Seteguk lagi ia paksakan cairan berwarna kuning pucat dari botol plastik kecil itu ke dalam mulutnya. Walau perutnya seakan memberontak agar tak diisi lebih banyak cairan lagi, tapi Myungjun tak peduli. Yang ia inginkan hanyalah melepas rasa kesal dan bebannya sepanjang hari ini dengan mabuk. Namun, ia masih harus menjaga adiknya dan juga menyelesaikan tugas akhirnya yang sudah sangat mendekati deadline, membuat Myungjun mau tak mau mengganti minuman beralkohol dengan susu rasa pisang ini. Haha, lucu. Mungkin hanya dirinya yang memilih mabuk dengan jenis minuman menyehatkan ini. Terlebih minum sendirian di dalam minimarket, tempat yang biasa digunakan orang-orang untuk menikmati semangkuk ramyun. Terlihat sangat mengenaskan, bukan?
Myungjun melirik arlojinya dan ini sudah sangat malam. Sudah berapa jam tepatnya ia duduk sendirian di sini? Pantatnya terasa kebas sekarang. Ia harus pulang ke rumah dulu untuk mandi dan mengambil laptopnya untuk mengerjakan tugasnya, baru ia akan ke rumah sakit lagi. Sengaja malam-malam sekali ia baru muncul lagi, karena jujur ia malu. Kenapa juga ia harus kelepasan mengatakan hal itu?
"Jihyang ... Apa aku hanya sebatas oppa di matamu?"
Haha ... menggelikan.
Mengenai Jihyang ... itu adalah nama asli Myunghee. Seo Jihyang lengkapnya. Gadis kecil yang sangat memprihatinkan, yang selalu bermain pasir di taman bermain ketika tak ada anak-anak yang bermain.
Mari kembali ke masa itu. Gyeonggi-do, musim semi sepuluh tahun lalu.
*
Hari itu hujan lebat, sore hari yang biasanya matahari menyinari bumi itu kini menghilang bersembunyi entah ke mana. Yang ada hanya kumpulan awan kumulus yang sangat gelap menjatuhkan pasukan air hujan sangat deras tanpa ampun. Myungjun baru saja selesai les Bahasa Inggris dan dijemput Eomma dengan mobil. Saat melewati taman bermain yang letaknya tak jauh dari tempat les, Myungjun melihat seorang gadis kecil yang biasa bermain pasir sendiri itu tengah meringkuk ketakutan di bawah guyuran hujan. Myungjun pun meminta Eomma agar mendekatinya.
Berbekal payung kecil dengan gambar Iron Man, karakter super hero favoritnya, Myungjun turun dan menghampiri gadis kecil itu. Gadis kecil yang malang itu terus memanggil "Ibu ... Oppa ..." secara bergantian terus-menerus di tengah isak tangisnya. Kelihatan sekali kalau gadis kecil itu begitu ketakutan. Myungjun berjongkok di depannya, membagi payungnya dengan gadis kecil malang itu.
"Hey! Kenapa kamu menangis?"
Gadis itu mendongak dan tanpa diduga-duga sudah memeluk Myungjun erat dengan tangis yang lebih kencang dari sebelumnya. Membuat Myungjun sedikit limbung, tapi tak sampai terjatuh. Myungjun mencoba melepaskan pelukan gadis kecil itu, tapi pelukannya makin erat. Dari pelukannya yang erat juga bergetar ini, Myungjun rasa kalau gadis kecil ini sangat ketakutan.
"Kenapa menangis?"
"Kenapa oppa baru datang? Aku sudah sangat lama menunggu. Ibu ... ibu memukulku lagi hari ini. Aku takut ... aku takut, Oppa."
Myungjun membeku seketika. Entah perkataannya yang mana yang membuat Myungjun tak mampu merespons apa-apa. Namun, suara klakson mobil akhirnya menyadarkannya. Eomma yang membunyikan klakson. Myungjun langsung melepas paksa pelukan gadis itu dan mengusap pipi gadis itu yang sudah sangat basah.
"Ayo ikut ke rumah. Kamu kebasahan."
"Kamu ... bukan oppa." Jawaban dengan suara khas anak kecil membuat Myungjun mengangguk.
"Iya, aku bukan oppa. Tapi sepertinya kamu kedinginan. Ayo, ke rumahku dulu. Akan kupinjamkan baju hangat untukmu berganti."
Gadis kecil itu tampak ketakutan dan langsung berdiri lagi. Menyebabkan tubuhnya yang sudah basah kembali terguyur hujan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUN || ROCKY ✔
Fanfiction** "Eh, ini aku dulu yang lihat." "Tapi gue dulu yang ambil." "Tapi aku yang buka kulkasnya." "Kalau gitu makasih." ** "Kenalin. Dia pacar gue. Namanya ..." Pemuda itu menjeda kalimatnya dan memandang mata Myunghee cukup lama. Lalu pandangannya turu...