Pemuda Zhong bersurai hijau itu menghela nafasnya pelan. Seseorang yang biasanya duduk disebelahnya tidak hadir lagi. Pria manis berkulit tan yang baru-baru ini dinikahi oleh seorang Jung itu tidak pernah tampak batang hidungnya sejak beberapa minggu. Membuat pria Zhong bersurai hijau ini uring-uringan sendiri.
Bukan tanpa sebab. Alasan utamanya, karena ia lelah dihubungi oleh satu orang yang lebih spesifik; sepupunya. Wong Yukhei akan selalu menyempatkan diri untuk berkunjung ke fakultas Haechan demi mencari kabar pujaan hatinya. Mencecar Zhong Chenle dengan beberapa pertanyaan, membuat Chenle semakin bingung sekaligus khawatir.
Seseorang disebelahnya memandang prihatin pada pria manis disebelahnya. Seolah paham apa yang tengah pria manis itu rasakan. Saat ini, Chenle tengah berada di kantin. Ia tengah bersama seorang pria tampan dengan tubuh tinggi dan bermata sipit seperti tikus; menikmati makan siang sembari menunggu kelas selanjutnya.
"Apa Haechan tidak hadir lagi?" tanya pria disebelahnya. Chenle menggelengkan kepalanya lemah dengan seraut wajah khawatir. Pasalnya, sebentar lagi masa-masa ujian tengah semester akan tiba. Dan Haechan sudah melewatkan banyak kelas dan materi.
"Aku harus bagaimana, Jisung-ah? Yukhei-ge pasti akan mencecarku dengan berbagai pertanyaan lagi." katanya lemah. "Jujur saja, aku juga tidak tahu ia dimana. Aku tidak bisa menghubungi ponselnya."
Baru saja Chenle berbicara soal kekhawatirannya, orang yang tadi ia bicarakan sudah ada di sebelahnya. Seperti biasa, menanyai Chenle tentang keberadaan kekasihnya. Sebenarnya, tanpa perlu ditanyakan pun, Lucas--sebut saja itu panggilannya--sudah bisa membaca raut wajah Chenle yang sama khawatirnya dengan dirinya.
Entahlah, Haechan seolah sudah ditelan bumi saja. Tidak ada kabar yang terdengar mengenai pria manis bermarga Seo itu. Semua tentangnya seolah lenyap. Padahal, Seo Haechan termasuk satu dari sekian banyak mahasiswa yang dapat dikatakan cukup terkenal. Agak mengherankan karena 'ketidakhadirannya' beberapa hari ini sama sekali tidak disadari oleh orang-orang di sekitarnya.
--entah memang tidak sengaja, atau memang sengaja mengabaikan ketidak hadiran pria manis itu--
"Apa kau bisa menghubunginya?" Pertanyaan terakhir. Lucas hanya ingib memastikan satu pertanyaan akhir sebelum menyelesaikan sesi 'bertanya'nya pada si pria Zhong.
Sebuah gelengan membuat sesuatu dalam diri pria bertubuh besar itu naik. Tangannya terkepal erat. Sama seperti sebelum-sebelumnya setelah pesan itu mampir ke dalam ponselnya. Otaknya tertuju pada satu orang yang membuat dendamnnya memuncak.
--ralat! Dua orang!
Bakal calon mertuanya; Seo Young Ho, dan seorang pria lainnya yang memaksa pernikahan itu terjadi; Tuan Jung. Giginya bergemeretak menahan emosi. Ia tidak mau meledak disini dan menjadi bahan pembicaraan manusia-manusia disekitarnya.
Sebenarnya, diamana Seo Haechan?
**
"Jaemin?"
Yang disebut namanya memandang dengan berseri-seri pada pria tampan yang tengah duduk di kursi rodanya. Si pria manis dengan surai merah jambu itu berlari riang menuju pria tampan beralis camar, merentangkan tangannya lebar-lebar sebelum melingkarkan tangannya pada tubuh pria yang lebih tua. Memeluknya erat. "Hyung, aku merindukanmu~"
Mark terkekeh pelan saat membalas dekapan erat pria manis bersurai merah jambu itu. Sudah sangat hafal dengan kebiasaan pria manis ini saat datang menemuinya.
"Bagaimana kabarmu, Nana-ya?" tanya Mark sembari melepaskan pelukannya dari tubuh Jaemin. Mata rusa yang berseri-seri itu benar-benar mengundang kekehan keluar dari bibir tipisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Husband
Fanfiction"Mau ditaruh dimana wajahku? Yang benar saja aku harus sudi menikah dengan pria sepertimu!" "Suatu saat kau pasti akan mencintaiku."