7 • Attempt

1.1K 46 2
                                    

"Woesss, Bro! Lama tak jumpa!"

Rean mengacuhkan ucapan selamat datang yang diberikan teman-temannya. Ia berjalan santai menuju dapur untuk segera membasahi tenggorokan yang kering. Ia berada di rumah lamanya, jadi tidak masalah untuk berlaku sesuka hati.

"Re?"

"Hm."

Raffa melangkah mendekati sosok sahabat terburuknya. Ia menepuk singkat bahu Rean untuk salam pertemuannya. Sudah beberapa hari ini cowok berambut hitam legam itu tidak berkunjung ke basecamp, bahkan kembarannya juga semakin jarang berkunjung.

"Kemana aja?" Tanya Raffa sembari duduk di kursi sebelah meja bar.

"Nyari calon istri. Nape? Kangen ya lo?"

"Hilihhh.... Rean nyari calon istri? Nggak usah di dengerin, bacot doang dia." Timpal cowok tampan yang kini meloncat duduk di atas meja.

"Yang bener aja! Meja gue roboh, lo gue aduin ke Mama!" Amuk Rean pada kelakuan satu sahabatnya yang paling pecicilan.

"Tuh kan!!! Mana ada cewek yang nempel sama anak Mamei beginian!"

Rean menonjok perut Vino sampai menimbulkan rintihan dari korban. Kemudian datang dua cowok yang berteriak dari luar rumah. Dua cowok ganteng itu menyengir lebar-lebar saat mendapati sang pemilik rumah basecamp mereka ada di lokasi juga.

"Ehh... Anaknya Papa Leo kunjung juga." Kai melangkah lebar mendekati para sahabatnya yang sudah berada di dapur.

"Kemana aja Re? Kelas lo ada les private?" Timpal Marvin, satu dari dua cowok yang baru tiba itu.

"Yailahhh!!! Nanya mulu padaan. Gue lagi ngejar satu cewek spesial."

"Wow man, lo---"

"STOP! DONT TANYA-TANYA!" Sambar Rean, karena ia tidak suka banyak berbicara dengan makhluk-makhluk tak kalah kepo dengannya.

"Btw, Dean mana?" Celetuk Marvin.

Rean mengedikan bahunya, lalu melangkah mencuci gelas bekasnya minum. "Mungkin kerumah sahabat karibnya, si Felix itu."

"Gila bener tuh orang. Kalau sama Felix udah kaya Gema dan Bulan aja." Sahut Raffa.

"Mau curhat kayaknya nih anak. Bulan kan gebetannya dia yang selalu di kawal sama abangnya yang namanya Gema Prasadja Putra. Bener nggak Raf?" Kai menaik turunkan alisnya meminta jawaban dari Raffa.

"Bener bagetttt!!!" Seru Raffa. "Lagian tuh, kenapa Abangnya macam drakula?! Bikin gue radang jantung."

"Makannya, jadi cowok yang gentle!" Seru Rean.

"Ehh...ehh...ehh... Kalaupun lo yang ngejar Bulan, gue pastiin lo juga kayak gue Re! Sadis man!!" Geram Raffa menatap tajam Rean yang terkekeh di depan lemari snack milik mereka semua.

"Apa perlu gue coba ya, Raf? Kayaknya dapetin Bulan, ada untungnya. Mana ada cewek yang nolak gue. Secara gue perfect gini!"

"Jangan coba-coba! Gue nggak izinin lo! Jangan jadi saingan gue dong!"

"Si kudanil sok banget! Padahal lampu merah terus dapetnya." Cetus Vino.

"Anjeing lo, No!!"

• • •

Setelah pulang dari basecamp, Rean menuju satu tempat yang menjadi tempat tinggal gadis incarannya. Ia memastikan terlebih dahulu jika mau berkunjung. Karena Rean tidak mau bertemu dengan Axel yang suka menjadi penghalang diantara dirinya dan Mellody.

BABE [Beyond The Limit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang