двадцать первый

6.7K 848 123
                                    

Selamat membaca ♡♡♡♡

Hingar-bingar bar sepertinya tidak berpengaruh apa-apa untuk pria bertubuh besar tersebut. Setiap hari setelah kejadian dimana Jung yang cacat itu menculik kekasihnya, Yukhei sangat frustasi karena tidak bisa menemukan keberadaan Seo Haechan. 

Jung Jeno dan kekasihnya yang menyebalkan, Na Jaemin, menemuinya beberapa waktu kemudian. Memberi ultimatum pada si pria Wong untuk menjauhi Haechan dan membuang jauh-jauh niatnya untuk merusak rumah tangga keduanya.

  Wong Yukhei sangat menjunjung tinggi kesetiaan. Dia tidak akan pernah mau melakukan hal rendah seperti berselingkuh atau merusak rumah tangga orang. Sangat menyedihkan. Begitu bodoh. Lebih rendah dari sebuah kotoran mungkin. Ia rela saja jika disebut begitu oleh mulut ceriwis Jaemin. Karena faktanya, ia melanggar pantangannya yang satu itu. Ia akan menghalalkan segala cara demi mendapatkan kembali cinta sejatinya yang bermarga Seo tersebut.

Adalah satu saat dimana yukhei akan meratapi nasibnya. Ia selalu membawa kaca kemana-mana. Menatap pantulan bayangannya, tidak ada yang kurang satupun darinya. Ia jauh lebih gagah dari si Jung yang merebut kekasihnya. Jauh lebih tampan. Ia hanya kurang beruntung karena lahir dari keluarga yang tidak seberkuasa keluarga Jung. Itu saja. Alasan yang membuatnya kalah dari Jung Minhyung untuk menjadi suami Seo Haechan. 

"Aku tidak paham dengan jalan pikiran pria itu." Pria dengan mata minimalis itu berkata dengan raut prihatin kepada teman disebelahnya. "Sudah berjalan beberapa bulan dari pernikahan hyungku dan Haechan. Tapi pria itu masih belum bisa melupakan Haechan hyung. Malah berusaha merebutnya."

Temannya yang bertubuh tinggi disebelahnya mengangguk membenarkan. Keduanya sejujurnya tidak tega. Harusnya pria sekelas Wong Yukhei bisa dengan mudah mencari pengganti Haechan. Haechan dan Yukhei bukan kombinasi yang sempurna. Pasti ada orang lain yang jauh lebih pantas bersanding dengan Wong Yukhei ketimbang kakak ipar Jeno. Keduanya berpikiran yang sama. Apa sebegitu besar pengaruh Seo Haechan dalam kehidupan Wong Yukhei sampai hancur begini?

Jeno menghela nafasnya prihatin. Ia memberi isyarat pada sahabatnya untuk undur diri. Ada hal penting yang harus ia urus setelah ini. Jaemin juga akan marah-marah jika tahu Jeno mampir ke bar. 

Pemuda manis yang tadi Jeno temui tersenyum kecil. Ia menganggukkan kepalanya, ia sudah menyanggupi tadi untuk mengawasi pria bertubuh besar yang sudah mabuk disana. Ini Bar milik Jeno, ia tidak mau si Wong yang mabuk itu berbuat onar di Bar miliknya. Bisa habis jika Jaemin atau orang tuanya tau soal bar yang baru ia buka beberapa bulan belakangan. 

"Tidak apa. Aku akan mengawasinya dari sini. Kau bisa pergi sekarang."

**

"Haechannie~" Hiccup! 

Jungwoo menghela nafasnya lelah melihat bagaimana pria Wong disana terus saja meracau. Memanggil-manggil nama seseorang yang sampai saat ini masih berstatus sebagai istri dari sahabatnya. Beberapa pria manis atau wanita cantik dengan pakaian minim sejak tadi berusaha menggodanya. Mengelus si pria Wong, atau sesekali berusaha mencuri sebuah kecupan dari bibir tebal kissable miliknya. Gagal. Karena pria itu akan mendorong kasar siapapun yang berusaha menyentuhnya. 

Percaya tidak jika si Kim ini bilang ia jatuh cinta tepat pada pandangan yang pertama? Katakan saja jika ia bertemu dengan Wong Yukhei dalam suasana yang buruk. Citra buruk harusnya sudah melekat atau mungkin terstempel pada jidat si pria Wong yang dengan terang-terangan menggoda pasangan orang lain. Jungwoo harusnya merasa jijik, bukan?

 Tapi tidak! Ia malah mendapati dirinya terpesona pada segala kharisma yang pria Wong itu miliki. Suaranya yang dalam, tubuhnya yang besar dan tampak gagah. Entah kenapa malah membuatnya buta pada betapa rendahnya Yukhei yang waktu itu dengan terang-terangan menantang Mark demi pria manis lainnya. Sejak saat itu, ia sudah bertekad untuk membawa Yukhei pada pelukannya.

HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang