Kenapa oh kenapa??? Kenapa kalian jadi penasaran ama kisah emaknyee ? 😑😑
Why gengsss?Btw, baca part ini jgn lupa istighfar 😂
Yg minta Paris, ntar malem aku usahakan up yess 😘Okeehh! Cuss lgsg aja.
Happy reading sayang² Mika yang imut nan marmut #ehhh
Vomment cintahh 😘😘😘
●●●
Nafla mengerutkan dahinya saat ia melihat beberapa pasang sepatu laki-laki yang sangat mengkilap di rak sepatu. Bahkan, sandal rumahnya yang biasanya berjejer rapi 3 pasang disana, hilang seketika. Membuat Nafla berpikir, siapa yang datang kerumahnya?
Ia mengucapkan salam setelah menaruh flat shoes yang digunakan ke kampus untuk mengurus persyaratan yudisium. Menggantinya dengan sandal rumahan boneka miliknya lalu masuk untuk melihat siapa tamu yang datang di siang bolong begini.
Tak ada yang menjawab salamnya sehingga Nafla memilih untuk beranjak ke dapur yang terletak beberapa meter dari ruang tamu. Disana, ia melihat sosok pria memunggunginya sedang duduk sambil berbicara serius dengan sang ibu. Merasa penasaran, Nafla mendekat namun tubuhnya terasa kaku saat pria itu menoleh ketika keduanya sadar akan kehadirannya.
Matanya melebar kala melihat bahwa sosok itu nyata di hadapannya. “Pa-pa?” gumamnya tidak percaya.
Rendra melirik Sandra sekilas yang tampak merasa bersalah, sebelum melihat puterinya dan berdiri. Laki-laki itu mendekati Nafla yang masih terpaku di tempatnya. Dan tanpa mengatakan apapun, Rendra memeluk puterinya erat, membuat Nafla sadar dan membalas pelukan sang ayah dengan tanda tanya yang memenuhi kepalanya.
Nafla merasakan ayahnya mengecup kepalanya berulang kali sambil bergumam maaf dengan suara parau. Melepaskan pelukan itu, Nafla menengadah dengan mata nanar. “Papa?”
“Iya, Nak, ini Papa,” gumam Rendra haru karena pada akhirnya ia bisa menemui puteri cantiknya. “Kamu apa kabar, hm?”
Nafla mengangguk kaku, “Baik, Pa.” Matanya langsung melirik sang ibu yang menatap mereka dengan air mata yang membasahi kedua pipinya. “Ma,” gumamnya seakan minta penjelasan dari sang ibu.
“Mas,” Sandra memberi kode agar laki-laki itu yang menjelaskan karena bagaimanapun Rendra butuh waktu untuk bersama puterinya. “Aku akan bekerja.”
Rendra seketika berbalik, “Aku tidak akan lagi mengizinkanmu bekerja, Sandra.”
“Kamu nggak berhak ngelarang aku!” Dan perdebatan itu kembali di mulai membuat Nafla hanya bisa terdiam di balik punggung lebar ayahnya. “Selama ini, aku juga hidup tanpa uang dari kamu. Aku—”
“Ingat perjanjian, Sandra.”
“Mas Rendra!” tukas Sandra namun masih kalah cepat. Padahal, Sandra sudah mengingatkan untuk tidak membicarakan tentang hubungan mereka di depan Nafla.
“Perjanjian?” tanya Nafla bingung.
Sandra memejamkan matanya erat. Ia melemparkan tatapan kesal pada pria itu sebelum pergi tanpa memberikan penjelasan apapun.
“Nafla, Papa ingin kamu duduk. Kita bicarakan ini pelan-pelan.”
Nafla yang membisu hanya diam dan menurut mendengar perintah tegas ayahnya. Ia duduk tepat di depan sang ayah yang masih terlihat sehat bugar. Bahkan, Nafla sama sekali tidak melihat perut buncit sang ayah yang menandakan seberapa seringnya ayahnya berolahraga dan menjaga pola makannya agar selalu sehat, tidak seperti kebanyakan pria yang seumuran ayahnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why?
General FictionSUDAH TERSEDIA VERSI AUDIOBOOK YA GAESS!! CUSS LANGSUNG KE APP POGO DAN SEARCH, MIKAS4 ;) ** Nafla tidak pernah bermimpi untuk menikah muda, apalagi dengan seorang duda. Bagaimana dia harus menghadapi pria yang usianya empat belas tahun lebih tua? ...