Chapter 21 🍁

969 102 1
                                    

***

"Tamu untuk anda Mr. Joseph." Nayoung masih memanggilnya dengan nama Mr. Joseph. Tidak masalah untuknya, Jinyoung tersenyum, ternyata namanya bukan masalah untuk Jihoon.

"Aku dengar kau pulang dari bulan madumu, jadi aku mengajak Hyunjin kemari." Daniel melangkah masuk, seperti biasanya tanpa permisi langsung duduk di sofa besar di ruangan itu. Seorang laki-laki berbadan ramping, berpakaian serba hitam mengikuti masuk, pandangannya mengawasi seluruh ruangan dengan tajam, sampai kemudian bertatapan dengan Jinyoung.

Hwang Hyunjin. Jinyoung membatin. Ini adalah pertemuan kedua mereka setelah pertemuan singkat di sebuah pesta waktu itu. Jinyoung memilih datang sendirian ke pesta Jinyoung waktu itu dan membuat Daniel sibuk mencemoohnya. Daniel sempat mengenalkannya dengan Hyunjin, tetapi mereka tidak bisa berbicara lebih, karena Jinyoung buru-buru pergi untuk urusan lain.

"Hyunjin juga baru pulang dari bulan madunya." Daniel bergumam ketika Jinyoung dan Hyunjin hanya berpandangan dengan kaku, saling mengawasi.

"Bulan madu? Bukankah kau sudah menikah lama, Hyunjin?." Dan sepengetahuan Jinyoung, Hyunjin sudah memperoleh satu putra dari istrinya. Dia melangkah mendekati sofa dan duduk di sana, mempersilahkan Hyunjin untuk duduk.

"Bulan madu kedua." Hyunjin menyahut dengan suaranya yang dalam. Entah kenapa kata 'bulan madu' itu membuat ekspresi dingin dan kejam di wajahnya melembut. Mungkin benar kata Daniel, lelaki ini benar-benar mencintai istrinya. Kalau begitu, lelaki ini tidak sejahat yang dikatakan orang. Seorang lelaki yang bisa mencintai seseorang dengan sepenuh hati, adalah lelaki yang baik. Jauh di dalam hatinya Jinyoung merasa prasangka buruknya terhadap Hyunjin memudar.

"Bagaimana bulan madumu?." Daniel bergumam lagi, menatap Jinyoung sambil tersenyum.

"Semua berjalan sesuai rencana?."

"Sesuai rencana." Senyum Jinyoung melebar, lupa kalau di depannya ada Hwang Hyunjin. Sosok yang tidak dikenalnya seakrab Daniel. "Dia mengatakan mencintaiku."

Daniel terkekeh. "Dasar bajingan yang beruntung." Diliriknya Hyunjin. "Jinyoung lebih beruntung dari kita, dia bisa dengan cepat mendapatkan cinta istrinya. Sementara kita harus jungkir balik mencoba segala cara."

Hyunjin ikut tersenyum mendengar kata-kata Daniel itu. Dan suasana kaku di antara mereka menjadi cair. Mereka lalu membicarakan masalah pekerjaan dan proyek kerjasama mereka dan pembicaraan mengalir lancar seolah mereka sudah sering berkumpul dan berbincang dengan akrab sebelumnya.

"Aku harus pulang." Hyunjin melirik jam tangannya, "Aku sudah berjanji mengantarkan Seungmin ke dokter."

"Seungmin sakit?." Daniel yang sedari tadi sibuk membaca berkas catatan pengajuan proyek yang mereka bahas mengangkat kepalanya, Hyunjin menggelengkan kepalanya, senyumnya melebar, tak tertahankan.

"Bukan. Dia mual dan muntah di pagi hari. Sepertinya kami membawa oleh-oleh hasil bulan madu kedua kami."

"Wah. Kau mengejarku rupanya." Mata Daniel melembut ketika mengingat kedua malaikat kecilnya dan ibu mereka yang sangat dicintainya. "Sampaikan salamku untuk Seungmin. Aku akan mempelajari berkas ini dulu, nanti aku diskusikan hasilnya denganmu."

"Oke." Hyunjin beranjak berdiri, dan Jinyoung mengikutinya. Lelaki itu tersenyum dan mengulurkan tangannya kepada Jinyoung yang segera disambut baik oleh Jinyoung. Mereka bersalaman. "Semoga kerjasama kita baik ke depannya."

Setelah itu Hyunjin berpamitan dan pergi meninggalkan ruangan.

"Dia baik kan?. Tidak sekejam yang dikatakan orang. Apakah kau masih tidak menyukainya?." Daniel bergumam, matanya tidak lepas dari berkas-berkas di tangannya.

Unforgiven Hero : Deepwink ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang