1. PROLOG

240 19 1
                                        

Setiap lakumu akan membuatku terpancing untuk memahami. Kamu serupa tanda tanya yang membuatku berpikir untuk mengerti.

Kamu ku cintai, tetapi hanya dalam sebuah imaji. Imaji yang diciptakan oleh Alenta Dinar Hirmiawan teruntuk laki laki sempurna, Arga Kianu Putra Danieswara.

*****

Hari ini cuacanya begitu panas, membuat Alenta dan teman temannya tidak bersemangat untuk mengikuti pelajaran olahraga. Sehingga ketika bel pergantian jam pelajaran berbunyi seluruh anak kelas XI-2 langsung berhamburan menuju ke kantin tanpa memperdulikan Pak Rahmat yang kesulitan membereskan bola voli yang berserakan kemana mana.

Benar benar murid laknat.

Dengan secepat kilat, Alenta segera memesan minuman segar untuknya dan teman temannya.

Setelah pesanan selesai Alenta pun segera menuju meja yang ditempati teman temannya dan membagikan pesanan tersebut. Namun, tiba tiba ia merasa ada sesosok cowok yang memanggilnya. Suara yang selama ini begitu ia kagumi.

"Hai, Alenta" sapa cowok itu kaku.

"Hai." jawab Alenta tak kalah kakunya.

"Hm ini, kamu masih inget saya? Saya Arga, anak XI-4 yang dulu waktu kelas sepuluh pernah kamu tolongin waktu kaki saya terkilir karna habis main basket? By the way makasih ya waktu itu" ucap Arga gugup dan berusaha mengembalikan ingatan Alenta.

Sebenarnya Alenta tidak akan pernah lupa dengan sesosok laki laki yang bernama Arga. Alenta sudah kenal lama sekali dengan Arga. Tetapi mereka tidak akrab. Bahkan, Alenta sudah menyukai Arga lama sekali.

"Ehm, inget kok. Lo kan sepupunya Alya. Kalo masalah itu nggak perlu dibahas lagi. Gue kan anak PMR jadi itu udah tugas gue." ujar Alenta sambil membetulkan kacamatanya.

"Oke. Ehm, Len. Saya mau ngomong sama kamu."

"Ngomong Apa?"

"Jadi pacar saya mau?"

DEG

Alenta terpaku di tempatnya.

Dia tidak percaya, cowok yang selama ini ia kagumi diam diam itu sekarang menyatakan cinta untuknya.

Alenta pun tersadar bahwa ada kosa kata berbeda yang diucapkan Arga.

"saya-kamu"

Disisi lain terdengar sumpah serapah terkutuk yang diucapkan Dimas yang sudah pasti diperuntukan untuk Arga. Pasalnya Arga tidak mengikuti cara cara jitunya ketika menembak cewek agar terlihat sedikit romantis. Padahal mereka sudah berlatih semalaman hanya untuk menyiapkan hal ini.

"Gimana Len?"

Alenta tersadar dari lamunannya, "Hah? Iya aku mau." jawab Alenta malu malu.

"Oh,oke. Berarti sekarang kita jadian ya? Saya balik dulu kalo gitu." ujar Arga tanpa ekspresi, ciri khasnya seperti biasa.

Setelah itu Arga segera pergi meninggalkan Alenta.

Dimas pun menyusul Arga yang masih bertahan dengan sumpah serapahnya.

Semenjak saat itu hingga 3 minggu kemudian, tidak ada komunikasi yang terjalin diantara mereka berdua.

Sikap Arga pun masih sama.

Dingin.

ALENTARGA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang