двадцать триетий

6.4K 923 141
                                        

Selamat hari minggu semuanya^^

Selamat membaca❤️❤️

"Kau tidur dengannya?"

Mark tidak bisa percaya pada apa yang ia dengar. Ia memang curiga pada temannya yang bermarga Kim ini. Terlebih semenjak si pria manis dengan tubuh jangkung ini selalu bertanya mengenai istri tannya. Ia hanya tidak bisa percaya jika Kim Jungwoo akan melakukan segala cara demi mendapatkan pria besar tersebut.

Berbeda dengan dua orang yang memandangnya dengan tatapan tidak percaya, Jungwoo terlihat begitu tenang. Ia malah menyeruput lattenya santai saat Mark atau Jeno terbelalak tidak percaya pada ucapannya. Tidak ada yang salah dengan kalimatnya. Harusnya Mark dan Jeno tidak se terkejut itu dengan fakta ini. "Ya, aku tidur dengan Yukhei."

Mark mengerang frustasi. Masalah malah bisa berkembang lebih rumit setelah ini. "Kenapa?" Tanya Mark menuntut. "Aku bisa menebak jika kau menyukainya, Jungwoo. Tapi.."

"Aku ingin memilikinya, Mark." Potong Jungwoo. "Aku ingin memiliki hati Yukhei. Aku ingin membantumu."

"Tapi tidak harus dengan cara seperti ini juga, Jungwoo Hyung." Jeno mendesah frustasi. Ia sudah bisa membayangkan masalah yang lebih pelik menghadapinya ke depan. "Bagaimana jika kau mengandung anak dari Yukhei? Demi tuhan, Hyung! Bukankah itu pengalaman pertamamu?"

Jungwoo diam. Ia menyesap kembali lattenya dengan tenang. Sebenarnya ia bingung pada dua orang kakak-beradik dihadapannya. Apa yang begitu mengejutkan sampai keduanya menentang keputusannya seperti itu? Ia hanya ingin membantu masalah sahabatnya, Mark Jung. Ia juga tidak masalah jika nantinya benih yang ditanam Yukhei berkembang di perutnya.

Akan lebih baik, bukan? Mark mendapatkan Haechan. Dan Jungwoo mendapatkan Yukhei. Masalah selesai. Tidak ada lagi drama Haechan yang menuntut cerai Mark Jung. Membuat si pria kelahiran Kanada ditoreh luka kembali.

"Dengar, aku tidak paham dengan reaksi kalian." Kata Jungwoo tenang. "Aku sedang berusaha membantumu disini, Mark. Kenapa kau tampak sangat tidak setuju dengan keputusanku ini?" Sambungnya lagi.

Kedua netra bulat milik Jungwoo kemudian beralih pada Jeno. Si pria sipit itu memandangnya dengan tatapan bersalah. Entah bersalah karena apa. Sedetik kemudian Jungwoo mengerti. Bukankah seoama ini Jeno menitipkan Yukhei untuk ia pantau saat Jeno harus bergegas kembali? Mungkin ia mengira Jungwoo terpaksa melakukan ini.

"Tidak perlu merasa bersalah dengan pilihanku, Jeno. Aku baik-baik saja. Ini keinginanku. Murni karena keinginan hatiku." Katanya.

"Tapi bagaimana jika Hyung nanti hamil..."

"Aku akan sangat senang jika itu terjadi." Potongnya dengan seulas senyum di bibir. Ia bisa merasakan bagaimana khawatirnya dua orang yang sudah menganggapnya lebih dari seorang sahabat itu. Seperti keluarga. "Jangan khawatirkan aku, aku yakin bayi ini akan memiliki Yukhei sebagai ayahnya ketika ia hadir nanti."

Mereka hanya bisa berharap, bukan? Melihat senyum lebar yang terlukis di bibir Jungwoo menumbuhkan harapan mereka. Semoga saja. Baik Mark dan Jeno mengharapkan semua berjalan sesuai keinginan Jungwoo. Mereka tidak ingin, seseorang dengan hati malaikat seperti pria Kim ini harus terluka karena masalah keluarganya.

"Semoga tuhan selalu melindungimu, Hyung."

**

Pria manis berkulit tan itu duduk dengan gelisah di kamarnya. Amarah yang tadi menguasainya perlahan mereda. Memang mulut usil milik si pria Na itu sangat tidak boleh ia percaya. Berani sekali dia berceloteh hal yang tidak mungkin pada Seo Haechan.

HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang