggung hukuman atas dosa yang telah diperbuatnya pada Jihoon di masa lalu. Dia hanya ingin menembus dosanya pada Jihoon dalam bayangan tanpa wujud. Tetapi semuanya hancur ketika hasrat yang kuat mulai merasukinya dan menjadikannya...