Komen spam nggak kuhitung. Ini aku up krna menghargai yg ngehargai karya aku.
Aku marah? Nggak. Tenang ajaa, aku nggak bisa marah 😂
Kita punya HAM kan ya, ngapain marah wkwk
Kedepannya aku nggak target lagi. Up klo misal kelar aku tulis ❤Udah, lgsg aja. Happy reading 😘
●●●
Nafla melihat jelas wajah kaget sang kakak saat melihatnya untuk pertama kali. Keduanya berpisah saat Nafla masih sangat kecil sehingga dia tidak mengingat rupa sang adik. Namun, Nafla justru menatap benci sosok kakaknya walau tahu disaat yang bersamaan ia juga merindukan Rena.
Nafla juga melihat bagaimana sang ayah yang marah besar pada puteri sulungnya itu dan juga kepada pamannya Ari yang sudah menjadi wali pernikahan Rena.
“Aku gini karena aku anak Papa. Bukankah Papa sendiri juga menyelingkuhi Mama, hah?” tanyanya menantang membuat Rendra naik pitam sebelum melayangkan tangannya.
Sandra memekik keras lalu mendekati Rena dengan wajah memerah.
“Mas Rendra!” tegur Sandra sambil menatap tajam. “Apa kamu gila memukul anakmu sendiri?”
“Apa kamu nggak lihat kelakuannya? Anak seperti dia memang harus diberi pelajaran, Sandra! Dia sudah mempermalukan keluarga kita, membuat kekacauan dimana pun dia berada!”
Nafla mendengar perdebatan itu segera berlari ke dalam kamar. Ia tidak akan sanggup mendengar apapun disaat hatinya sendiri sedang kacau. Lama Nafla termenung di dalam kamarnya sampai seseorang mengetuk pintu. Laki-laki yang usianya 20-an masuk dan menatap Kakak sepupunya yang terbaring lesu di atas kasur.
“Om Rendra ngajak kita semua ke rumah calon suamimu, Mbak.”
“Aku nggak ikut,” gumam Nafla. “Aku butuh istirahat, Dimas.”
Dimas mengangguk lalu mendekat, menaikkan selimut sang kakak sebelum bergumam. “Mbak, kalau dia memang jodoh Mbak, dia pasti kembali dan mempertahankan pernikahan ini. Nggak peduli kalau Mbak Rena itu adalah Kakak kandungnya Mbak.”
Dan yang mampu Nafla ucapkan hanya terima kasih karena sudah menghiburnya.
●●●
“Kami datang kemari untuk meminta maaf dan menjelaskan semuanya,” gumam Rendra yang mendapat tatapan berbeda dari masing-masing mata.
Lalu, tiba-tiba saja adik kandung Viona menyela cepat. “Dia nggak akan diterima lagi disini. Masih nggak punya muka berani datang kemari setelah menghancurkan keponakan saya?”
“As, berhenti,” tegur Viona sebelum menatap canggung keluarga sahabatnya itu. “Sebaiknya kita bicarakan di dalam saja.”
“Terima kasih, Vi,” gumam Sandra yang mendapat balasan anggukan dari Viona sebelum semuanya duduk pada satu tempat. Bahkan, banyak dari mereka juga memilih berdiri di masing-masing tempat.
Kini para kedua keluarga besar itu sedang duduk dalam satu ruangan, sementara Rena terus menunduk mendapatkan tatapan tajam dari keluarga mantan suaminya.
“S-saya ingin meminta maaf atas kesalahan saya di masa lampau.” Rena menatap gelisah pada setiap mata yang memandangnya. Lalu, matanya menatap nanar satu sosok yang duduk dengan angkuh tak jauh darinya. “Mas, aku minta maaf. Aku menyesal, Mas.”
“Kamu selalu tahu kalau saya nggak akan pernah bisa memaafkan seorang pengkhianat! Dan lagi, saya akan menikah dengan adik kamu jadi saya minta tolong untuk tidak memperkeruh acara kami.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Why?
General FictionSUDAH TERSEDIA VERSI AUDIOBOOK YA GAESS!! CUSS LANGSUNG KE APP POGO DAN SEARCH, MIKAS4 ;) ** Nafla tidak pernah bermimpi untuk menikah muda, apalagi dengan seorang duda. Bagaimana dia harus menghadapi pria yang usianya empat belas tahun lebih tua? ...