[iv] nightmare side ✓

4.0

"aku pergi dulu!"

"hati-hati!"

felix menatap sendu pemuda itu, sedang terburu berangkat menuju kampus dengan penampilan yang apa adanya.

bukan, bukan penampilan yang membuat felix sedih. melainkan dia yang sedang menonton diri sendiri lah yang membuatnya sedih.

felix sedih melihat dirinya yang lain dan felix sedih mengetahui wujud dirinya yang tak nyata sekarang. bagi mereka yang terlihat, felix hanyalah angin lalu.

apalagi dia sudah mengalami hari ini sebelumnya.

hari yang sekarang jelas jauh sebelum chaewon menghilang dan jauh sebelum dia bersama teman-temannya menginap di sebuah villa.

untuk kesekian kali, felix kembali mengalami lompatan waktu.

"dia sudah pergi?"

felix menoleh pada ibu yang mendadak angkat suara.

"f-felix?" ujar chaewon, gurat ketakutan jelas nampak di sana, "s-sudah."

ibu mempertemukan kedua telapaknya cukup kuat hingga timbul suara tepukan keras, "papa juga udah berangkat jadi bagus dong?"

felix yang berada di antara mereka sekedar menatap keduanya bergantian. tidak mengerti dengan apa yang mereka bicarakan.

"bagus dong chaewon, kamu ngerti maksud saya 'kan?"

"t-tapi ma, aku semalem belum makan juga masaㅡ"

"muntahin sarapan kamu atau tanggung akibatnya?" tegas ibu lantas, "saya gamau ya repot-repot ngurusin anak cewek yang gendut kaya kamu! rugi, saya berasa ngasih makan babi."

felix menganga lebar.

bagian darimana chaewon terlihat gendut? malahan chaewon terlalu kurus di mata felix.

dan babi? apakah ibunya tidak terlalu kelewatan?

"ma, tapiㅡ"

tanpa aba-aba tangan wanita itu menampar keras pipi chaewon, "saya gak sudi ya kamu panggil mama! mama kamu siapa?! saya gamau jadi mama kamu!"

"cepetan, muntahin sarapanmu! lagipula kamu cuma makan dikit makanan sisa kemaren 'kan?!"

pemuda lee hanya mampu mengalihkan pandangan.

merasa tidak mampu untuk mengetahui jika chaewon di belakang papa dan dirinya ternyata diperlakukan seperti ini.

"cepetan! nungguin apa?!"

"ma, tapiㅡ"

"mama lagi?! sudah saya bilang jangan panggil mama!"

chaewon kemudian dipukul berulang kali dengan tongkat kayu.