21. ALENTARGA '20

37 3 0
                                    

Aku tidak tahu apa yang lebih sakit dari kehilangan. Tapi jika aku boleh egois, saat ini aku ingin mengurungmu untuk diriku saja.

*****

"Cendol dawet"

"Cendol dawet seger"

"Cendol cendol"

"Dawet dawet"

"Cendol cendol"

"Dawet dawet"

"Piro?"

"Limangatusan"

"Terus?"

"Gak pake ketan"

"Ji. Ro. Lu. Pat. Mo. Nem. Pitu"

"Tak gintak gintak"

"Tak gintak gintak"

"Lololololo"

"Yhaaa"

Arga memutar bola matanya malas. Ia tak habis pikir dengan teman temannya ini. Selama ia berjalan mulai dari kelasnya hingga sekarang ia sudah ada di halaman sekolah, teman temannya itu tak henti menyanyikan lagu tersebut.

Tentu saja hal ini membuatnya menjadi pusat perhatian. Arga merasa seperti anak kecil yang habis dikhitan dan diarak ke seluruh kampung.

"Berisik"

Teman temannya itu pun berhenti, mundur satu langkah dari hadapan Arga guna mengantisipasi jika Arga mulai mengamuk. "Mau ngikutin gue sampe ke dalem mobil?" tanya Arga.

"Lhah udah nyampe sini aja ya. Perasaan tadi masih di kelas." ujar Reihan cengo.

"Lha iya ya." ujar Dimas sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Rafa pun menepuk pundak Arga. "Yaudah deh, Ga. Kita cuman bisa nganterin lo sampe sini. Semangat ya, Ga. Lo harus berjuang. Sebisa mungkin lo harus berjuang hingga titik darah penghabisan." ujar Rafa mendramatisir.

Mulai.

"Yoi, Ga. Gue percaya lo pasti bisa ngalahin mereka semua. Lo harus banggain SMA Nirwana kita tercinta. Semangat, Ga! Kita semua ngedukung lo!" ujar Reihan ikut mendramatisir.

"Gue doain lo pulang dengan selamat. Tak kurang satu apapun. Kalo ada apa apa ntar lo calling calling kita aja, Ga. Kita pasti bantu." ucap Dimas berusaha meyakinkan.

Mendengar ucapan Dimas, Arga pun menaikkan sebelas alisnya. "Lo mau bantuin gue ngerjain soalnya?"

Dimas menggelengkan kepalanya, "Kagaklah, yakali. Lo kan tau otak gue otak cumi. Ya, gue bantuin lo nyariin kunci jawaban olimpiadenya lah."

"Wah sabi tuh, Ga. Lu mau?" tawar Reihan.

Arga pun hanya tertawa kecil sambil menggelengkan kepalanya heran.

"Nggak usah pake kunci juga otak Arga udah tokcer." sahut Rafa.

Mereka pun terus memberikan petuah petuah serta jurus jurus jitu kepada Arga, yang nyeleneh tentunya. Sampai akhirnya, Bu Sulis selaku pembimbing olimpiade Arga pun datang.

"Kalian ngapain disini? Nggak masuk ke kelas? Habis ini mau bel." tegur Bu Sulis kepada teman teman Arga.

"Ya kan masih habis ini, belum sekarang." jawab Dimas santai.

"Cepet masuk ke kelas sekarang juga!" perintah Bu Sulis tegas.

"Iya bu iya. Habis ini juga kita masuk. Kita tuh cuman mau nganterin Arga, bu. Kita mau liat pake mata kepala kita sendiri kalo Arga bisa keluar gerbang dengan selamat sentosa." ucap Reihan cengengesan.

ALENTARGA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang