первый

24.5K 2K 251
                                    

Haechan POV

Terserah! Aku tidak peduli bagaimana appa dan eomma akan menjelaskannya setelah ini. Aku tidak peduli. Aku tidak mau hidupku terlalu diatur-atur seperti itu oleh mereka.

Baiklah-baiklah, aku mungkin terdengar sangat rude disini. Tapi, yang benar saja???!! Tidak bisakah aku sekali saja memilih jalan hidupku sendiri? Maksudku, oh ya tuhan! Aku ingin menangis saja rasanya.

Aku tidak masalah dengan bagaimana appa selalu menuntutku menjadi seseorang yang cemerlang di kelas. Aku tidak masalah saat eomma dalam satu waktu yang sama menuntutku untuk untuk menjadi anak manis yang mereka idamkan. Tapi, satu hal saja! Setidaknya, biarkan aku memilih calon pendamping hidupku sendiri.

Ya tuhaan~ apa aku belum tampak benar-benar berbakti pada mereka? Bagaimana bisa appa dengan mudahnya menjualku pada--entahlah pria hidung belang disana. Bagaimana bisa appa dan eomma begitu tega memaksaku untuk menikah dengan orang yang bahkan tidak ku kenal sama sekali?!

Bahkan mendengar namanya tidak pernah sekalipun.

Untuk membantu keluarga katanya? Membalas budi? Oh, ayolah! Apa aku yang merengek-rengek disana untuk disekolahkan di sekolah paling elit di kota ini?

Kalian boleh mengatakan bagaimana tidak berterima kasihnya diriku pada tuan Jung disana yang sudah mau berbaik hati menolong keluargaku. Tapi itu bukan artinya dia berhak untuk merebut kebebasanku.

Bukan aku yang meminta untuk disekolahkan. Appa dan Eomma juga tidak memaksa mereka untuk mengurusku. Itu kemauan mereka sendiri yang ingin menyekolahkanku di sekolah elit dan memfasilitasiku dengan segala kemewahan yang mereka berikan.

Menikah dengan Jung itu alih-alih membayar lunas hutang keluargaku bukanlah pembenaran yang tepat. Demi tuhan! Ini sudah bukan lagi zaman orang tua yang menjodohkan anaknya demi membayar hutang!! Masih ada banyak cara lain yang dapat dijadikan solusi, selain memaksaku menikah dengan si Jung sialan itu.

"Sayang, eomma mohon. Dengarkan dulu penjelasan kami."

Maafkan aku, eomma. Meskipun eomma menangis darah di hadapanku, atau appa yang menyeretku keluar dari kamar untuk menuruti keinginan kalian, aku tidak akan beranjak dari kamarku. Hatiku sudah terlalu perih menyadari fakta jika aku hanyalah sebuah barang yang bisa seenaknya kalian gunakan untuk membayar lunas kesalahan kalian.

"Haechannie, appa mohon. Tolong dengarkan penjelasan kami dulu." itu appa yang berbicara. Aku tidak kuasa menagan kesal sekaligus kecewa dalam hati. Aku harus mendengarkan penjelasan apa lagi? Bukankah semuanya sudah jelas? Appa dan eomma memang tidak menyayangiku. Kalau mereka benar menyayangiku, tidak mungkin mereka memaksaku untuk menikahi si Jung itu.

Mataku terantuk pada sebuah pigura foto yang berada di atas nakas. Jantungku menjerit seketika. Batinku meronta-ronta, bagaimana mungkin aku tega mengkhianati seseorang yang sudah lama mendekam dalam sudut hatiku paling dalam?

Dia seniorku di fakultas. Seorang pria tampan bertubuh tinggi yang berasal dari China. Namanya Wong Yukhei, pacarku sejak 2 tahun terakhir ini.

Huuuffttt... Kenapa rasanya begitu rumit? Appa jelas-jelas menolak Yukhei saat ia pertama kali bertandang ke rumah kami. Ia memang belum tahu hubungan kami. Tapi, rencananya Yukhei-ge berencana untuk melamarku dalam waktu dekat.

Lalu, jika aku menikahi si Jung itu, apa kabar pernikahan impianku dengan Yukhei-ge? Ugh! Aku menyesali sikap appa dan eomma yang tega membunuh mimpi indahku demi kepentingan mereka.

HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang