Sudah lama sekali sejak wanita Ra itu menghabiskan waktunya dengan dua anak kecil yang begitu ia sayangi. Dua bocah kecil yang dulu ia jaga dan ia asuh, Jung Minhyung dan Seo Haechan.
Sebenarnya, Ra Eun Bi adalah maid pribadi Jung Minhyung--atau mari kita sebut saja orang yang Jaehyun dan Taeyong sewa untuk menjaga putra sulungnya. Berhubung bocah kecil yang berwajah manis itu begitu dekat dengan majikannya, dan fakta lain jika ia juga menyukai bocah kecil yang keras kepala itu, ia dengan sukarela mengasuh Seo Haechan. Seperti buy one get one! Minhyung seperti sudah satu paket dengan Haechan.
Seo Haechan kini sudah ada dihadapannya. Sudut hati wanita Ra itu teremat, sebegitu kuatkah luka yang dialami Haechan kecil hingga ia memblokir semua ingatan masa kecilnya? Bahkan melupakan wajah Ra Eun Bi yang dulu sudah mengasuhnya seperti anak sendiri?
Apalagi saat Haechan menatapnya bingung, minta penjelasan mengenai siapa dirinya. Ra Eun Bi ingin sekali memeluk erat tubuh pria manis itu dan menghujaninya dengan ciuman di pucuk kepala. Seperti yang dulu ia lakukan untuk menghibur dua anak majikannya. Sampai berbelas tahun menjelang, kejadian yang merenggut semua pelangi yang mewarnai dua bocah imut itu membuatnya bersedih.
Seharusnya Ra Eun bi tetap di Korea, atau mencegah semua sumber masalah itu terjadi. Saat semua masalah itu terjadi, ia harus menemani ibunya yang tengah sakit di desa. Ketika ia kembali, ia harus menemani putra sulung keluarga Jung ke Kanada untuk pengobatan.
Ra Eun Bi tidak tahu menahu soal duduk masalah yang terjadi. Ia kira ia hanya akan menemani Jung Minhyung berlibur ke rumah kakek-neneknya saat tiba-tiba di telepon untuk segera kembali. Andaikata tuan Song, salah satu sopir pribadi keluarga Jung yang ikut serta ke Kanada, tidak menceritakan semuanya, mungkin Ra Eun Bi tidak pernah tahu apa yang terjadi sebelumnya.
'Andai saja waktu dapat diputar. Aku harap aku bisa mencegah peristiwa itu terjadi. Atau setidaknya menemani Haechan di masa sulitnya.' gumamnya pelan.
"Bibi Ra" Ra Eun Bi sungguh tidak tega! Lihat saja kedua mata yang mulai berkaca-kaca itu. Seperti bocah kecil yang akan segera menangis. Agak kontras dengan kepribadian Haechan menurut Mark yang katanya kuat dan berani itu. "Temani aku, ya~"
Berpikir sejenak, Ra Eun bi kemudian menganggukkan kepalanya pelan. Ia pikir ia bisa sedikit membantu pria Seo dihadapannya ini?
Mungkin, Ra Eun Bi bisa membantu Haechan sedikit demi sedikit membuka blokiran ingatan masa kecilnya.
**
"Hyung?"
Kedua mata minimalis Jeno membelak melihat sang kakak yang tiba sepagi ini di rumahnya. Kedua orang tuanya beserta mertua dari sang Kakak sudah kembali ke Seoul sejak malam tadi. Daddynya sempat menghubungi Jeno, meminta sang putra bungsu untuk meninggali rumah tersebut dan menunggu kakaknya datang. Jeno nyaris terjaga sepanjang malam andaikata Jaemin tidak memaksanya untuk tidur. Sedangkan orang yang ia tunggu-tunggu sejak tadi malah baru menampakkan diri pada pagi harinya.
"Hyung dari mana saja? Kenapa baru pulang?"
Mark meringis kecil melihat sang adik yang sepertinya sangat khawatir ini. Mungkin adiknya tidak tahu menahu soal pembicaraan sore kemarin? Jeno sepertinya mengira jika Mark tidak pulang semalaman karena kejadian kemarin siang.
"Dimana Haechan?"
"Kau ini kenapa bertanya seperti itu, sih pada Hyungmu?" Ini Jaemin yang entah sejak kapan sudah berada di belakang Jeno yang berbicara. Pemuda manis itu menyentil pelan kening sang kekasih yang menurutnya melemparkan pertanyaan konyol itu. "Hyung, baru tiba? Kebetulan sekali aku sudah selesai menyiapkan sarapan. Ayo kita sarapan bersama dulu."
![](https://img.wattpad.com/cover/187248490-288-k151968.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Husband
Fanfiction"Mau ditaruh dimana wajahku? Yang benar saja aku harus sudi menikah dengan pria sepertimu!" "Suatu saat kau pasti akan mencintaiku."