9. ALENTARGA '8

48 6 0
                                    

Bahkan hingga detik ini pun aku masih menunggu ketidakpastianmu.

*****

Matahari mulai menampakkan sinarnya di langit. Terlihat seluruh murid SMA Nirwana berlari berhamburan menuju kelas masing masing, sebab bel sekolah telah berbunyi pertanda kelas akan segera dimulai.

Meskipun begitu, Arga tetap berjalan dengan tenang. Arga tahu bahwa dia terlambat. Namun, dia memiliki alasan yang kuat atas keterlambatannya sehingga dia tidak perlu khawatir lagi.

Sesampainya di depan pintu yang bertuliskan XI IPA 4, dia membuka knop pintu tersebut dan tentunya memberikan salam sebagai bentuk sopan santunnya.

"Woi ga, tumben tumbenan lu kesiangan, abis mimpi jorok ya lu makanya keenakan" celoteh ndoweh alias Rifky yang seketika memecahkan suasana hening kelasnya.

"Hahaha, wah parah lu, Ga. Baru kelas 11 aja lu udah mimpi begituan." seru Dimas teman sebangku Arga yang membuat seisi kelas tertawa terbahak bahak.

Arga yang mendengar ledekan teman sekelasnya hanya bergumam dalam hati. Acuh tak memedulikan teman temannya itu.

Sebelum suasana kelas semakin rusuh tiba tiba saja Bu Imronah mengangkat tinggi tinggi penggaris kayu andalannya dan memukulkannya tepat di depan papan tulis.

BRAKK!

Semua terdiam. Hening. Tak ada satupun yang berani berkutik.

"Kalian ini bisa diam nggak? Kalian pikir ini jam pelajaran siapa? Yang bikin rusuh di kelas saya bisa keluar dari sini!" Perintah Bu Imronah dengan tegas yang langsung membuat suasana semakin mencekam.

"Lhoh kenapa? kenapa diam semua yakin nggak ada yang mau keluar dari sini?" tanya Bu Imronah sekali lagi. Semua tetap terdiam. Aura hitam ada dimana mana.

Namun, berubah ketika Bu Imronah menoleh ke arah Arga.

"Anak ganteng, Arga. Kenapa nak kamu bisa terlambat, biasanya kan kamu tidak begini." tanya Bu Imronah super halus diiringi dengan senyum pepsodent miliknya.

Arga tersenyum geli. Selalu seperti ini. Bisa dibilang keuntungan anak pintar sehingga ia diistimewakan.

"Maaf saya terlambat bu. Sebelum masuk kelas, saya menuju ruangan Bu Sulis untuk persiapan Olimpiade Biologi minggu depan." Jawab Arga.

"Oh begitu ya nak, ya sudah sekarang kamu bisa duduk. Semoga sukses ya nak." Seru Bu Imronah tulus dan hanya dibalas anggukan oleh Arga. Arga pun berjalan menuju bangkunya. Tepat disebelah kanan Dimas.

"Yaela bu, pilih kasih banget sih sama muridnya. Coba aja kalau saya yang terlambat, udah pasti dijemur sampe pulang sekolah itu mah." celetuk Ndoweh sembarangan.

Tak mau repot repot berteriak, Bu Imronah hanya menjulurkan tangannya mengarah pintu keluar kelas yang disertai tatapan mematikan. Yang dimaksud pun tersadar tak berani melawan dan hanya menunduk takut.

Arga yang sudah duduk di sebelah Dimas merasakan hawa yang tak enak. Perlahan Dimas duduk merapat di sebelah Arga. Merangkul lengan Arga dengan tatapan menggelikan.

"Jadi gimana, Ga. Semalem enak?" tanya Dimas dengan tatapan genit.

Arga yang merasa jijik melepas lengan Dimas kasar dan menjauhkan kepala Dimas dari sisinya.

"Jauh jauh lo dari gue." ucap Arga datar namun dengan penuh penekanan.

*****

Bel mata pelajaran jam ketiga telah berbunyi.

Waktunya pelajaran penjaskes bagi kelas XI IPA 2. Seluruh penghuni kelas XI IPA 2 segera berhamburan menuju ruang ganti.

ALENTARGA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang