-ˏˋ selamat membaca ˊˎ-
"Pagi semua!" teriak Sovi guna membangungkan semuanya.
Sovi berada diruang tengah, ia melirik ke arah atas melihat teman-temannya yang kompak keluar dari kamar mereka masing-masing.
"Mandi ya terus sarapan" suruh Sovi, sebagai yang tertua jiwa dewasanya tiba-tiba keluar.
Mereka bertiga yang berada dilantai atas mengangguk kemudian kembali masuk untuk segera mempersiapkan diri.
Sovi? Tentu ia sudah siap dan kini menunggu Valy beserta Ayra untuk segera menyiapkan sarapan mereka.
Setengah jam Sovi menunggu bahkan ia sudah selonjoran di sofa, akhirnya mereka bertiga keluar dari habitat masing-masing.
Valy bergegas mengenakan apron yang berada diatas meja dapur sementara Ayra mengambil persediaan di kulkas.
Becca menuju ke arah Sovi yang sedang mengotak-atik ponselnya.
"Vi" sapa Becca.
"Kenapa?" matanya masih melihat ke arah ponsel.
"Gimana hari pertama gue sekolah ya? Deg-degan" Becca duduk disofa seberang.
"Ya ga gimana-gimana" celetuk Sovi.
"Gue takut" Becca menopang dagunya menggunakan kedua tangan.
"Kenapa takut?" Sovi yang awalnya selonjoran kini mengubah posisinya menjadi duduk.
"Ya takut aja ngga sesuai sama ekspetasi" ucap Becca.
"Jangan takut, percaya diri aja" ujar Sovi.
"Lagian kenapa tiba-tiba takut? Lo kan barbar" lanjutnya.
"Kemarin tiba-tiba takut" Becca menunduk, ia benar-benar merasa ketakutan.
"Becca" panggil Sovi.
Becca melirik ke arah Sovi yang menatapnya, ia menatap sepupunya dengan amat serius.
"Everything will be okay" ujarnya.
Becca mengangguk paham, ia harus menjalaninya walaupun ia takut bahwa realitanya mungkin akan semenyakitkan itu.
"Oy, sarapan udah siap" panggil Valy.
Mereka kompak menoleh lalu kembali menatap satu sama lain.
"Yuk" ajak Sovi.
Sovi beranjak dari duduknya disusul oleh Becca dibelakangnya, mereka menuju ke arah ruang makan.
"Wih sedap ni"
"Selamat makan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Nerd [ Proses Revisi ]
Fiksi Remaja[ COMPLETED ] Jangan takut jika aku sudah keluar dari persembunyianku. Tunggu saja, singa masih mengintai targetnya. Sekalinya dia mendapatkan target, dia tidak akan melepaskannya. Takdir memang tidak bisa dilawan. Ingat saja, sekarang aku menjadi...