***
Semua orang yang sedang hamil di dunia ini pasti menginginkan suami seperti Jinyoung. Jihoon membatin. Pria itu selalu siap sedia. Menggenggam lengan Jihoon dengan lembut ketika berjalan. Di pagi hari ketika Jihoon lari ke kamar mandi dan memuntahkan makanannya, Jinyoung menyusulnya, memijit tengkuknya dengan lembut, lalu melap wajahnya dengan handuk dan air hangat untuk membuatnya merasa lebih baik. Ketika kembali ke kamarnya, di sana sudah tersedia teh mint dan biskuit asin untuk mengatasi rasa mualnya. Bahkan di malam harinya, ketika Jihoon terbangun, merasakan haus, atau lapar. Pria itu langsung terjaga, menuangkan air untuknya, atau mengupaskan apel untuk mengisi perutnya. Dan setelah itu semua, Jinyoung akan memeluk Jihoon di atas ranjang, mengusap punggungnya yang pegal dengan lembut, hingga Jihoon tertidur dengan nyaman.
Kehamilannya sudah mencapai usia sembilan bulan. Tanpa terasa mereka menjalani kehidupan pernikahan dengan baik, tanpa ada percikan pertengkaran di dalamnya. Mereka saling menghargai, saling menghormati, dan menjaga satu sama lain.
Meskipun ada yang berbeda. Jinyoung tampak formal dan jauh. Pria itu memposisikan dirinya sebagai penjaga dan perawat Jihoon. Tidak lebih dari itu. Pelukannya di malam haripun tidak mengandung unsur sensual, hanya dilakukannya untuk membuat Jihoon merasa nyaman. Tidak ada sentuhan penuh gairah, tatapan membara ataupun bisikan serak bernada sensual. Jinyoung benar-benar menepati janjinya.
Pernah di suatu malam, ketika Jinyoung memeluknya, bayinya menendang untuk pertama kalinya, mendesak Jinyoung, membuat pria itu memandang Jihoon dengan takjub. Jemari mereka saling bertumpukan di perut Jihoon, merasakan momen menakjubkan mereka sebagai orangtua untuk pertama kalinya. Malam itu, mata Jinyoung berkaca-kaca, dan pria itu mengecup bibirnya lembut, penuh emosi. Tetapi hanya itu. Setelah itu Jinyoung memeluk Jihoon seperti biasa sampai tertidur.
Jihoon bisa melihat dengan jelas kasih sayang Jinyoung untuknya. Bisa merasakan ketulusan pria itu untuknya. Jauh di dalam hatinya, dia menyayangi suaminya itu. Tapi di sisi lain, kenyataan tak terelakkan tentang masa lalu mereka menjadi penghalang. Jihoon masih belum siap untuk memaafkan Jinyoung, atas kebohongannya dan atas kelalaiannya yang menyebabkan kematian ayahnya. Apakah ayah dan ibunya akan marah padanya kalau dia memaafkan Jinyoung? Jihoon sering bertanya-tanya seperti itu di dalam hatinya. Merasa takut bahwa ternyata dia telah mengkhianati keluarganya dengan memberikan kesempatan pada Jinyoung.
Bayi ini sudah akan lahir. Jihoon mengelus perutnya yang membesar, dan tersenyum. Anak mereka akan lahir dalam waktu dekat, dan Jihoon tidak sabar menanti untuk merengkuh bayi itu ke dalam pelukannya.
Tapi benaknya terasa berat. Memikirkan apa yang harus dia lakukan setelah anak ini lahir.
"Jangan angkat itu." Jinyoung meraih keranjang buah kecil yang dibawa Jihoon dengan cekatan. "Demi Tuhan, Jihoon. Duduklah! Tidak usah membantu apa-apa. Biar Yujin dan para pelayan yang membereskan semuanya."
Sambil berdiri di sana dan berkacak pinggang, Jinyoung benar-benar tampak seperti seorang arogan yang suka memerintah-merintah orang, membuat Jihoon cemberut.
"Jinyoung, aku bisa membawa diriku sendiri. Dan aku pegal kau suruh duduk seharian."
"Kau sedang hamil besar dan tubuhmu itu kelelahan membawa-bawa perutmu yang begitu besar." Jinyoung menatap mengancam. "Duduk Jihoon, atau aku tidak akan mau memijit kakimu lagi."
Tentu saja itu bohong. Jinyoung tidak pernah lupa memijit kaki Jihoon setiap malam, dengan minyak essensial yang lembut, membantu Jihoon menghilangkan pegal-pegalnya karena harus membawa-bawa kandungannya yang semakin membesar. Jinyoung juga tidak lupa membantu mengoleskan minyal zaitun ke perut Jihoon yang semakin membuncit setiap malamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgiven Hero : Deepwink ✔
Historia CortaJinyoung harus menanggung hukuman atas dosa yang telah diperbuatnya pada Jihoon di masa lalu. Dia hanya ingin menembus dosanya pada Jihoon dalam bayangan tanpa wujud. Tetapi semuanya hancur ketika hasrat yang kuat mulai merasukinya dan menjadikannya...
