"Bisa sopan sedikit nggak kalau ngomong sama pacar gue?"
Pertanyaan sinis yang keluar dari bibir Rocky mampu menghentikan gerakan Sanha yang sedang menggendong tasnya. Dengan tatapan tajam Sanha melirik dari ekor matanya tanpa berkata apa-apa.
"Aku pulang dulu," pamit Sanha pada Myunghee masih dengan nada dingin.
"Oh ... iya, hati-hati," jawab Myunghee gelagapan.
Sanha pun berjalan menuju parkiran meninggalkan mereka. Namun, saat posisinya sejajar dengan Rocky, ia menghentikan langkahnya. Sedikit berbisik, tapi masih dengan nada kebencian, Sanha berkata, "Apapun akan gue lakukan untuk ngerebut Myunghee dari lo."
Sanha langsung melangkahkan kakinya lagi dengan pandangan lurus tanpa menatap ke arah lain sebelum Rocky sempat mengatakan sesuatu. Tangan Rocky mengepal dan dagunya mengeras. Entah kenapa emosinya langsung tersulut mendengar pernyataan, tidak, lebih tepatnya seperti peringatan dari Sanha. Padahal gadis itu bukanlah pacarnya sungguhan. Ia hanya ingin sedikit bermain dengan gadis itu karena ia seperti menemukan permainan baru yang mengasyikkan. Tapi nyatanya emosinya mudah sekali terpancing hanya dengan peringatan kecil seperti itu.
"Aku pulang dulu," ucap Myunghee membuyarkan emosi Rocky. Lelaki itu menoleh dan betapa terkejutnya ia ketika Myunghee sudah berjalan menjauh menuju gerbang sekolah.
Dikejarnya gadis itu dan langsung meraih tangannya, membalikkan gadis itu untuk bisa berhadapan dengannya. "Mau ke mana lo?" tanya Rocky sedikit membentak.
Dengan malas Myunghee menjawab, "Pulang."
"Naik apa?"
"Apa aja yang bisa bawa aku sampai rumah," jawab Myunghee lagi dengan nada bicara yang sama.
"Oppa lo yang nyuruh gue buat pulang bareng sama loe," ujar Rocky dan sontak membuat Myunghee sedikit terperanjat.
"Oppaku? Dia nyuruh kamu?"
"Lo pikir buat apa gue tiba-tiba dateng ke kelas lo dan ngajak pulang bareng? Bahkan gue aja nggak tau di mana kelas lo kalau bukan oppa lo yang mohon-mohon," jawab Rocky panjang lebar.
Myunghee menghela napas pasrah. Kalau memang oppanya yang menyuruh, apapun yang terjadi ia harus menurutinya saja. Myunghee pun mengangguk dan mereka langsung menuju parkiran.
***
Di parkiran sekolah, Eunwoo dan juga Moonbin masih bertengger di atas Ninja mereka, seakan enggan meninggalkan tempat terlaknat ini—sekolah. Sesekali tertawa saat mereka berhasil menggoda siswa perempuan yang kebetulan lewat di depan mereka hendak mengeluarkan motor. Perlu kalian garis bawahi, dua pemuda ini memang sedikit nakal, dalam artian sering merayu perempuan bahkan kerap kali menjadikan salah satu perempuan sebagai bahan taruhan. Ingat! Hanya dua pemuda ini. Sedangkan satu pemuda lagi dari geng mereka—Rocky—tidak suka melakukan hal itu. Itulah yang menyebabkan Moonbin menjulukinya "fobia perempuan". Tidak pernah sekalipun ia menunjukkan tanda-tanda menyukai lawan jenis, dan sepanjang sejarah ia hidup belum pernah sekali pun pemuda yang bernama lengkap Park Minhyuk ini menjalin kasih dengan seorang perempuan.
"Lama banget, sih, lo, Ky?" tanya Moonbin ketika Rocky sampai di parkiran.
"Sorry, tadi ada gangguan sedikit," jawab Rocky malas. Ia melanjutkan, "Mana?"
Moonbin langsung menyerahkan helm berwarna putih yang sedari tadi ada di pangkuannya.
"Thanks, ya! Besok gue balikin," ujar Rocky lalu menyerahkan helm itu pada Myunghee yang sedang tertunduk sambil menggesek-gesekkan ujung sepatunya di tanah. Dengan ragu dan malu Myunghee menerima helm itu. Masih dengan kepala yang tertunduk, tak sedikit pun melirik ke arah tiga pemuda yang ada di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUN || ROCKY ✔
Fanfiction** "Eh, ini aku dulu yang lihat." "Tapi gue dulu yang ambil." "Tapi aku yang buka kulkasnya." "Kalau gitu makasih." ** "Kenalin. Dia pacar gue. Namanya ..." Pemuda itu menjeda kalimatnya dan memandang mata Myunghee cukup lama. Lalu pandangannya turu...