третий

11.1K 1.2K 171
                                    

"Haechan-ah, ada yang mencarimu!"

Pria manis dengan kulit kecokelatan itu teralihkan atensinya begitu suara Yangyang memanggil dirinya. Seulas senyuman lebar terbentuk di bibir hatinya yang berwarna cherry. Seseorang dengan tubuh semampai bermata bulat yang besar tengah berdiri di depan pintu ruang kelasnya. Lengkap dengan sebuah senyuman tampannya yang mempesona. Haechan tidak bisa menahan diri untuk berlari kecil dan memeluk erat tubuh tegap pria yang mencarinya itu.

Adalah Wong Yukhei, kekasih dari seorang Seo Haechan. Pria tampan itu sempat mengedarkan pandangan untuk mencari keberadaan pria manis kesayangannya. Sudut bibirnya langsung tertarik kuat-kuat begitu mendapati Haechan yang tengah berbincang-bincang dengan salah satu temannya yang ia ketahui bermarga Hwang. Beruntung salah seorang teman Haechan--Yangyang--menyadari keberadaan si pemuda Wong itu. Jadilah Haechan menyadari keberadaannya saat ini.

"Baby, aku merindukanmu." Ucap yang lebih muda sambil masih memeluk erat prianya. Yang dipeluk hanya tertawa keci,l sembari mengusak perlahan surai abu-abu kekasihnya yang tengah asyik memeluk erat dirinya. Beberapa pasang mata memandang iri pada sepasang kekasih itu. Beberapa lagi mengerenyit risih. Pasalnya, dua orang ini sedang berlovey-dovey ria di depan kelas dihadapan banyak orang.

"Astaga, apa kau sebegitu merindukanku, baby?" Yukhei terkekeh pelan karena kekasihnya ini masih saja terus melingkarkan lengannya erat tanpa ada niat untuk melepaskan pelukannya. Haechan hanya mengangguk dalam pelukan Yukhei sebagai jawaban. Tidak bertemu satu hari saja dengan Yukhei sudah membuatnya sebegitu merindu seperti ini.

Ini semua karena pernikahan sialannya! Haechan jadi tidak bisa keluar atau menggunakan ponselnya untuk sekedar berkirim pesan dengan kekasihnya tercinta. "Apa kau tidak merindukanku juga, baby?" Haechan balik bertanya. Lengannya sudah tidak seerat tadi saat memeluk tubuh Yukhei. Hatinya sedikit teremas karena kekasihnya tidak mengucapkan kalimat 'sakti' mereka.

Sebuah kewajiban bagi Yukhei dan Haechan untuk saling mengucapkan kalimat itu saat mereka bertemu. Kalian tahu, kalimat apa? 'Aku merindukanmu!'

"Aku merindukanmu, baby."

Cup! Yukhei mengecup kening pria manis yang tadi masih memeluknya. Haechan terkikik geli dan wajahnya bersemu merah. Hebat, bukan? Bahkan setelah dua tahun, reaksi alaminya masih tetap sama seperti dulu. Tubuhnya masih bereaksi seperti orang yang baru jatuh cinta saat Yukhei mengucapkan kalimat 'sakti'nya.

Keduanya mungkin akan masih betah berlovey-dovey ria di depan kelas andaikata sepupu jauh dari Wong Yukhei tidak menegur mereka. Keduanya pada akhirnya pergi menjauh dari kelas Haechan menuju cafe yang berada di dekat fakultas mereka.

Haechan dan Yukhei memang tergolong sebagai pasangan yang cukup cuek. Mereka bahkan tidak peduli dengan beberapa pandangan risih yang orang-orang lemparkan pada mereka. Memang apa salahnya? Mereka kan sepasang kekasih yang sama-sama saling dimabuk cinta. Tidak ada salahnya sedikit memamerkan 'kebahagiaan' mereka, bukan?

Biarkan saja orang memusatkan atensi mereka pada keduanya. Atau melempar tatapan iri dan risih dalam satu waktu. Haechan dan Yukhei terlalu larut dalam euphoria cinta yang mereka buat tanpa memedulikan sekitar. Untuk apa? Toh tidak ada yang mereka rugikan disini, bukan? Dengan begitu, orang-orang tahu. Wong Yukhei itu milik Seo Haechan. Begitupun sebaliknya. Seo Haechan milik Wong Yukhei. Tidak akan ada yang berani merusak hubungan keduanya.

Itu menurut pemikiran mereka. Mereka terlalu asyik sampai tidak memperhatikan dua pasang mata lainnya yang sedari tadi memperhatikan. Salah seorang diantara dua orang itu mendesah kecewa, satu lainnya menatap dengan penuh emosi.

HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang