двадцать шестой

6.1K 799 101
                                    

Cup!

"Sayang, tidak mau bangun sekarang, heum?"

Pria tampan itu menggeliat dalam tidurnya. Cahaya matahari yang menelisik dari jendela kamarnya sama sekali tidak berpengaruh. Matanya masih terpejam erat. Menutupi manik kelam indah yang sanggup meluluhkan pasangannya.

"Sayaang~" pria manis itu dengan sengaja berbisik dengan nada menggoda di telinga sang suami. Tangannya begitu nakal, menjelajah pada dada bidang suaminya. Jemarinya menyentuh dengan sensual pada kotak-kotak yang terbentuk di perut sexy milik sang pria tampan. Menggoda suaminya untuk 'bangun'.

"Sayang, kalau kau tidam bangun sekarang. Tidak ada morning..."

--dan kalimat pria manis itu terputus saat pria tampan yang ia goda menyerangnya. Melumat bibirnya rakus, seolah ingin menelan bibir manis yang merah itu bulat-bulat. Benda kenyal yang selalu menjadi candunya saat kedua belah bibir itu pertama kali bertemu.

"Aku dapat jatah pagiku kan, sayang?" Tanya si pria tampan berseri-seri. Sudah tidak sabar untuk mendapatkan jatah paginya.

Si pria manis terkekeh. Telunjuknya mengetuk-ngetuk pada dagu. Berpura-pura tengah berpikir. Karena tanpa ditanyapun, ia akan dengan senang hati menjawab...

"Tidak!" Jawabnya sembari memeletkan lidah. "Kau telat 1 menit. Maaf, jatahmu hangus untuk pagi ini." Sambungnya. Sudut-sudut bibir itu tertaik, suara tawa pria manis itu mengalun lembut. Si pria tampan sampai terlena hanya dengan suara tawa kecil pria manisnya.

Baru ketika si pria manis hendak pergi, dengan segera si pria tampan menahannya. Dibawanya pria manis bergigi kelinci itu untuk duduk di dekatnya, menarik wajahnya dan melumat kembali bibir hati yang selalu menjadi candunya tersebut. Masa bodoh dengan kata-kata istrinya tadi, yang ia tahu istrinya tidak serius dengan kalimatnya. Mana bisa Seo Haechan menolak sentuhannya yang memabukkan. Yang ada ia akan minta tambah lagi dan lagi.

"Ngghhh~"

Kan? Minhyung hanya menciumi sekitar leher pria manis itu, dan Haechan sudah mulai ribut dengan desahannya yang membangkitkan gairah Minhyung berkali-kali lipat.

"Kau yakin, aku kehilangan jatah pagiku kali ini?" Tanyanya seduktif.

Pria manis itu menyeringai. Ia memang tidak memakai bawahan apa-apa tadi. Hanya kemeja kebesaran milik suaminya yang menutupi sampai sebatas paha. Diangkatnya bagian bawah kemeja itu. Membawa dirinya untuk duduk diatas pangkuan suaminya. Tidak perlu berlama-lama. Sudah basah dibawah sana. Dan ia yakin, gairah milik suaminya juga sudah mengacung tegak minta dipuaskan.

Seperti malam-dan pagi mereka yang biasanya.

"Bagaimana jika kita sudahi saja pembicaraan ini dan buktikan?" Bisik Donghyuck dengan nada semenggoda mungkin. Dengan sengaja menggigit bibir bawahnya. Membuat si pria Jung menggeram rendah karena perbuatannya.

"Fuck me, Hubby~"

~~

Lelaki kelahiran kanada itu harap, ia tidak akan bangun lagi dari tidurnya. Kepalanya menoleh, matahari perlahan merangkak ke singgasananya. Seberkas cahaya menelisik masuk ke dalam kamar pria tersebut. Ah, rupanya sang mentari menggoda Jung Minhyung untuk memulai hari.

Minhyung terduduk di ranjang besarnya. Mimpinya semalam masih terngiang. Menghela nafas berat, ia meremat pelan dadanya sebelah kiri.

Sakit

Mimpinya terasa begitu nyata. Entah ini adalah pengaruh hormonnya, atau memang karena Mark sendiri yang terlalu berharap kegiatan paginya selalu manis dan indah seperti itu.

HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang