пятнадцатый

8.3K 1.1K 246
                                    

Uwu otw sayyyy....

"Yukhei-ge bagaimana bisa sampai disini?" Haechan masih tidak bisa mempercayai apa yang dilihatnya. Kekasih hatinya yang beberapa bulan ini sangat ia rindukan ada di hadapannya. Ini Wong Yukhei yang asli. Astaga! Haechan ingin menangis karena bahagia saja rasanya.

Masih tanpa melepas pelukannya, Yukhei mendekatkan wajahnya pada wajah pria manis tersebut. Kedua matanya terpejam. Kedua tangannya menarik secara perlahan pinggang Haechan agar mendekat. Benda kenyal berbentuk hati yang sewarna cherry itu sedari tadi memanggil Yukhei. Memintanya untuk disesap, merasakan manis bibirnya yang sanggup membuat si pria manis melambung hingga ke langit ke tujuh.
Cup! Satu lumatan tidak akan pernah cukup untuk keduanya. Yukhei menahan belakang kepala Haechan untuk memperdalam ciumannya. Kecupan itu tidak akan pernah lepas, andaikata pria manis itu tidak menepuk pelan dada Yukhei untuk melepasnya.

Bagaimanapun, mereka harus bermain aman. Tidak di sekitar rumah ini. Keadaan sekelilingnya mungkin sepi, tapi ada banyak mata yang mungkin saja berkeliaran di sekitarnya.

"Ayo pergi. Ikut denganku. Kita lanjutkan diluar." Dan dengan sepeda butut itu, Haechan mengalungkan erat tangannya pada pinggul Lucas. Membiarkan Lucas membawanya pergi entah kemana.

**

Pria tinggi itu menghela nafasnya lelah. Kantung hitam pada matanya sudah memberi jawaban, bagaimana lelahnya beban hidup yang ia tanggung.

Ia sudah tahu sejak awal. Meskipun bukan karena hutang-hutangnya, atau bantuan yang diberikan oleh teman lamanya itu, ia akan tetap memaksa sang putra tunggal untuk menikahi pria muda Jung tersebut.

Hutang harta dapat dibayar dengan mudah, tapi tidak untuk hutang budi. Seo Young Ho sudah terlalu banyak berhutang budi pada pria Jung yang terpaksa menghabiskan sisa waktunya di kursi roda karena satu kecelakaan yang menimpanya di masa kecil. Ia sudah tidak punya wajah lagi. Begitu malu pada satu keluarga Jung karena terus saja merepotkan mereka.

Melihat pemandangan yang membuat Jung Jaehyun menggeram marah tadi membuat hatinya diliputi rasa bersalah. Ia telah gagal. Istrinya telah gagal. Mereka berdua telah gagal untuk mendidik putra manisnya. Mereka gagal menanamkan nilai-nilai luhur untuk sang putra manis mereka.  

Orang tua mana yang tidak kecewa saat melihat secara live menantu mereka berperang lidah dengan orang lain yang bukan anaknya? Seo Haechan dan Jung Minhyung itu masih berstatus suami-istri. Tidak sepatutnya Haechan membiarkan Wong Yukhei menciumnya.

Ia menghela nafasnya lelah. Putranya tadi dengan sukarela dikecup bibirnya oleh pria bertubuh besar asal China yang merupakan kekasihnya. Dan suami sahnya, Jung Minhyung, dengan wajah terkejut yang memucat tidak bisa melakukan apa-apa selain menunduk dalam. Johnny tau, bagaimana terlukanya hati pria pucat itu. Ia mendapati perselingkuhan itu secara live! Menantunya itu begitu mencintai putranya. Dan Seo Haechan begitu tega menggoreskan banyak luka pada hati pria yang mencintainya.

"Apa kau tidak bisa mengingatnya, Chan?" katanya pelan. "Kau dulu menangisinya saat ia pergi. Bercerita pada eommamu kalau kau merindukannya." Bahkan Johnny yang pantang menangis sampai menitikkan setitik air mata begitu sekelebat bayangan masa lalu menghantuinya kembali. "Nak, kau yang membuatnya jadi seperti ini."

**

Pemuda manis bermarga Na itu mengerenyitkan dahinya tidak percaya. Ia sedang mampir ke salah satu restoran di dekat kediaman calon kakak iparnya. Rencananya, ia akan mampir kesana setelah ini karena kekasihnya yang mengundang. Ada dua calon mertuanya; daddy Jae dan Mommy Tae di rumah Mark. Jaemin berniat mampir untuk mengucapkan salam. Tapi, apa yang ia lihat cukup mengejutkannya.

HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang