42

908 167 28
                                        

Pada akhirnya Suzy menyutujui permintaan Hyunjin mereka membuat berbagai rencana untuk kegiatan mereka berdua mulai dari kegiatan sehari-hari sampai rencana untuk berlibur kembali.

"apa menurutmu ibu harus mengantarmu ke sekolah setiap hari?" tawar Suzy.

"tentu saja! Itukan kewajibanmu" kekeh Hyunjin.

"kalau begitu kau harus menulisnya, ah setiap kau libur kita wajib menonton film bersama bagaimana?".

"itu ide yang bagus, kita bisa menyiapkan popcorn sendiri nanti".

Suzy memperhatikan Hyunjin yang menulis semua yang ia ucapkan.

"karena kau seorang fotografer profesional maka wajib untukmu memotret setiap kegiatan yang kita lakukan ya bu" Hyunjin kembali berujar.

Suzy hanya mengangguk lalu mengelus kepala Hyunjin dengan sayang.

"ah iya ini sebenarnya kegiatan kecil tapi sangat manis, sebelum tidur aku ingin menyikat gigiku bersama dengan ibu. Kita bisa bertukar gaya dalam menyikat dan itu pasti sangat menyenangkan".

"tulis semua yang ingin kau lakukan denganku, aku akan menurutinya" ucap Suzy dengan suara lembut.

Malam harinya Hyunjin izin pada Suzy bahwa dirinya ingin mencari udara segar sebentar dan Suzy memperbolehkan, ia juga perlu waktu sendiri untuk meminum semua obat-obatanya. Rencananya ia akan meminum obatnya setelah selesai mandi tapi tiba-tiba saja dadanya sangat sakit dan nafasnya begitu sesak.

Tubuh Suzy terjatuh karena tidak kuat lagi menahan tubuhnya ia meronta mencoba mengambil obat-obatanya yang tergelatak dan juga oksigen portabelnya, sangat sulit rasanya karena dadanya terlalu sakit bahkan ia belum pernah merasakan sesakit ini sebelumnya.

Batuknya juga tidak mau berhenti sampai darah kembali keluar, ingin meminta tolong dengan mengambil ponsel tapi lagi-lagi hasilnya nihil ingin berbicarapun ia tak mampu.

"Hyu...Hyun...Jin".

Ia terus meluruskan tanganya kedepan seolah-olah ingin mengambil sesuatu dan yang ada dihadapanya sekarang ini adalah figura kecil dimana ia dan Hyunjin terpampang disana, air matanya perlahan-lahan keluar dan berlomba-lomba meluncur dari mata Suzy seiring dengan redupnya pengelihatan akan wajah sang anak yang tersenyum difigura.

Ditaman dengan pemandangan air mancur Hyunjin pilih untuk menenangkan fikirannya sejenak, ia membawa buku catatanya yang ia isi tadi bersama dengan ibunya. Membacanya kembali berbagai rencana yang telah mereka buat.

Wajah gembira yang ia perlihatkan beberapa waktu lalu kini tidak ada hanya wajah datar Hyunjin tunjukan, membayangkan semua rencana yang sudah terususun rapih ini bisa tercapai akan sangat menyenangkan meski ia tahu hanya kemungkinan kecil mereka bisa melakukanya.

"tidak bisakah waktu berhenti sebentar saja? Aku masih ingin bersama dengan ibu" gumamnya sembari menatap langit yang ditaburi ratusan bintang.

Hyunjin menahan air matanya ia menunduk seraya menutup bukunya, sudah waktunya ia kembali ke hotel tidak tenang juga jika ia terlalu lama keluar. Takut jika Suzy mencarinya.

"bu aku pulang" ucapnya.

Hyunjin masuk kedalam kamar hotel namun ia tidak menemukan keberadaan Suzy disana, berjalan semakin dalam namun ada yang aneh karena obat-obatan ibunya berserakan dilantai. Perasaanya semakin tidak enak seraya langkah kakinya semakin mendekat kearah ranjang.

Mata tajam itu membulat sempurna bercampur linangan air mata yang sejak tadi ia tahan, Suzy disana tergeletak tidak berdaya dengan noda darah ditelapak tanganya.

"IBU!".

Ia menepuk-nepuk pipi Suzy agar sang ibu sadar tapi tidak ada gunanya.

"bu bangun bu, ibu! Aku mohon bangun bu" isakan serta pekikan Hyunjin lontarkan agar Suzy dapat mendengar dan membuka matanya tapi usaha Hyunjin sia-sia.

---***---

Ranjang pesakitan didorong secara terburu-buru melewati lorong rumah sakit yang cukup ramai oleh beberapa perawat sedangkan semua keluarga mengikuti disetiap sisi.

"bu kau harus sadar bu".

"bertahanlah noona".

Sana menahan tubuh Hyunjin yang ingin masuk kedalam ruang pemeriksaan, anak itu terus saja menangis. Mereka sepakat untuk membawa Suzy kembali ke Seoul setelah sebelumnya mendapat perawatan terlebih dahulu di Jeju.

Semuanya berkumpul didepan ruang pemeriksaan, harap-harap cemas dengan nasib Suzy didalam, sesekali Sana menggumamkan kalimat penenang untuk Hyunjin yang sejak tadi tak mau berhenti menangis. Ia merangkulnya dengan memberikan usapan lembut pada bahu sampai kelengan keponakanya itu.














TBC~













Sebenernya aku mau up dri hari sabtu kemarin cuman ada beberapa faktor yg bikin mood aku ancur dan aku juga lg mau meditasi buat work aku yg lain

Jangan lupa vote dan komenya ya chinggu

Makasih 😊

DEAR SON [HHJ & BSZ] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang