-ˏˋ selamat membaca ˊˎ-
Mereka bertiga sedang duduk di ruang makan. Di hadapan mereka terdapat pulpen dengan ujungnya yang mengarah ke Ayra.
"Ayraa" Sovi berteriak.
Ayra mengerucutkan bibirnya "Ih kok aku"
"Haha, truth or dare" Valy bertanya.
Ayra terdiam sejenak, ia harus memikirkannya matang-matang "Truth aja deh"
"Ih ga seru" Sovi merebahkan dirinya ke belakang dengan kedua tangan memegang meja sehingga ia tidak akan terjatuh.
"Dare aneh-aneh" Ayra menopang dagunya diatas meja.
"Hahaha, oke aku duluan ya" Valy menjeda.
"Who are you?" Valy menopang dagunya diatas meja sehingga jarak antara Valy dan Ayra begitu dekat sebab mereka duduk berhadapan.
"Gue? Gue Ayra" jawab Ayra.
"Bukan, Siapa kamu sebenarnya?" tanya Valy kembali.
"Aku Ayra, anak yang baik hati, cantik, pintar, tidak sombong, dan rajin menabung" ucap Ayra bangga.
"Ma-
"No more questions miss" tolak Ayra.
Valy hanya menghela nafas kasar "Iya"
"Sekarang aku" Sovi mengangkat tangannya.
"Kamu yang ngelaporin Jasmine kan?" tanya Sovi.
Ayra terdiam, ia tengah berpikir "Yang mana?"
"Berarti ngga satu doang dong?" ucap Sovi.
Ayra terkekeh "Haha, aku laporin apa yang sepantasnya aku laporin"
"Dasar anak osis" ucap Sovi.
Ayra menjulurkan lidahnya "Biarin, itung-itung balas dendam"
"Balas dendam" gumam Valy.
"Udah-udah yuk lanjut" lamunan Valy buyar sebab Ayra kembali memutarkan pulpen yang berada dihadapan mereka, dan Valy target selanjutnya.
"Yeay Valy" ucap mereka kompak.
"Truth or dare?" tanya Sovi.
"Dare" jawab Valy.
"Ini baru seru" ucap Sovi.
"Aku duluan" Ayra mengangkat tangannya seperti Sovi tadi.
"Chat satu cowo, kirimin text i love you" ucap Ayra riang.
Valy mengangguk lantas mengambil ponselnya dan mulai menjalankan dare dari Ayra.
"Done" Valy memperlihatkan layar ponselnya yang berisikan room chat Vino dengannya, ternyata ia mengirimnya ke Vino.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Nerd [ Proses Revisi ]
Teen Fiction[ COMPLETED ] Jangan takut jika aku sudah keluar dari persembunyianku. Tunggu saja, singa masih mengintai targetnya. Sekalinya dia mendapatkan target, dia tidak akan melepaskannya. Takdir memang tidak bisa dilawan. Ingat saja, sekarang aku menjadi...