Part 31 ~ Marah Besar

516 70 11
                                    

Myungjun mengeluarkan mobilnya dari carport setelah memastikan Myunghee sampai rumah dengan selamat. Kembali memacu mobilnya membelah jalanan ibukota di jam segini, yang tentunya akan sedikit memakan waktu cukup lama. Jam segini adalah jam pulang kerja yang tentunya akan sedikit macet. Tapi tak apa. Bagi Myungjun, lebih baik harus bolak-balik menjemput adiknya dan menikmati kemacetan setiap harinya, daripada membiarkan adiknya pulang sendiri. Oh, tidak. Tidak akan ia biarkan adiknya itu pulang sendiri. Kalau misal di jalan terjadi apa-apa, bagaimana? Yang pasti tidak akan ia maafkan dirinya sendiri kalau itu sampai terjadi.

Myungjun terpaksa memarkirkan mobilnya di luar kampus karena sepertinya parkiran kampus banyak digunakan. Mengingat hari ini ada seminar yang diselenggarakan oleh beberapa universitas dan kebetulan diadakan di kampusnya.

Myungjun turun dari mobil. Langkahnya terhenti karena seseorang sudah berdiri di depannya.

 Langkahnya terhenti karena seseorang sudah berdiri di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Myungjun Oppa!"

"Suyeon-ah. Apa yang kamu lakukan di sini?"

"Ada apa dengan pertanyaan itu? Juga ekspresi itu. Kenapa terkesan seakan-akan Oppa tidak mengharap kedatanganku?" Suyeon melipat lengannya di dada, memasang wajah sedikit masam. Berpura-pura merajuk.

Myungjun menggaruk tengkuknya sendiri yang sebenarnya tak gatal, canggung. "Bukan begitu. Sedikit kaget saja kamu tiba-tiba datang ke kampusku."

Suyeon menarik bibirnya ke atas, tersenyum simpul. "Apa aku membuat Oppa terkejut?"

"Sedikit." Myungjun terkekeh. Ia kembali bertanya, "Jadi ... ada apa?"

"Melihat Oppa terus bertanya, kurasa memang Oppa sudah lupa."

"Suyeon-ah ... sejak kapan kamu suka hal yang berbelit-belit? Katakan saja ada apa," ujar Myungjun berusaha sabar.

Suyeon menipiskan bibirnya, sedikit meringis. "Hari ini ulang tahunku."

Myungjun mengerjap. Bola matanya bergerak ke kanan, berusaha untuk mengingat. Baru kemudian ia sadar dan teringat. "Aaah ... ya, hari ini ulang tahunmu." Myungjun menggigit bibir bagian dalamnya, lalu berkata, "Oppa lupa jadi nggak nyiapin apa-apa. Maaf."

Suyeon mengerucutkan bibirnya. Myungjun jadi makin tak enak hati. Kedua tangannya ia katupkan di depan wajah, seraya berkata, "Besok deh, besok. Besok Oppa kasih kadonya. Nggak apa-apa', kan?"

"Hmmm ... kurasa besok nggak bisa. Hari ini hari terakhirku di Seoul. Besok aku harus pulang untuk mempersiapkan wisudaku," ujar Suyeon.

"Kapan kamu wisuda?"

"Dua minggu lagi. Oppa pasti datang, 'kan?" tanya Suyeon sedikit ragu. Myungjun langsung mengangguk.

"Iya, Oppa datang," jawab Myungjun dan langsung dibalas senyum lebar oleh Suyeon. "Ah, tapi ... kado ulang tahunmu ...."

"Aku nggak butuh kado. Tapi sebagai gantinya ... Oppa mau jalan-jalan sebentar denganku?"

***

Di sampingnya kini, bukan lagi adik perempuannya yang menemaninya saat menyetir. Melainkan seorang perempuan yang lebih muda satu tahun darinya, yang dulunya pernah ia anggap sebagai adik perempuannya saat masih di kampung halamannya. Alunan lagu-lagu pop masa kini mengisi kekosongan di dalam mobil dan menemani perjalanan mereka. Berbeda dengan Myunghee yang cenderung menyukai lagu-lagu klasik atau bahkan suara penyiar radio sebagai teman perjalanan, Suyeon justru menyukai lagu-lagu dengan irama keras dan tempo yang cepat, yang membuat kita bersemangat untuk ikut bernyanyi dan menari. Berbanding tebalik, tapi sama sekali tak mengganggu Myungjun.

RUN || ROCKY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang