2. ALENTARGA '1[REVISI]

187 14 0
                                    

Ibaratnya cinta itu kayak pulpen. Kalo udah terlanjur ditulis nggak bakalan bisa hilang, palingan cuma ditutupin pake Tipe-X.

*****

"Udah gue bilangin, Len. Putusin aja itu si kutu kupret Arga. Cowok menang tampang doang! Tapi hati cuma seupil." omel Tania yang sedari tadi membuat kuping Alenta pengang.

"Iya juga sih, Len. Buat apa lo bertahan. Toh dia sendiri cuek sama lo." tambah Alissa memperumit keadaan.

"Gue kan udah bilang. Gak semudah itu gue ngelepas Arga. Gue sayang banget sama Arga.  Gue udah mertahanin hubungan ini selama 6 bulan. Bayangin deh, gue gitu loh, bisa pacaran sama Arga lho. Kan suatu keajaiban banget." bela Alenta yang sedari tadi disudutkan oleh sahabat sahabatnya.

Tania, Alissa dan Vera pun hanya terdiam. Terkesima dengan kebucinan sahabatnya selama ini.

"Ya udah, sih. Jangan ngomong mulu napa. Makan tuh makanan lo pada. Kantin udah mau sepi gini. Udah mau bel nih atau gue makan deh makanan lu pada, mubazir tau!" ujar Vera yang sedari tadi hanya menikmati siomay nya tanpa memedulikan teman temannya yang sedang menasihati Alenta.

Vera orangnya memang begitu. Kalau sudah berurusan sama yang namanya makanan, ngga ada lagi yang bisa menggantikan posisi makanannya itu. Tapi ya gitu badannya tetep aja kurus. Gue doain kolesterol juga lu.

KRINNGG!!!
.
.

Bel berbunyi.

Alenta dan teman temannya pun hendak pergi ke kelas. Namun, tiba tiba ia terhenti karena ada teriakan yang sedang memanggil namanya.

"Apaan sih Al? Biasa aja kali, ga usah pake teriak teriak. Lu kira gue congek apa?" ujar Alenta sedikit berbisik.

"Iya iya. Sori dori mori, deh. Kalau ngga gitu ntar lo ngga denger, hehe." jawab Alya sambil mengeluarkan cengirannya.

"Ada apa sih emang?" Tanya Alissa.

"Biasa, nih ada titipan." ujar Alya sembari menyodorkan coklat yang mereknya sangat hitz dikalangan anak muda.

"Dari siapa? Dari lo? Nggak mungkin banget." cibir Alenta.

"Dari Arga." jawab Alya.

Kedua mata Alenta terbelalak, ia tersenyum tersipu. Sebenarnya ini bukan pertama kalinya Arga menitipkan sesuatu kepada Alya. Alenta juga tidak tahu mengapa bukan Arga sendiri yang memberikannya langsung kepadanya.

"Ini cuma buat Alenta seorang ya guys, jadi kalian jangan ada yang minta! Awas aja! Nih, Len."ujar Alya mengingatkan.

Alenta terkekeh, "Oke, thanks ya, Al."

"Sama-sama"

Sedari tadi Alissa, Tania, dan Vera hanya bisa cemberut karena tidak diperbolehkan untuk meminta coklat itu. Apalagi sih Vera. Seperti biasa dia bakalan mupeng kalo liat makanan. Apalagi coklat.

"Bodo, Ah. Ntar gue beli sendiri. Udah deh cepetan ke kelas udah bel nih keburu bu Yatmi masuk. Tugas gue belum selesai tau." Timpal Tania dengan wajah sedikit kesal.

"Kalian duluan deh, gue ada urusan. Kita ga sekelas juga. Babay." Kata Alya sambil melambaikan tangannya dan lagi lagi dia mengeluarkan cengiran mautnya.

Oh, tuhan senantiasa berikanlah hambaMu kesehatan. Jangan biarkan hambaMu ini muntaber ketika melihat cengirannya Alya yang begitu dahsyat menjijikkannya.

*****

Seusai bermain basket Arga dan teman temannya menuju ke kelas XI IPA 4. Ketika masuk ke dalam kelas ia melihat Alya sedang berbincang bincang ria bersama teman temannya dan seketika itu juga ia teringat sesuatu.

ALENTARGA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang