Baru saja Myunghee meninggalkannya sendiri di gudang. Dan sekarang, hanya kursi dan meja reyot yang menemaninya. Juga suara jangkrik dan suara dahan pohon di luar gudang yang tertiup angin yang menyaingi suara helaan napasnya.
Sengaja ia tak langsung keluar setelah gadis itu. Memberikan sedikit jeda agar gadis itu tak tertekan karena sikap dan perlakuannya yang cukup agresif beberapa saat yang lalu. Ia sangat tahu, gadis itu bukan ingin menghindarinya atas kehendaknya sendiri. Mungkin ada seseorang yang berusaha membuat gadis itu untuk menjauhinya. Dan mungkin ... Oppanya sendirilah orangnya.
Rocky melirik arloji di tangan kirinya. Sebentar lagi waktu istirahat akan berakhir. Buru-buru ia melangkahkan kaki keluar dari gudang dan menuju kelasnya.
Bel masuk berbunyi tepat saat ia sudah berada di ambang pintu. Kelasnya memang terbiasa ramai seperti sekarang ini. Bahkan dua sahabatnya itu tak terkecuali. Hanya berbekal botol plastik air mineral yang airnya tersisa seperempat itu pun bisa dijadikan media bermain. Apalagi kalau bukan permainan "siapa yang bisa membuat botol berdiri setelah dilambungkan". Usia mereka berapa, sih?
Rocky melangkah mendekat, duduk di kursinya, dan langsung membenamkan wajahnya di lipatan tangan yang ia buat di meja. Lalu kembali teringat kejadian tadi dan refleks tertawa sendiri di dalam lipatan tangannya. Kalau diingat-ingat, akting gadis itu saat marah sangat lucu. Mana ada, orang marah dan berteriak tapi tidak memandang lawannya? Dengan bibir dan mata yang bergetar pula. Dia marah atau takut, sih, sebenarnya?
"Hahahaha ...."
"Eing? Kenapa nih orang?" Moonbin yang akan melambungkan botol sempat terhenti dan justru kebingungan mendengar Rocky tertawa sendiri. Eunwoo mengedikkan bahu, tanda tak tahu.
Rocky mengangkat wajahnya, menyangga dagunya dengan sebelah tangan. Lalu berusaha menahan senyum dan kembali terdengar suara tawa. Rocky berusaha keras untuk tidak terlalu menunjukkan tawa dan ekspresinya, tapi itu malah membuatnya jadi makin menonjol.
Di mata Eunwoo dan Moonbin, Rocky sedang kesurupan—mungkin.
"Bahagia banget kayaknya," celetuk Eunwoo dan sukses membuat Rocky tersadar. Rocky berdeham.
"Nggak ah. Biasa aja," jawab Rocky datar. Namun, bibirnya kembali bergetar, hidungnya pun kembang-kempis seperti sedang menahan tawa.
"Dipikirnya kita buta kali, Bin," ujar Eunwoo sinis. Moonbin tak mau ambil pusing dan kembali melambungkan botolnya, melanjutkan permainan yang sempat terhenti.
"Eh, kayaknya gurunya bakal telat masuk, deh. Gue ke toilet dulu." Eunwoo langsung berdiri dan berlari menuju toilet, tanpa menunggu jawaban dari sahabatnya itu.
"Ky!" panggil Moonbin. Rocky menoleh dan berdeham. "Secantik itu, ya, Myunghee di mata lo?"
Rocky mengernyit. "Kenapa tiba-tiba lo tanya gitu?"
Moonbin melongokkan kepalanya ke pintu, memastikan sesuatu. "Eunwoo cuma tahu kalau lo nggak pernah tertarik sama cewek mana pun. Tapi gue tahu, kalau sebelumnya lo pernah suka sama cewek."
KAMU SEDANG MEMBACA
RUN || ROCKY ✔
Fanfiction** "Eh, ini aku dulu yang lihat." "Tapi gue dulu yang ambil." "Tapi aku yang buka kulkasnya." "Kalau gitu makasih." ** "Kenalin. Dia pacar gue. Namanya ..." Pemuda itu menjeda kalimatnya dan memandang mata Myunghee cukup lama. Lalu pandangannya turu...