Senyumnya terus saja mengembang diiringi dengan bayang-bayang di otaknya. Kakinya bergoyang-goyang di atas meja, di depannya terdapat secangkir kopi juga satu rodong jelly. Jelly itu hasil mencuri di kamar saudaranya yang tidak berpenghuni.
"Rean? Kamu kenapa Nak?" Tegur Shea saat melintas di sebelah gazebo.
"Ah... Mama ganggu aja, deh!" Omel cowok itu yang kini menurunkan kakinya dari atas meja.
"Mama cuma nanya, kamu kenapa? Bukan mau gangguin kok. Kamu aneh sih, senyum-senyum sendiri."
Rean menggeser duduknya saat sang Mama mengambil tempat duduk di sebelahnya. Haruskah Rean bercerita alasan dari tingkah anehnya barusan. Tapi itu tidak mungkin Rean ceritakan, Rean tidak pernah bercerita mengenai seorang gadis ke Mamanya. Kecuali bercerita tentang anak-anak teman Papanya yang kadang gangguin Re.
"Cerita aja. Mama juga pernah jadi ABG kayak kamu. Siapa tau Mama ngerti." Celetuk Shea saat mengetahui gelagat anaknya yang ragu-ragu.
"Tapi Mama janji sama Re, jangan ngomong ke siapa-siapa?"
Shea mengangguk. "Ayo buruan cerita, mumpung pada nggak di rumah."
"Jadi, Re lagi suka sama cewek Ma. Eh--nggak suka juga deh kayaknya. Re baru ketemu dua hari."
"Jadi kamu senyum-senyum tadi gara-gara ini apa lain?"
"Gara-gara kebayang sarapan bareng sama dia Ma." Rean kembali tersenyum.
Shea memincingkan matanya menatap putra manjanya yang tengah tersenyum. "Kamu semalam nginep dimana sebenarnya? Kenapa tiba-tiba sarapan sama cewek? Kamu nginep di rumah cewek mu itu? Re kamu bohong sama Papa kalau kamu nginep di rumah Axel?"
"Aku nyesel cerita sama Mama. Pada akhirnya timbul fitnah!" Cetus Rean yang berubah tiduran di pangkuan Mamanya.
"Mama khawatir kalau kamu bohong! Bisa-bisa kamu di hukum Papa lagi loh!"
"Nggak akan. Rean emang bener nginep di rumah Axel. Cuman disana ada cewek yang lagi Re maksud. Cewek itu sepupunya Axel, Ma."
"Kamu suka sama sepupu Axel? Siapa?"
"Aku nggak tau suka apa gimana Ma. Tapi Rean pengen bareng dia terus, Ma. Coba aja kalau tadi Rean nggak sekolah, Rean bakal nginep lagi di rumah Axel." Balasnya.
"Kamu masih labil."
Rean mendongak menatap sang Mama, kemudian mengambil duduk tegak di tempatnya. "Mama dulu nikah muda, kan?"
Shea mengerutkan keningnya, "Seperti yang udah di ceritain Papa. Kamu kenapa nanya itu?"
"Rean cuma takut aja kalau Rean juga begitu." Ucap Re, ia memakan satu jelly Dean.
Shea hampir terkejut, ia tidak tau jika anaknya berpikir seperti itu. Tapi apapun bisa terjadi mengingat masa lalunya. Shea tidak akan marah, jika yang dipikirkan anaknya benar terjadi itu merupakan kesalahan dirinya di masa lalu yang bisa berkelanjutan pada keturunannya. Walaupun dalam hati Shea selalu berharap hal itu tidak terjadi pada anak-anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BABE [Beyond The Limit]
Teen Fiction[ALREAN SERRANO] UPDATE SETIAP INGAT! 'Gue lebih suka lingerie daripada melody' "Nggak sembarangan kok. Gue cuman mau ngehemat duit, jadi gue bawain kalian ponakan aja. Byeeeee!!!"