EPILOGUE

1K 147 19
                                    

Malam itu semua menanti kabar dari dokter mengenai keadaan Suzy yang sedang diperiksa, cukup lama sekitar satu jam berlalu barulah Yoongi keluar masih dengan menggunakan jas putihnya. Seluruh keluarga langsung mendekat seraya bertanya.

"dokter bagaimana keadaan Suzy?" tanya Sehun.

Semua terdiam menunggu jawaban dari dokter Min terutama Hyunjin, sampai kepala sang dokter menggeleng lemas.

"maaf kami sudah berusaha semaksimal mungkin tapi nona Bae tidak bisa diselamatkan".

Hyunjin menggelengkan kepalanya berulang kali lalu ia langsung berlari masuk kedalam ruang perawatan dengan disusul oleh Sana dan kedua adik Suzy sementara tubuh Sehun seketika langsung melemas, tubuhnya hampir limbung beruntung ia cepat menyanggahnya dengan berpegangan dengan dinding.

Dokter Min Yoongi memilih untuk undur diri meninggalkan Sehun dan Jinyoung didepan lorong.

Suara tangisan yang dihasilkan oleh Hyunjin begitu memilukan didalam ia terus menerus menyuruh Suzy untuk membuka matanya namun tak juga didengar oleh ibunya itu, Sana berusaha untuk menenangkan Hyunjin yang masih belum bisa menerima kepergian ibunya ini.

"ibu buka matamu cepat bu".

Jungkook dan Taehyung ikut menangis tak percaya jika kakaknya akan pergi lebih cepat dari dugaan mereka, keesokan harinya semua kerabat dekat datang ke pemakaman Suzy. Mereka serempak memakai pakaian serba hitam menatap lirih kearah foto yang dikelilingi oleh banyaknya bunga.

Hyunjin dan kedua pamanya berdiri didepan foto milik Suzy menunduk menatap sendu tempat peristirahatan terakhir wanita itu, isak tangis masih menjadi pengiring acara pemakaman pagi ini meski matahari mulai menyoroti tubuh mereka.

"kenapa dia menutupi semua ini pada kita, aku tidak menyangka jika temanku akan pergi begitu cepat" gumam Seulgi.

"jadi karena itu dia menyuruhku untuk berhenti merokok dan memulai hidup sehat" ucap Jaebum yang masih menatap figura berisi foto Suzy yang sedang tersenyum manis.

Beberapa orang memakai payung guna meminimalisir terik matahari seperti yang dilakukan oleh Soojung bersama dengan Hanseol.

"semoga kau tenang disana Suzy" suara Soojung terdengar parau karena sejak semalam iya tidak berhenti menangis membuat Hanseol mengelus bahu ibunya dengan sayang.

Ryujin menatap sedih wajah manis Suzy, ia masih ingat terakhir kali wanita tangguh itu mengiriminya foto Hyunjin secara diam-diam padahal ia sudah berjanji jika setibanya di Seoul nanti mereka akan mengadakan sarapan bersama lagi tapi tak disangka Suzy pulang ke Seoul hanya tinggal nama saja.

"jadi bagaimana apa kau masih ingin menjadi seorang dokter?" tanya Yoongi yang berada disebelahnya.

Ryujin mendongak lalu kembali menatap lurus kedepan.

"menjadi dokter itu juga harus kuat mental, tidak selamanya kau bisa menyelamatkan pasienmu ada kalanya hal ini akan terjadi. Menjadi saksi pertama yang melihat moment memilukan seperti ini dan kau tidak boleh ikut larut didalamnya" jelas Yoongi.

Ryujin mendengarnya dengan sangat baik.

"hmm aku akan menerima resikonya, tapi tujuan utamaku adalah membuat pasienku nanti dapat kembali bersama dengan orang yang dicintainya bagaimanapun caranya aku akan berusaha sebisaku untuk mereka".

Hyunjin masih berdiri disana lalu menaruh setangkai bunga mawar putih berukuran besar, berucap pelan meski bibirnya masih bergetar.

"jangan khawatir bu aku akan hidup sesuai apa yang ibu inginkan".

Jongin beberapa kali melirik kearah Sehun yang terlihat tegar didepan meski begitu ia tahu bahwa keadaan sahabatnya tidaklah baik-baik saja, Sehun itu sangat setia pada Suzy bahkan selama wanita itu pergi ke Jeju dia terus menerus merasa gusar takut jika terjadi sesuatu dan ternyata perasaanya tidaklah salah.

DEAR SON [HHJ & BSZ] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang