тринадцать пятый (END)

13.3K 913 163
                                    

Jadi, mau bagaimana lagi Mark menghukumku karena kebodohanku waktu itu? Aku pikir sudah cukup sangat cukup pemberitahuan tentang pernikahannya dengan gadis pilihannya. Berita itu saja sudah sanggup membuat hatiku perih setiap saat.

Aku menahan nafas saat perlahan menyobek amplop yang sedari tadi kutimang-timang. Mungkin setelah ini bibirku akan mengeluarkan cairan merah pekat karena aku menggigitnya kuat. Kalian tahu? Aku gugup setengah mati saat menarik keluar beberapa lembar kertas warna-warni dari dalam amplop tebal tersebut.

'buat minhyung

Minhyung, echan suka sekali bunga mataharinya. Appa bilang, appa mau membantu echan merawat bunga matahari dari minhyung. Makasi minhyung!

Echan sayang minhyung!'

'buat minhyung...

Minhyung suka tidak hadiah dari echan? Echan menabung uang dari eomma loh untuk beli kado buat minhyung! Sekarang echan sudah tidak boros lagi minhyung. Hehe. Selamat ulang tahun minhyung

Echan sayang minhyung🖤'

'buat minhyung

Minhyung marah ya pada Echan? Minhyung tidak suka ya kado dari echan? Echan minta maaf.

Minhyung, cepat kembali sekolah yaaa... Echan kangen Minhyung'

Air mataku tanpa dikomando mengalir saat manik mataku bergulir membaca barisan kalimat yang tertulis di kertas-kertas tersebut. Bagaimana bisa aku melupakan semua ini?

**

'hai, Haechan! Bagaimana kabarmu? Kuharap kau baik-baik saja dan bahagia saat ini'

Tidak. Aku menggigit bibir bawahku pelan saat video itu dimulai. Aku tidak baik-baik saja saat menonton video ini. Di layar ada pria yang selama ini ku rindukan. Malaikat pelindungku yang sudah tumbuh menjadi pria dewasa yang teguh memegang janjinya untuk melindungi sahabatnya yang merepotkan; aku. Jung Minhyung tengah duduk membelakangi kebun bunga mataharinya. Pria itu memeluk Leo, plushie singa miliknya yang serupa dengan plushie singa milikku.

Pria itu menggaruk rambutnya canggung. Aku bisa mendengar suara seseorang yang terdengar samar-samar dari luar kamar. Mungkin Jeno? Karena jika aku tidak salah menebak, maka Mark merekam semuanya di rumah kami di Paju dulu.

'ini... terasa aneh mengatakan padamu dalam keadaan begini.' katanya. 'kau tau? Aku berterimakasih karena kau sudi menjadi istriku untuk beberapa waktu ini.'

'aku minta maaf karena memaksa Daddy dan appa untuk menikahimu sesegera mungkin tanpa menjelaskan semuanya padamu. Aku minta maaf karena membuatmu tersiksa selama masa pernikahan kita.' sambung Minhyung lagi dengan wajah penuh penyesalan. 'ah, aku salah! Aku bahkan sudah membuatmu tersiksa sejak kita masih kecil. Aku minta maaf, Haechannie.'

"Kenapa minta maaf? Kau tidak perlu minta maaf padaku, Minhyung. Aku yang salah." Sahutku. Tanpa dikomando, air mataku kembali keluar. Hatiku perih, melihat sosok yang tampak rapuh dan hancur itu disana. Berpura-pura semuanya baik-baik saja dengan senyumannya. Aku tahu bagaimana hancurnya perasaan Minhyung. Bagaimanapun, aku yang bodoh dan tidak tahu diri ini adalah satu-satunya orang yang menghancurkan hati orang sebaik dan sesabar Jung Minhyung.

'aku tidak akan memaksamu untuk percaya, Haechannie. Aku sungguh-sungguh saat mengatakan jika aku adalah sahabat kecilmu itu. Aku memberimu beberapa lembar surat yang dulu pernah kau berikan padaku saat kita masih kecil. Aku harap kau mau membuka surat-surat itu dan membacanya'

"Aku percaya, Minhyung. Aku percaya. Aku minta maaf karena mengataimu pembohong waktu itu. Aku minta maaf." Astaga! Aku benar-benar merasa bersalah saat Pria di layar laptop itu mulai menangis. Aku ingin berlari kearahnya. Mengusap air mata yang jatuh dari kedua pelupuk mata Minhyung dan memeluknya. Berbisik di telinga Minhyung bahwa aku percaya padanya. "Jangan menangis, sayang. Aku mohon."

HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang