"Kalau kita keberatan gimana?" Pertanyaan sinis itu datang dari bibir Sanha.
Rocky yang semula menatap Myunghee dengan senyum merekahnya, refleks menoleh pada pemuda jangkung yang duduk di seberangnya tak kalah sinis. Sedikit menelengkan kepalanya, menarik sebelah ujung bibirnya, dan menunjukkan smirk smile-nya, lalu berkata, "Maaf, Anda siapa, ya? Saya tidak butuh pendapat Anda."
Moonbin dan Eunwoo yang hanya diam menjadi penonton, refleks langsung tertawa cekikikan. Melihat bagaimana cara sahabatnya itu mematikan rivalnya hanya dengan dua kalimat. Myunghee sedikit membulatkan matanya, merasa terkejut dengan kalimat Rocky. Kemudian berganti menoleh pada sahabatnya itu yang mukanya sudah merah padam. Rahangnya mengeras, juga sumpit berbahan dasar stainless steel itu hampir saja bengkok kalau Myunghee tak buru-buru menyentuh tangannya dan menenangkannya.
"Sanha ...," lirih Myunghee. Tangan Sanha yang semula mengepal kuat perlahan melonggar karena sentuhan dan panggilan itu. Matanya yang semula seperti hampir memancarkan api dari dalamnya berangsur meredup dan berganti menoleh ke Myunghee. Ia tersenyum.
"Myung Myung ...." Rocky mendesiskan namanya. Sontak Myunghee terkejut dan buru-buru menarik tangannya yang masih saja mengusap punggung tangan Sanha.
"Ekhem ...." Myunghee berdeham cukup kuat, berusaha meloloskan benda asing yang tiba-tiba seperti menyekat tenggorokannya.
Myunghee kembali meraih sumpitnya dan menyuapkan nasi ke mulutnya untuk menghindari tatapan Rocky yang tiba-tiba menjadi tajam. Mencoba melanjutkan makannya walau dalam situasi canggung.
Rocky tak bersuara lagi dan kembali menatap makanan yang ada di depannya. Namun, batal karena matanya justru tersesat pada kedua manik tajam rivalnya itu lebih dulu. Sanha menatapnya tajam dengan sorot kebencian dan menantang. Rocky balik menatap Sanha tak kalah tajamnya. Tak ingin kalah pada jerapah albino itu.
Seketika sebuah ide muncul di kepalanya. Tonkatsu miliknya langsung disumpitkan dan ia berikan pada Myunghee. Gadis itu menoleh dengan tatapan heran.
"Makan yang banyak, ya. Biar cepat gemuk. Gue nggak suka pacar gue kurus. Entar orang mikirnya lo nggak bahagia pacaran sama gue," ujar Rocky sok manis dan dengan senyum yang dibuat-buat.
"Uhuk uhuk uhuk ...." Myunghee langsung tersedak mendengarnya.
Moonbin dan Eunwoo sudah tak kuat lagi menyaksikannya. Mereka berdua tertawa terbahak-bahak bahkan sampai beberapa siswa mengalihkan pandangan ke arah mereka. Sedangkan Sanha langsung meletakkan sumpitnya dengan keras dan mukanya yang berubah merah padam tak bisa disembunyikan lagi.
Rocky terus tersenyum dan sesekali memindahkan tonkatsu miliknya ke makanan Myunghee. Myunghee yang mendadak bisu karena sikap aneh Rocky hanya bisa mengerjap.
"Kok nggak dimakan? Kamu mau aku suapin aja?" tanya Rocky sok dramatis. Myunghee makin membulatkan mulutnya, dan tetap membisu. Mendadak aku-kamu pula!
"Eh, Myunghee bisa makan sendiri tanpa lo suapin!" ujar Sanha sinis.
Rocky melirik sinis melalu ekor matanya, tanpa menoleh, lalu berkata, "Maaf, Anda siapa, ya?"
Kalimat itu lagi yang Rocky keluarkan saat ia malas menanggapi hama satu itu. Sanha sedikit menggebrak mejanya dan hampir saja bangkit untuk melakukan suatu hal yang lebih buruk—pikir semua orang.
"Aku bisa makan sendiri." Buru-buru Myunghee menjawab supaya dua pemuda itu tidak melanjutkan pertengkaran mereka.
"Ya udah, kalau gitu, dimakan dong tonkatsunya," balas Rocky seakan pasrah dengan keputusan gadisnya itu. Dan jangan lupakan nada bicaranya yang sok manis ala-ala seorang pangeran yang bicara pada sang putri.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUN || ROCKY ✔
Fanfiction** "Eh, ini aku dulu yang lihat." "Tapi gue dulu yang ambil." "Tapi aku yang buka kulkasnya." "Kalau gitu makasih." ** "Kenalin. Dia pacar gue. Namanya ..." Pemuda itu menjeda kalimatnya dan memandang mata Myunghee cukup lama. Lalu pandangannya turu...